Author pov.
Sebagai ketua osis, Lia ditugaskan oleh kepala sekolah di Hanlim untuk mendata buku-buku yang berada di perpustakaan. Jadi, mau tidak mau Lia harus melakukan itu walaupun jam pembelajaran sedang berlangsung."Hai lia, disuruh data buku lagi ?" Sapa salah satu teman lia yang sedang bertugas untuk menjaga perpustakaan.
"Iya nih, kok gue merasa lebih kayak pelayan toko buku ya daripada ketua osis. Tiap hari kerjaan gue disuruh data buku terus."
"Hahaha, ya begitulah ketua osis di sini, jadi yang sabar ya.
Eh ngomong-ngomong pacar lo tidur lagi tuh di sini.""Pacar ? Siapa ? Sejak kapan gue punya pacar ? Gue ga merasa punya pacar tuh."
Lia menatap bingung temannya itu."Siapa lagi ?"
Lia tampak berpikir sejenak, namun tidak lama kemudian dia segera menyadari perkataan temannya itu.
"Ya udah gue duluan ya." Pamit Lia.
Lia berjalan sampai ke suatu ruangan yang terdapat beberapa meja besar di keliling oleh bangku-bangku.
Di salah satu bangku itu, Lia melihat seseorang yang sangat dia kenal sedang meletakkan kepala di atas meja.
Dengan perlahan-lahan, Lia berjalan menghampiri gadis yang sedang tidur itu lalu mengambil duduk di depan gadis itu.Entah kenapa, tiba-tiba saja sebuah senyuman terukir di wajah Lia ketika dia memandang gadis yang sedang terlelap di hadapannya itu.
Tangan Lia terulur untuk menghalangi sinar matahari yang memancar mengenai wajah gadis itu.Beberapa detik kemudian, Lia dibuat terkejut karena orang itu tiba-tiba menyelipkan jari jemarinya di antara jari jemari tangan Lia yang sedang melindungi wajah orang itu dari sinar matahari.
"Ngapain di sini ?" Tanya orang itu sambil menatap Lia dengan mata sayupnya tanpa melepaskan genggaman tangan itu.
"Seharusnya gue yang tanya, lo ngapain di sini ? Bolos lagi ? Astaga yeji, bisa ga sih sekali aja lo ga bikin ulah ?"
Orang yang tidur di perpustakaan itu tidak lain dan tidak bukan adalah yeji. Dan memang seperti itulah rutinitas yeji setiap hari.
Kalau ga telat, ya bolos pelajaran.
Dia mah dateng ke sekolah cuma buat absen. Sisanya suka-suka dia mau ngapain. Udah kayak sekolah kakek dia aja."Ngga kok, di kelas lagi ga ada pelajaran, ya udah gue ke sini aja."
"Kalau mau tidur itu di rumah, jangan di sini."
"ga mau ah, nanti gue ga bisa ketemu lo dong."
Setelah berucap seperti itu, yeji langsung bangkit dari duduknya lalu berpindah ke sebelah lia.Yeji kembali menggenggam tangan lia kemudian meletakkan kepalanya di atas bahu lia.
Lalu apa yang dilakukan lia ? Apakah lia menolak ?
Jawabannya tidak,
Malah sekarang tangan kanan lia terangkat untuk mengelus kepala kepala yeji yang sedang bersandar pada bahunya dengan lembut.Mereka udah biasa kayak gitu, apa lagi kalau ga ada orang.
Tapi kalau ada orang mah mereka sok-sok an kayak ga kenal."Nanti pulang bareng gue ya ?" Ujar yeji sambil memainkan jari jemari lia.
"Naik apa ?"
"Nanti pak jisung gue suruh jemput."
"Tapi kayaknya gue pulang agak telat deh. Soalnya hari ini gue ada latian vokal."
Yeji mengangkat kepalanya lalu menatap lia dengan matanya yang terlihat sangat menawan itu.
"Udah biasakan gue nungguin lo tiap hari ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girls
FanfictionBercerita tentang anak-anak yang nakalnya di luar ambang batas, namun juga sangat genius. MOHON DIBACA! Ini cerita ( gxg ) jadi jangan tanya" tentang gender lagi. Ga suka ? Ga usah dibaca bossque! Cukup di SKIP!