25

3.8K 418 73
                                    

Author pov.
Pada saat jam istirahat sedang berlangsung, yeji terlihat sangat terburu-buru dan berlari seperti orang kesetanan untuk menuju ke rooftop sekolah.

*brak

Dengan sangat kasar yeji membuka pintu rooftop itu.
Dan benar saja apa yang dikatakan yena pada yeji barusan.
Yeji melihat lia sedang menangis seorang diri di rooftop.

Yeji berjalan mendekati lia sambil melepas hoodie yang dipakainya itu lalu melemparkan hoodie itu ke muka lia.

Lia yang sangat terkejut langsung menarik hoodie itu dari mukanya.

"Ye..yeji ?"

Yeji menatap lia sejenak lalu mengalihkan pandangannya sambil menghembuskan nafas dengan kasar.

"Walaupun lo udah jahat sama gue, tapi kenapa rasanya susah banget buat mengabaikan lo ?"

Yeji tidak bisa berbohong, walaupun beberapa hari ini yeji mencoba untuk mengabaikan lia, namun hati kecil yeji tidak bisa membohonginya kalau dia masih sangat peduli dengan lia.

Lia langsung bangkit dari duduknya lalu memeluk yeji dengan sangat erat.

"Maafin gue, hiks.. hiks.."

Yeji tampak ragu ingin membalas pelukan lia.

"Hah..
Gue bingung, gue harus bales meluk lo, atau gue harus ngasih pelajaran orang yang udah bikin lo nangis kayak gini."

Duh sumpah yeji idaman banget.

Udah disakitin berkali-kali, tetep aja sayang.

Lia melepaskan pelukkannya lalu menatap yeji dengan mata merahnya yang sedikit bengkak itu.

"Gue nangis bukan karena dia. Gue bahkan ga peduli sama perbuatan dia."

"Terus karena apa lo nangis ?"

"Gue nangis karena lo."

Yeji langsung mengernyitkan dahinya dengan bingung.

"Baru kali ini hati gue rasanya sakit banget. Gue ga boong, sakit banget rasanya ji waktu liat lo ga peduli lagi sama gue."

"Gue boong ji, gue boong kalau gue bilang ga ada perasaan sama sekali buat lo. Gue selalu bilang di depan lo kalau gue itu suka sama anak yang pendiem, ga suka bikin ulah, dan lain sebagainya itu karena gue cuma pengen lo berubah. Gue pengen lo berubah bukan karena gue ga mau nerima lo apa adanya, tapi karena gue selalu ga tega liat lo yang hampir tiap hari dihukum. Gue sedih ji liat lo hampir tiap hari dipukul pakai penggaris kayu sama kepala sekolah."

Yeji cuma diem sambil natap lia. Dia bingung, kaget, seneng, terharu, semuanya campur aduk jadi satu pas lia ngomong kayak gitu sampai-sampai dia ga tau harus ngomong apa.

"Waktu lo bilang kalau orang yang lo suka itu adalah gue, gue pengen banget bilang kalau gue juga suka sama lo. Tapi gue ga bisa karena status gue waktu itu masih pacar soobin."

"Gue benci karena punya rasa gengsi yang tinggi sampai-sampai gue ga bisa jujur tentang apa yang gue rasain buat orang lain."

"Ja..jadi maksudnya lo juga suka sama gue ?"

Lia terdiam lalu menundukkan kepalanya.

Tidak lama kemudian, yeji melihat lia menganggukkan kepalanya.

Yeji cuma bengong kayak orang bego gengs. Dia masih ga percaya kalau seorang choi jisu, orang yang selama ini dia suka, juga suka sama dia.

Bad GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang