53

5K 341 140
                                    

Author pov.
Yena tampak sedang mengendarai motornya dari parkirian menuju ke luar sekolah karena jam pembelajaran pada hari ini sudah berakhir.

Namun saat dirinya sudah berada di depan sekolah, yena lagi-lagi melihat yiren sedang bersama dengan seseorang yang sangat tidak asing baginya.

Yena segera turun dari motornya ketika melihat orang itu seperti sedang memaksa yiren.

"Woy santai dong boss, kasar banget sama cewe."

Yena langsung menarik yiren untuk berlindung di balik tubuhnya.

"Lo siapa sih anjing ?!"

"Gue bebek, bukan anjing." Jawab yena dengan santainya.

"Terserah lah mau lo monyet, mau lo anjing, mau lo babi, gue ga peduli. Migir! Gue ada urusan sama cewe gue."

"Cih, Lo bilang apa ? Cewek lo ?
Urat malu lo udah putus ? Atau jangan-jangan lo ga punya kemaluan ?
Cewek yang dulu pernah lo sia-siain, lo sakitin, lo kecewain, dan akhirnya lo tinggalin, masih bisa lo bilang cewek lo ?
Yang waras dikit goblok!
Lo ga pernah tau kan apa yang selama ini dia alami setelah lo ninggalin dia gitu aja ?
Mungkin aja di saat lo dengan ga punya hatinya ninggalin dia, itu bisa jadi fase terlemah di dalam hidupnya.
Mungkin aja dia nangis berhari-hari, ngurung dirinya di dalem kamar, ga mau ketemu siapapun kecuali keluarganya, ga napsu buat ngelakuin apa-apa, cuma mau tidur, tidur, dan tidur. Berusaha ngelupain segala hal tentang lo.
Dia mungkin juga pernah benci dirinya sendiri. Benci kenapa dia begitu cinta sama orang kayak lo. Benci kenapa dia ga pernah mencitai dirinya sendiri melebihi cintanya ke lo.
Satu hal yang perlu lo tau, cewek di masa lalu lo ini pasti udah berjuang mati-matian supaya bisa sampai di tahap sekarang ini. Dia berhasil bangkit dan janji bakal tau batasan mencintai seseorang yang belum tentu akan tinggal selamanya di hidup dia. Dia udah jadi orang yang berbeda sekarang. Dan dia adalah orang yang sangat amat hebat di mata gue. Jadi jangan pernah lo berani buat kembali ke kehidupannya. Karena gue ga akan ngebiarin hal itu terjadi."

Dapat dilihat di mata yena tersirat sebuah amarah yang sangat amat besar ketika menatap seseorang yang tidak lain adalah mantan kekasih yiren, yaitu aisha.

a a a a a aisha, kujatuh cinta~

"Lo siapa sih sebenernya ? Kenapa ikut campur masalah orang lain ?"

"Gue ? Denger baik-baik ya, dan jangan pernah lupain ini.
Gue adalah orang yang sekarang sangat amat mencintai dia, ngerti ?
Lo ga malu berhadapan sama orang yang saat ini sangat amat mencintai dia di saat lo jadi orang yang udah nyakitin dia ?
Kalau dulu lo selalu bikin dia nangis, sekarang gue akan selalu berusaha untuk ga bikin dia nangis."

Tidak hanya aisha yang terkejut mendengar itu. Yiren, tidak kalah terkejutnya ketika mendengar perkataan yena itu.
Antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.

"Yiren, bener yang dia bilang ?"

Yena menatap yiren seakan mengharapkan yiren membenarkan perkataannya.

"Engga."

Tersirat kekecewaan di wajah yena setelah mendengar itu.

"Bukan cuma dia yang cinta sama gue. Tapi gue juga jauh lebih cinta sama dia."

Sebuah kebahagiaan dan senyuman seketika muncul dalam diri yena saat mendengar perkataan yiren itu.

Tanpa mereka sadari, sejak tadi ada yang memperhatikan dan mendengarkan percakapan mereka.

Dia adalah..




































Jo Yuri.

