33

3.6K 432 62
                                    

Author pov.
Malam ini yena sedang berada di dalam kamarnya dengan keadaan tengkurap di atas kasur sambil menatap handphonenya.

Ngapain ?

Main game ?

Engga, dia lagi bucin sama yuri karena sekarang mereka lagi video call.

"Unnie ngantuk ya ? Atau bosen dengerin aku ngomong ?"

Yena malah tertawa gemas saat melihat ekspresi khawatir kekasihnya itu.

"Engga sayang, emang aku pernah bosen sama kamu ? Engga kan."

Bukan ngerdus sih, tapi emang kenyataannya kayak gitu. Si yena nih walaupun banyak yang suka, tapi setianya perlu diacungi jempol, bahkan sampai ga bisa dijabarkan lagi sama kata-kata.

"Gombal ae terus."

"Lah ini mah serius sayang."

"Jadi yang dulu-dulu ga pernah serius ?"

"Eh ga gitu juga sayang, maksudnya tuh, halah gimana sih jelasinnya."

Yuri malah tertawa saat melihat yena kebingungan untuk menjelaskan.

"Iya un iya, aku percaya kok."

Mereka nih video call an udah lebih dari dua jam tapi ga bosen-bosen, heran gue.

"Besok ada latian vocal ga ?"

"Oh iya aku lupa mau bilang kalau besok ada latian vocal. Jadi aku pulangnya naik bus aja un."

"Engga sayang, aku tungguin sampe kamu selesai latian."
Yena berbicara dengan nada yang sangat lembut.

Yuri langsung senyum setelah yena ngomong kayak gitu. Ya gimana ga senyum, pacarnya sweet banget gitu.

"Yena unnie."

"Apa sayang ?"
Lagi-lagi yena menjawab dengan nada lembut.

"Ada buku bagus yang nyeritain tentang sebuah fakta, mau tau judulnya ga ?"

Yuri dapat melihat yena mengerutkan dahinya karena merasa bingung.

"Emangnya buku apa ?"

"Judulnya, Yuri sayang Yena."

Yena langsung speechless, karena pasalnya selama ini kekasihnya itu bukanlah tipe orang yang bisa mengungkapkan isi hatinya secara terang-terangan. Namun entah kenapa malam ini yuri bisa mengatakan hal seperti itu kepada yena.

"Wah, ini serius jo yuri ? Kamu kesurupan apa kok tiba-tiba ngomong kayak gitu ?"

"Hahaha ga tau un, pengen aja. Dan mulai sekarang aku bakal sering-sering ngomong kayak gitu karena aku merasa beruntung banget bisa dapetin pacar kayak unnie."

"Seriusan deh, ini kalau belum malem pasti aku langsung lari ke rumah kamu."

"Mau ngapain ?"

"Meluk kamu terus nyium kening kamu, nyium hidung kamu, nyium tangan kamu, nyium bibir kamu, semuanya deh."

Pipi yuri langsung berubah warna menjadi merah setelah mendengarkan perkataan kekasihnya yang terlalu jujur itu.

"Hahaha besok kan ketemu."

"Ya udah pokoknya besok aku mau puas-puasin meluk sama nyium kamu."

"Astaga kita kan ga ketemunya baru beberapa jam un, bukan beberapa tahun."

"Ga mau tau."

Bad GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang