Bag.49

184 25 26
                                    


Latansa berjalan seraya menahan rasa sakit dibagian rahang dan tangan yang luka akibat ulah Beny yang membuatnya babak belur.

Ia hanya berjalan memutari rumah sakit dan sesekali melihat kearah ruangan keberadaan Natasha.

Latansa hanya bisa menatap dari jauh, ia sangat menyanyanginya, namun ia juga membencinya.

"Cewek pembunuh aja dibela" Batin Latansa.

🌼

Natasha membuka matanya perlahan, namun ia merasakan pusing yang luar biasa, sudah 4 hari Natasha tidak kunjung sadar, dan akhirnya Natasha sadar juga.

Natasha hanya melihat Beny dan Alexa yang menunggu ia sadar sepenuhnya.

"Nat, kalo gak bisa jangan di paksa" Ucap Alexa.

Natasha tidak menjawab, ia hanya terdiam membisu.

"Keluhan nya apa? Pusing ya? " Tanya Beny.

"Enggak kok Ben, gue baik baik aja" Balas Natasha dengan suara lemah.

Natasha hanya bisa berposisi terlentang karena badan nya yang tidak stabil dan membuatnya merasakan nyeri ketika bergerak.

Alexa memberikan segelas air putih untuk Natasha, ia tersenyum ke arah Natasha namun Natasha tidak membalas.

"Lu marah ya sama gue? " Tanya Alexa.

Natasha tidak membalas.

"Nat, maafin gue" Alexa memohon kepada Natasha, namun di-tepis langsung oleh Natasha.

"Gak usah sok akrab ke-gue, semua orang sama aja" Balas Natasha dengan nada cuek.

"Natt" Alexa menggenggam tangan Natasha erat, namun Natasha menepis dengan risih.

"Keluar! Gue gak butuh lu, lu seneng kan keadaan gue begini? Lu sama kayak Latansa, sama sama munafik" Ucapan yang terlontar dari mulut Natasha membuat Alexa mengerti, ia benar benar seorang sahabat yang jahat.

"Iya Nat, gue bakal pergi. Maaf kalo kehadiran gue membuat lu risih dan gak nyaman" Alexa membalikkan tubuh nya dan segera melangkahkan kaki-nya, baru saja Alexa ingin pergi namun ditahan oleh Natasha.

"Jangan pergi" Balas Natasha, ia menitikkan air matanya yang membuat pipi nya basah.

"Gue gak mau kehilangan seseorang yang gue sayang Lex, termasuk lu" Sambung Natasha.

Alexa menatap Natasha, lalu memeluknya dengan perasaan bangga.

"Kenapa sih? Lu sabar banget" Ucap Alexa, ia tidak dapat menahan air matanya yang sedari tadi ingin ia tumpahkan.

"Lex, dengerin gue" Natasha memegang erat bahu Alexa.

"Semua akan indah pada waktunya" Sambung Natasha.

🌼

Latansa menendang batu yang tidak bersalah, ia kesal, mengapa Natasha selalu saja dibela oleh teman teman nya? Padahal, ia selalu menyakiti hatinya.

"Ngapain sih Natasha dibela segala, heran gue, pake pelet apa dia" Dumel Latansa.

Seketika handphone milik Latansa bergetar yang membuyarkan lamunan-nya. Entah mengapa, pikirannya hanya tertuju kepada Natasha.

"Ngapain sih Bunga telpon gue, ganggu aja" Balas Latansa dan segera mengangkat panggilan dari Bunga.

"Hai sayang, kamu marah ya sama aku? Gara-gara Natasha kan pasti? Udah deh sayang, jangan pikirin Natasha terus, dia itu orang jahat" Ucap Bunga dalam telepon.

"Gak usah panggil gue sayang! Gue minta kita PUTUS"

🌼

"Yah mampus gue, kalo Latansa minta putus ke gue terus gimana gue mau narikin duit nya? Gue gak mau hidup miskin" Dumel Bunga seraya berpikir.

"Arghh! Ini semua pasti karena cewek centil itu, kenapa sih Latansa lebih bela cewek murahan itu dibanding gue? Padahal kan dimana-mana cantikkan gue di banding dia, gue punya mobil, rumah megah, lah dia? Hidup pas pas-an, apa yang harus di banggain? " Sambung Bunga.

"Gue harus lakukan banyak cara agar Latansa mau kembali ke gue"

🌼

NATASHA&LATANSA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang