Bag.51

171 30 12
                                    


Alexa membaca surat kecil yang menyakitkan baginya, bagaimana tidak? Ia tidak tau dimana keberadaan Natasha sekarang.

Ia terjatuh lemas seraya menangis, ia tidak ingin kehilangan Natasha. Bagi Alexa, Natasha adalah sebagian dari hidup nya.

"Ben! Kita cari Natasha sekarang! "

🌼

Natasha berjalan seraya membawa tas kecil nya untuk memilih dan mencari tempat yang ingin ia tempati.

Natasha memilih untuk tinggal di apartemen jauh dari rumahnya.

Ia segera membayar dan membeli apartemen yang ia pilih. Natasha senang menabung, dan ini semua adalah sisa tabungan yang ia miliki.

Natasha memilih untuk tinggal di lantai 29,agar ia bisa melihat betapa indahnya pemandangan dari atas sana.

Natasha segera membersihkan dan merapikan barang barang yang ia bawa, fasilitas cukup bagus, ada sebuah tempat tidur, kulkas, lemari, kamar mandi, kompor, dan wastafel.

Natasha merebahkan tubuh nya di atas kasur yang empuk, ia sangat lelah, entah mengapa badan nya cepat sekali merasa capek, padahal ia hanya melakukan hal hal kecil yang tidak terlalu menguras tenaga.

"Akhirnya bisa tinggal mandiri disini" Ucap Natasha, ia segera mencolok-an charger handphone-nya yang sudah dari kemarin habis baterai.

Natasha menata diary miliknya dan sebuah foto foto kecil yang ia pajang di seluruh kamar, tak lupa Natasha membawa sebuah jacket yang ia beli di toko tadi.

Natasha akan berjalan menuju supermarket dan pusat perbelanjaan pakaian untuk membeli kebutuhan sehari hari, sekaligus Natasha ingin mencari pekerjaan untuk melanjutkan ekonomi kehidupan nya.

Natasha mempunyai bakat untuk menuliskan naskah novel, dan ia juga mempunyai bakat melukis komik. Bakat-nya itu ia keluarkan dan dimanfaatkan untuk merubah nasib kehidupan nya.

"Gue gak boleh selalu nyusahin orang tua gue, gue harus hidup mandiri, apapun caranya" Batin Natasha.

🌼

Alexa sudah lelah sedari tadi mengelilingi kota untuk mencari keberadaan Natasha yang tak kunjung jumpa.

Alexa memilih untuk menelpon Natasha karena tenaga nya yang sudah habis untuk mencari lebih jauh.

"Lex, jangan dipaksa, besok kita lanjutkan cari ya, kita udah capek" Ucap Beny.

"Enggak! Kalo lu mau pulang silahkan pulang! Gue rela mati kelelahan, asal Natasha ketemu! " Tegas Alexa.

"Lex, udahlah, gue juga pengen nyari Natasha, tapi hari udah hampir sore, kita gak mungkin cari Natasha hingga larut malam" Bujuk Beny.

"Kalo lu mau pulang pulang aja! Gue bisa nyari sendiri! "

"Tapi Lex-"

Pembicaraan Beny dengan cepat dipotong oleh Alexa.

"Lu sayang gak sih sama Natasha? Tega banget"

"Gue sayang Lex"

"Terus? Lu mau dia sakit lagi terus tambah parah hah?! Mikir dong! " Alexa terlarut oleh emosi yang sedari tadi memuncak, Beny mengerti, mood Alexa sedang tidak baik sekarang, jadi ia memilih untuk mengikuti perintah Alexa.

"Iya gue ikut"

"Nahh gitu dong, ayo! "

Alexa segera menarik pergelangan tangan Beny secara paksa dan memilih untuk melanjutkan perjalanan.

"Nat, lu dimana sih Nat? Gue khawatir sama lu" Batin Alexa.

🌼

Bunga sedari tadi menghubungi Latansa namun tak kunjung di-angkat. Bunga khawatir, Latansa benar benar meminta putus dari nya.

"Kalo gue putus, gue gak bisa shopping dong? " Ucap Bunga.

"Ah elah gue gak mau hidup susah! " Dumel nya.

Tring!

Handphone milik Bunga bergetar bertanda pesan masuk, Bunga segera melihat siapa yang mengirim ia pesan. Benar dugaan Bunga, ia adalah Latansa.

"Ngapain sih lu telepon gue?! Berisik!" Latansa.

Baru saja Bunga ingin membalas pesan yang dikirim oleh Latansa namun gagal, seketika Latansa memblokir nomor Bunga.

"Sial!"

Bunga berusaha untuk membujuk Latansa untuk kembali lagi padanya.

"Apa gue harus kerumah-nya? " Batin Bunga.

🌼

NATASHA&LATANSA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang