"Dia jarang ketemu saya di kantor, kalaupun ketemu pasti saya menghindar," jelas Kak Andra waktu itu. "Jangan khawatir, ya? Saya niat ada di sana buat kerja, bukan buat yang lain. Kamu doain saya terus supaya saya selalu dilindungi sama yang di atas, gak terjerumus ke hal-hal yang merugikan diri sendiri."
Aku sempet cerita sama mama dan papa soal teman kantor Kak Andra ini, mama sama papa nenangin ketakutanku. Resiko punya pasangan ganteng kalau kata Papa Suhen. Mereka bilang Kak Andra gak akan kepincut sama yang kaya gitu. Apalagi udah punya suami dan anak.
Sekarang Kak Andra juga lebih terbuka sama aku soal kehidupan kantornya. Waktu itu aku tanya dia marah atau gak pas aku gak sengaja baca chat-nya sama mba-mba itu ... dia jawab enggak. Gak ada yang dia tutupin, jadi dia gak takut.
"Moza mau buat undangannya warna putih campur pink," kataku. Sekarang aku lagi di rumah Kak Andra, main di hari libur. Kak Andra baru sempat ke rumah tadi soalnya kerjaan dia udah agak longgar. Ada Gebi juga, dia lagi kedapatan libur kerja. Lagi masak di dapur buat makan sore.
Aku dijemput Kak Andra dan disuruh main ke sini karena tanaman-tanaman yang di pot udah mulai pada tumbuh lagi. Setiap tanaman berbuah, Kak Andra suruh aku datang ke rumah. Aku sama Gebi suka metikin hasil tanam itu dan dimakan bareng. Sekarang potnya jadi lebih banyak, soalnya Kak Andra beli lagi bibitnya. Dia sama Gebi suka ada kebun mini di rumah mereka. Gebi bilang kalau dia mau masak dan males keluar tinggal metik sayur-sayur yang ditanam di pot aja.
Setelah diskusi sama Kak Andra dan orang tuaku, akhirnya Kak Andra memutuskan untuk menikahi aku saat aku udah mau wisuda. Jadi pas ke acara wisuda gandengnya suami, bukan pacar lagi.
Kak Strau sama Kak Danu juga udah lamaran tiga bulan lalu, dia bilang segera nyusul dan gak masalah kalau aku sama Kak Andra mau duluan.
Aku seneng banget liat Kak Strau bisa bahagia sama laki-laki yang sesuai kriteria dia. Kak Danu pintar, tampan, kaya, dan attitude-nya bagus. Kalau aku bilang ke kakak, Kak Danu itu udah paket lengkap. Cocok sama kakak yang emang seleranya tinggi. Kak Danu juga bisa ngemong Kak Strau karena jarak umur mereka yang beda delapan tahun. Sekarang Kak Strau 24, dan Kak Danu 32.
"Pink?" Kak Andra mengerutkan kening.
"Kak Andra gak suka?"
Dia menggeleng. "Warna lain?"
"Jangan bilang Kak Andra mau pilih warna hitam?" Dia diam, cuma ngeliatin aku doang. Kalau udah begitu, udah pasti jawabannya ya. "Silver gimana, Kak? Kelihatannya mewah tuh kayanya. Atau gold?"
"Saya suka silver."
"Silver pink mau gak?" tawarku sambil menatap memelas ke arah calon suamiku. "Mau yang ada pink-pinknya. Ini kaya gini, Kak."
Aku menunjukkan contoh undangan yang aku cari-cari di internet. Kebetulan banget aku nemu yang sesuai seleraku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mozarella Cheese✔
Teen FictionMozarella Cheese yang ini beda dari Mozarella Cheese yang lain. Mama Irene bilang, Mozarella Cheese ini limited edition, cuma ada satu.