Author pov.
Jam sudah menunjukkan pukul dua belas kurang lima menit. Chaeryeong tampak masih terjaga untuk mengerjakan tugas-tugas yang entah kapan habisnya itu.Walaupun sudah malam, namun chaeryeong terlihat masih sangat cantik dengan kacamata dan rambut dicepol.
*tang
( Gimana sih suara kaca dilempar ? )Chaeryeong tersentak kaget saat mendengar pintu balkon kamarnya yang terbuat dari kaca itu dilempar oleh sesuatu yang chaeryeong yakini adalah benda keras.
Jujur, chaeryeong sangat takut dan berniat untuk memanggil unnienya, namun chaeryeong baru teringat kalau chaeyeon masih pergi dan belum pulang. Itu lah kebiasaan chaeyeon, pergi tanpa ingat pulang.
Akhirnya dengan memberanikan diri dan sedikit ragu, chaeryeong berdiri lalu berjalan ke arah balkon kamarnya.
Dengan perasaan takut, chaeryeong membuka kunci pintu yang menghubungkan kamarnya ke balkon.
Chaeryeong melihat sebuah gulungan kertas di depan pintu balkon kamarnya. Dengan sedikit ragu, chaeryeong mengambil kertas itu lalu membukanya.
"Hi cantik :)"
Chaeryeong langsung bergidik ngeri saat membaca tulisan yang terdapat di dalam kertas itu ditulis menggunakan sesuatu berwarna merah seperti darah.
Tidak lama kemudian, gulungan lain kembali dilemparkan dari bawah. Karena kamar chaeryeong memang berada di lantai dua.
"Sendirian aja."
Itulah isi kertas ke-dua.
*dug
Chaeryeong kembali terkejut saat mendapat kertas lagi. Untung saja kertas yang diberi pemberat batu itu tidak mengenainya.
"Mau ditemenin ga ?"
Kali ini tanpa basa-basi, chaeryeong langsung berjalan menuju ke pembatas balkon kamarnya untuk memeriksa siapa yang sudah melakukan perbuatan itu.
Rasa takut chaeryeong semakin besar saat melihat di bawah tidak ada siapa-siapa.
*klotak
Saat chaeryeong hendak kembali ke dalam kamarnya, kertas lain kembali chaeryeong dapatkan.
"Cie..
Kepo ya ? Coba liat lagi."Chaeryeong berniat untuk kembali memeriksa orang itu. Namun rasa takutnya yang sangat amat tinggi membuatnya tidak berani membalikkan badan.
Akhirnya chaeryeong memutuskan untuk menelfon eommanya yang sedang tidur di kamar sebelah.
"Hallo." Dengan suarau puraunya, eomma chaeryeong menjawab.
"Eomma, bisa ke kamar chaeryeong bentar ga ? Ada orang yang lempar-lempar kertas ke kamar chaeryeong."
"Oh ya ?! Malem-malem gini siapa yang bisa masuk ke rumah kita sayang ?"
"Gatau, cepetan ke sini eomma, chaeryeong takut."
"Iya-iya tunggu bentar ya eomma ke sana sekarang."
*tutt *tutt
Panggilan telfon itu terputus.
Tidak lama kemudian eomma dan appa chaeryeong datang dengan muka bantal mereka.
"Kenapa sayang ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girls
FanfictionBercerita tentang anak-anak yang nakalnya di luar ambang batas, namun juga sangat genius. MOHON DIBACA! Ini cerita ( gxg ) jadi jangan tanya" tentang gender lagi. Ga suka ? Ga usah dibaca bossque! Cukup di SKIP!