A/n : Kok kalian pada suudzon sama mimi si:( mentang2 suka bikin konflik ada anu dikit disangkanya mo konflik😆😆😆
Btw gua baru nyadar lagi2 cerita gua ada aja bolongnya huf. Lumayan parah, cuma pada gak sadar awowkowkwowk. Nanti dah gua revisi kalo udah tamat, kelemahan gua emang gak bisa itung waktu dengan tepat dari dulu😂😂😂 Ditambah efek nulis sekali ketik auto publish jadi bikin ketawa sendiri pas baca ulang, kacau emang.
***
"Pokoknya besok dedek gak boleh pecicilan di tempat baru, ya? Terus kalau laper ya makan aja, mama bawa banyak makanan," kata Mama Irene yang malam ini tengah memasukkan beberapa potong pakaian Moza ke dalam koper kecil warna pink gambar hello kitty milik anaknya. Ada dua potong piama panjang gambar tsum-tsum dan keroppi, juga kaos dan celana jeans. "Ini make up mama taro di sleting depan ya, Dek?"
"Iya, Ma," ucap Moza yang memperhatikan Mama Irene beresin barang-barang di kopernya. Walau udah besar, tapi kalau mau ke mana-mana, Mama Irene yang selalu turun tangan buat beresin semuanya ke dalam koper. Jadi Moza tinggal cusss aja.
"Ini ada tolak angin, antimo, kayu putih, kalo dedek mual jangan lupa itu minum aja," kata mama yang masih mengoceh sambil merapikan barang-barang. "Mama bawa satu pak kantong plastik kecil juga, takut dedek muntah."
Iya, Moza emang kadang suka muntah kalau naik bis pengap yang bau asap rokok dan kacanya gak bisa dibuka. Selebihnya aman-aman aja.
"Ini yang kurang apalagi ya, Dek?" kata mama yang meneliti isi koper.
"Udah, Ma," ucapku, tapi sedetik kemudian aku ingat, "Oh iya, partitur dedek belum dimasukin."
Moza menepuk keningnya dan buru-buru ambil partiturnya yang ada di atas meja.
"Ini apalagi? Biar sekalian?"
"Udah, Ma."
"Perlu bawa selimut gak, Dek? Bawa bantal kecil?"
"Gak perlu, Ma. Di situ katanya home stay, kok."
"Peralatan mandi sama handuk mama masukin totebag kelinci kamu. Nanti tinggal dibawa aja ini ke dalam kamar mandi," kata Mama Irene yang menunjuk sesuatu yang dia selipkan di pojok. "Besok kalau ada apa-apa minta bantuan Yun atau temen yang lain, ya? Jangan langsung nangis."
Aku ngangguk-ngangguk sambil lanjut makan permen gagang. Kalau mau ke mana-mana pasti dapat wasiat panjang kali lebar yang isinya selalu sama. Tapi gak apa-apa, suka dengerinnya.
"Kalo sebelum mulai tuh harus sarapan, biar gak lemes. Ngerti?"
"Iya."
"Awas kalau gak sarapan. Nanti mama titipin kamu sama Yun dan Andra, suruh pantau."
"Oh iya, Ma," ucap Moza saat Mama Irene sebut nama Andra. "Moza titip kotak yang di bawah kolong tempat tidur, ya? Itu punya Kak Andra, nitip katanya nanti diambil."
"Emang isinya apa, Dek?"
"Gak tahu, Ma. Kak Andra gak kasih tahu," ucap Moza yang kini mengedikkan bahu. "Tadi Moza tanya berbahaya apa gak, dia jawab gak. Tapi Moza masih takut, makanya ditaruh di kolong tempat tidur," jelas Moza. Pikirannya udah aneh-aneh takut isinya senjata tajam atau keris jaman dulu yang antik dan mistis.
"Oh, ya udah. Nanti mama simpen."
"Makasih, Ma."
"Udah sekarang kamu tidur, gih, udah malem nih. Kakakmu aja udah tidur tuh dari tadi," ucap mama yang mengedikkan dagu ke arah Kak Strau. Dia emang selalu tidur cepat dan terjadwal dari kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mozarella Cheese✔
Novela JuvenilMozarella Cheese yang ini beda dari Mozarella Cheese yang lain. Mama Irene bilang, Mozarella Cheese ini limited edition, cuma ada satu.