Author pov.
Hari ini adalah hari mala petaka bagi para murid Hanlim yang suka membawa barang-barang terlarang ke sekolah karena hari ini diadakan pemeriksaan.
Pemeriksaan itu dilakukan oleh seluruh anggota OSIS dan juga para staff sekolah.Para staff dan anggota OSIS itu dibagi menyeluruh di tiap-tiap kelas untuk memeriksa tas dari setiap murid.
Entah kebetulan dari mana, lia mendapat bagian untuk memeriksa kelas yeji.
"Ini apa ?"
Lia menunjukkan sebuah barang yang dia ambil dari tas yeji.
"Bukan punya gue." Ujar yeji tanpa melihat ke arah lia.
Semua anak-anak di kelas itu langsung menatap ke arah mereka.
"Gue tanya ini apa ?"
"Gue udah bilang, itu bukan punya gue."
"Bukan punya lo ? Barang ini ada di dalem tas lo dan lo bilang ini bukan punya lo ?"
Lia merasa geram karena yeji tidak kunjung berbicara dengan jujur."Please deh, lo bukan anak TK lagi. Bisa ga sih berhenti bikin masalah dan bikin susah orang lain."
Yeji langsung menoleh ke arah lia dan menatap lia dengan tatapan yang sangat tajam.
"Terserah lo lah, ngomong sama anak kepala batu mah ga ada obatnya."
"Ada apa lia ?"
Setelah berkeliling, akhirnya sekarang giliran kelas yeji yang dikunjungi oleh kepala sekolah.
"Ini pak."
Lia menujukkan barang milik yeji itu ke kepala sekolah.
Dan kepala sekolah itu terlihat menghembuskan nafasnya karena lelah dengan perbuatan yeji."Yeji, kamu ke ruangan bapak sekarang."
Tanpa berkata apa-apa, yeji hanya menuruti perintah kepala sekolahnya itu.
Lia terlihat baru saja ke luar dari perpustakaan seorang diri.
"Lia!"
Lia mengacuhkan orang yang memanggilnya itu karena dia sudah hafal siapa pemilik suara itu.
"Woy! Lo dipanggil bukannya noleh malah tetep jalan seakan yang manggil lo itu setan ae."
"Emang setan kan." Jawab lia dengan acuh tanpa melihat ke arah lawan bicaranya itu.
Mereka mengobrol sambil berjalan karena lia tidak berniat untuk menghentikan langkahnya.
"Untung cantik ya lo, eh ngomong-ngomong yeji kena hukuman ?"
"Yena, please deh, gue itu bukan maknya yeji. Kalau lo mau tanya tentang manusia paling nyebelin itu jangan ke gue."
"Ah sialan, gimana nih ?"
Yena terlihat mengacak-acak rambutnya dengan frustasi dan berhasil membuat lia menatapnya dengan aneh.
"Dasar aneh."
"Anjing gue lagi bingung nih, masalahnya yang ada di tas yeji itu vape gue. Gimana gue ga merasa bersalah coba kalau yeji dihukum gara-gara gue."
*ckit
Langkah lia langsung terhenti.
"Apa lo bilang ? Vape lo ?"
Yena menganggukkan kepalanya sambil menggigit kukunya karena bingung dan merasa bersalah dengan yeji.
"Jadi kemarin waktu latian basket, gue nitip vape ke tas yeji. Tapi gobloknya gue lupa ngambil. Aduh, mana si yeji tangannya lagi sakit. Malah disuruh hormat ke tiang bendera ber jam-jam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girls
FanfictionBercerita tentang anak-anak yang nakalnya di luar ambang batas, namun juga sangat genius. MOHON DIBACA! Ini cerita ( gxg ) jadi jangan tanya" tentang gender lagi. Ga suka ? Ga usah dibaca bossque! Cukup di SKIP!