A/n : Dicepetin ya gais, ini gak terlalu gimana2 soalnya. Aduh gimana susah bat ngomongnya😆 Maksud gua gak ada apa2 jadi takut kelean bosen gitchu makanya diskip, gua tulis momen2 yang penting jaaa biar mempersingkat part.
Disambut Moja sama Yun dulu nih.
***
Setelah lomba, semua berjalan kaya biasa. Anak kelas 12 di bulan ini udah sibuk pendalaman materi. Andra dan Strau sama-sama berjuang supaya dapat nilai tinggi di ujian nasional yang tinggal beberapa bulan.
Walau Andra bilang dia doain Strau dan percaya kalau perempuan itu bisa dapat rengking satu ... Andra gak main lepasin kesempatan buat jadi yang pertama gitu aja. Mereka bersaing secara sehat.
Strau udah jarang mau diajak keluar sama Alvin, bahkan mereka beberapa kali berantem karena masalah ini. Alvin sempat menyinggung kalau anak perempuan gak perlu terlalu ambisius sama mimpinya, toh nanti ujungnya mereka akan tetap jadi ibu rumah tangga. Strau gak terima sama pendapat Alvin yang satu itu. Dia sempat marah dan akhirnya Alvin minta maaf karena salah ngomong. Alvin bilang begitu maksudnya biar Strau bisa santai sedikit dan gak terlalu mikirin belajar, belajar dan belajar.
Setelah kejadian itu, Alvin sering ke rumah dan nemenin Kak Strau belajar. Strau sering suruh Alvin belajar bareng, tapi cowok itu males. Dia lebih suka nungguin Strau belajar sambil main game.
Saat beberapa waktu lalu umurnya bertambah satu tahun, Andra langsung buat KTP. Setelah KTP-nya jadi, dia juga buat SIM dan mengurus tabungan baru di bank. Sekarang sisa uangnya udah dia simpan dengan baik. Sementara, kotak cincin itu Andra taruh di lemari pakaiannya lagi.
Meski dia lelah karena jam belajarnya bertambah dan kadang tugas yang menggunung, Andra tetap ngajar anak-anak setiap libur dan respon cepat chat anak-anak yang nanya tugas rumah ke dia. Sekarang Andra gak perlu jauh-jauh ke warnet kalau mau kerjain tugas, dia beli laptop buat ngerjain itu dan buat persiapan ujian. Selain Andra, sekolah Gebi juga mengharuskan memakai laptop sendiri.
Paling kalau memang ada tugas print, Andra pergi ke tukang fotokopi yang buka jasa print juga atau titip ke Moza kalau dia lagi benar-benar sibuk.
Setiap kali Andra kasih uang buat bayar print ke Moza, anak itu selalu nolak. Katanya biarin aja, toh itu print-an punya sendiri. Jadi setiap Andra nitip print di Moza, uangnya Andra masukin ke celengan. Nanti kalau udah banyak Andra beliin sesuatu aja buat dia.
Malam ini, Moza tuh buru-buru mau ke kamar buat ambil cas-an karena dia lagi nyuri-nyuri waktu buat ngetik sambil nonton televisi sama mama dan papanya di ruang keluarga tapi ponselnya mati. Eh pas dia mau buka pintu kamar, langkahnya berhenti. Cewek berambut sebahu ini liat dari celah pintu yang terbuka sedikit kalau Kak Strau sama Kak Alvin lagi ciuman.
Moza buru-buru kabur, balik ke ruang keluarga dan langsung ngedusel di antara Mama Irene dan Papa Suhen. Pas ditanya ada apa, dia cuma geleng-geleng aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mozarella Cheese✔
Ficção AdolescenteMozarella Cheese yang ini beda dari Mozarella Cheese yang lain. Mama Irene bilang, Mozarella Cheese ini limited edition, cuma ada satu.