Bag.46

153 29 19
                                    


"Mmm apa ya? Gue nyanyiin lagu tentang perasaan gue boleh gak? "

"Yah malah curhat" Sambung Beny di iringi canda tawa.

"Hahaha request dong!! "

"Imagination mau? " Tawar Beny kepada Natasha.

"Mauu!!" Seru Natasha keras.

Imagination

~Oh, there she goes again
Every morning it's the same
You walk on by my house
I wanna call out your name.

I want to tell you how beautiful you are from where I'm standing
You got me thinking what we could because.

I keep craving, craving, you don't know it but it's true
Can't get my mouth to say the words they want to say to you
This is typical of love
Can't wait anymore, I won't wait
I need to tell you how I feel when I see us together forever.

In my dreams you're with me
We'll be everything I want us to be
And from there, who knows, maybe this will be the night that we kiss for the first time
Or is that just me and my imagination~.

🌼

Latansa menatap langit yang sudah hampir malam. Sesekali ia bersiul dengan alunan gitar di malam hari.

Latansa menikmati secangkir cokelat hangat dan semangkuk kentang goreng. Entah mengapa, perasaan-nya merasa sangat bersalah kepada Natasha, ia sudah memperlakukan seolah olah menjatuhkan harga diri perempuan.

Hati nya gundah, perasaan cemas menyelimuti pikirannya. Ingin meminta maaf pun rasanya percuma.

Latansa membuka sekotak buku album yang berisi foto foto sejak kecil. Terlihat foto Natasha yang sedang merangkul Latansa dengan senyuman yang terukir di wajahnya, perasaan rindu itu mengelabu, ia sangat rindu, ia sangat menyayangi perempuan yang ada di foto itu. Namun, entah mengapa ketika ia bertatapan dengan Natasha perasaan benci itu muncul dengan sendirinya.

Ia merindukan momen ketika berboncengan dengan sepeda motor, rindu bercanda dan diiringi canda tawa di taman kota, namun semua itu sudah berlalu menjadi kenangan yang manis.

"Natasha, maafin gue, udah jahat sama lu, maafin gue Nat, semoga lu baik baik aja" Batin Latansa.

🌼

Semalaman Beny tertidur pulas di kursi samping ranjang Natasha. Ketika Beny ingin pulang ternyata sudah terlalu larut malam, jadi Beny memilih untuk menginap di rumah sakit.

Dokter menghampiri Natasha yang sedang tertidur pulas, kondisi nya semakin lama semakin memburuk, nafas nya tidak stabil, ia sudah memasuki stadium 4.

Rumah sakit memilih untuk memindahkan Natasha ke-Luar Negeri untuk menjalani pengobatan lebih lanjut, karena rumah sakit disini tidak sejauh fasilitas disana.

Beny terbangun, ia melihat Sang Dokter di depannya yang sedang memeriksa keadaan Natasha.

"Dok? " Panggil Beny.

"Bagaimana kondisi Natasha Dok? " Sambung Beny.

"Kondisi nya memburuk, Ananda Natasha harus melakukan pengobatan dan melakukan terapi lebih lanjut. Maaf, fasilitas disini tidak akan bisa menampung penyakit separah ini, saya sarankan Natasha harus dipindahkan ke Luar Negeri untuk pengobatan lebih baik. Permisi" Jelas Sang Dokter.

Beny menatap Natasha, air mata keluar dari bilik matanya. Ia tidak dapat menahan tangis setelah mendengar penjelasan dokter tadi.

"Natasha, gue gak mau kehilangan lu Nat" Ucap Beny seraya menggoyang-kan badan Natasha, ia berharap Natasha segera sadar, namun hasil nya nihil.

"Natt, bangun Nat. Gue sayang banget sama lu" Ucap Beny lagi.

Beny mengusap air matanya, ia memilih untuk keluar dari ruangan yang di tempati Natasha dan merefresh-kan pikiran-nya.

"Gws Nat"

🌼


NATASHA&LATANSA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang