Author pov.
Jam pembelajaran sedang berlangsung. Yena yang merasa sangat bosan dengan pelajaran matematika memutuskan untuk pergi ke rooftop sekolah.Saat sudah sampai di rooftop, yena melihat sesosok orang yang sedang duduk menyendiri sambil membaca buku.
"Yiren."
Orang yang sudah menghuni rooftop itu terlebih dahulu menoleh sambil melepaskan airpods yang sedang dikenakannya.
"Ngapain di sini ? Bolos ?" Tanya yena sambil mendudukkan diri di sebelah yiren.
"Lagi ngerjain tugas un."
Setelah menjawab, yiren kembali fokus dengan bukunya dan membuat tidak adanya percakapan di antara mereka.Cukup lama suasana hanya dalam keheningan.
"Yiren."
"Iya ?"
"Lo kenapa ?"
"Kenapa apanya ?" Yiren menatap yena dengan bingung.
"Ga tau sih, kok gue kayak ngerasa lo beda aja."
"Beda gimana ?"
"Gimana ya, ya pokoknya lo beda aja. Ga kayak dulu waktu awal kita ketemu."
"Bedanya gimana ?"
"Ya dulu tu lo banyak omong, sekarang jadi pendiem."
"Perasaan unnie aja kali."
"Lo menghindar dari gue ya ?"
"Hah ? Engga kok un."
"Boong."
Yiren hanya diam, mengabaikan perkataan yena begitu saja.
Yena yang melihat itu pun semakin dibuat bingung dengan sikap yiren.Yena menoleh saat yiren tiba-tiba menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Aku juga ga tau un kenapa aku kayak gini."
"Kenapa ? Ada masalah ? Coba cerita."
Namun yiren malah kembali diam dan hanya menatap yena.
Tapi tatapan itu tidak berlangsung lama karena yiren langsung menundukkan kepalanya."Engga deh un."
"Jangan gitu, waktu gue ada masalah, lo selalu ada di sisi gue, ngebantuin gue buat bangkit, nyemangatin gue, dan sekarang giliran gue buat bantuin lo."
"Aku ga yakin unnie bisa bantuin aku."
Yena langsung mengerutkan dahinya.
"Oh ya ? Emang sebesar apa sih masalahnya ?"
Lagi-lagi yiren kembali terdiam dan tampak seperti orang gugup yang hanya memainkan jari-jemarinya.
Yena dengan sabarnya menunggu yiren untuk berbicara.
"Unnie, kita pasti tau lah ya awal kita ketemu tuh biasa-biasa aja, ga ada yang special, bahkan kita ketemu tanpa disengaja. Yang awalnya unnie cuma cerita tentang masalah unnie, cerita tentang hobby unnie, terus cerita tentang kehidupan unnie, semakin hari unnie bikin aku semakin terkesan sama unnie. Entah kenapa aku dibuat nyaman aja dengan cara unnie ngomong, dengan cara unnie menghargai lawan bicara unnie, dengan cara unnie memperlakukanku dengan lembut. Tapi makin ke sini aku makin sadar, ternyata hal itu ga unnie lakuin ke aku doang. Ke semua orangpun unnie kayak gitu.
Begonya, aku ngerasa diistimewakan hanya karena perlakuan unnie ke aku itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girls
FanfictionBercerita tentang anak-anak yang nakalnya di luar ambang batas, namun juga sangat genius. MOHON DIBACA! Ini cerita ( gxg ) jadi jangan tanya" tentang gender lagi. Ga suka ? Ga usah dibaca bossque! Cukup di SKIP!