Yuri tersenyum melihat kejadian itu. Namun bukan senyum kebahagiaan. Melainkan lebih ke senyum getir karena orang yang sangat disayanginya itu saat ini sudah menemukan kehidupan baru, orang baru, yang mungkin jauh lebih baik darinya.

Sebagian diri yuri ikut merasa senang karena akhirnya yena bisa merasakan kebahagiaan lagi. Namun sebagian lain dari dirinya merasa sedih. Sedih karena yuri selalu berandai-andai, andai saja jika dirinya tidak melakukan kesalahan, pasti dirinya lah yang saat ini sedang berbahagia dengan yena.

Namun akhirnya suara yang lebih bijaksana berbisik " sudah, apapun itu, kalian hanya tidak memiliki takdir untuk bersama."
Yuri menarik nafasnya dalam-dalam, lalu berkata pada dirinya sendiri " jika memang jalannya seperti ini, mari kita tempuh kebahagiaan masing-masing."

"Gue cariin ternyata lo di sini, ayo balik."

Siapa ?

Orang yang naek motor vespa ijo pokoknya.

"Ah iya un."

Akhirnya yuri naik ke atas motor orang itu, lalu mereka pulang bersama.

Kembali lagi ke yena, yiren, dan aisha.

"Kalau emang bener kayak gitu, selamat. Sebenernya gue maksa yiren buat ngobrol tuh karena gue pengen minta maaf. Gue bener-bener nyesel sama perbuatan gue dulu."

Yiren tersenyum, dengan sangat cantik.

"Ga usah minta maaf juga udah gue maafin kok."

Kali ini giliran aisha yang tersenyum lalu aisha memegang bahu kiri yena.

"Jagain dia ya, jangan pernah ngelakuin hal bodoh kayak gue dulu. Dia orang baik, dan dia layak dapet kebahagiaan dari orang yang bener-bener dia sayang. Sekali lagi selamat buat kalian."
Setelah berucap, aisha pergi meninggalkan mereka dengan perasaan lega. Lega karena dia sudah mengakui dan minta maaf akan kesalahan yang terlah diperbuatnya.

"Unnie." Yiren memanggil yena.

"Iya ?"

"Maksud unnie ngomong kayak gitu tadi apa ?"

Yena tersenyum dengan sangat tulus lalu menggenggam kedua tangan yiren.

"Temen-temen gue bilang, hidup itu cuma sekali, dan kesempatan ga dateng dua kali. Gue harus bisa ngungkapin apa yang gue rasain. Kalau emang udah sayang, segera ungkapin. Perjuangin, jangan disia-siain lagi."

Yena berhenti sejenak sebelum meneruskan perkataannya.

"Wang yiren, jujur, gue ga pernah kepikiran gimana kalau gue tanpa lo. Pasti gue ga akan baik-baik aja. Pasti gue ga akan bisa ngelewatin semuanya dengan mudah. Pasti gue masih di dalam terowongan gelap yang entah di mana ujungnya itu.
Tapi berkat lo, gue bisa dengan mudahnya keluar dari terowongan gelap itu.
Lo sadar ga sih ? Kita ini dua orang yang saling tersakiti dan dipertemukan buat saling menyembuhkan.
Makasih karena udah dateng, makasih karena udah nunjukkin gimana rasanya sembuh dari rasa sakit. Gue sayang sama lo. Jadi, karena kita dipertemukan buat saling nyembuhin, jangan pernah ada niat buat bikin luka lain ya."

Mata yiren sudah berlinang dengan air mata saat mendengar semua ungkapan isi hati yena itu.

"Aku juga sayang sama unnie."

Melihat yiren yang menitihkan air mata seperti itu, yena langsung menarik yiren ke dalam pelukkannya.
















END






Yuhuuu akhirnya end juga.

Kalau gue bikin cerita baru, enaknya tentang siapa ?
Tapi inget, gue suka sama couple-couple antimainstream!

Love love lah pokoknya buat kalian yang selalu setia baca cerita gue, muahh😘

Sending virtual hug and love🤗❤️

Bad GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang