Author pov.
Jam pembelajaran sedang berlangsung, namun ryujin malah terlihat sedang jalan-jalan di sekitar sekolah sambil memegangi tangkai permen yang ada di mulutnya. Ryujin berjalan dengan sangat santai dan sama sekali tidak punya rasa takut seumpama ketahuan oleh guru.Saat ryujin sampai di taman, ryujin melihat chaeryeong yang sedang duduk seorang diri sambil berkutat dengan kertas-kertas di pahanya.
"Ngapain chaer ?"
"Astaga, bikin kaget aja un."
"Bolos kelas lagi ?"
"Engga un, aku lagi kerja tugas buat presentasi besok."
"Kok ga di kelas ?"
"Kata bapaknya boleh ngerjain di mana aja yang penting besok selesai dan siap buat presentasi. Jadi, ya udah aku ngerjain di sini."
"Kalau gue jadi lo, gue kerjain di rumah."
Nice!
Bagus banget saran lo jin.
"Astaga, emang bener-bener another level kalian mah.
Eh tapi ngomong-ngomong unnie ngapain di sini ?""Refreshing, ngantuk gue."
"Ukuran lapangan FIBA.."
"Aduh pusing aku, mana ga tau soal basket."
"Kenapa ?"
Tanya ryujin lalu duduk di sebelah chaeryeong dan melihat tugas chaeryeong.
"Oh, ukuran lapangan FIBA itu panjangnya 26 meter, kalau lebarnya 14 meter."
"Setiap pertandingan bola basket itu ada 2 team dan 2 wasit. Tiap team basket harus punya 12 anggota. Yang 5 buat main di lapangan, sisanya buat pemain cadangan. Untuk wasit ada 2, referee yaitu wasit utama, sama umpire asisten wasit."
Saat ryujin menjelaskan, chaeryeong bukannya mendengarkan tapi malah sibuk menatap wajah ryujin dengan senyum yang terus mengembang.
Chaeryeong terpesona dengan cara ryujin menjelaskan. Menurutnya, ryujin sangat keren ketika terlihat pintar seperti itu.
"Gimana ? Udah ngerti ?"
"Eh, i..iya un."
Dia mah iya-iya aja, padahal dari tadi ga dengerin ryujin ngomong.
"Mau tanya apa lagi ? Mumpung gue masih mood buat mikir."
"Hmm..
Terus waktu pertandingan itu berapa lama un ?""Pertandingan bola basket itu ada 4 babak. Tiap babaknya dikasih waktu 10 menit. Jadi total waktu tandingnya 40 menit. Tiap selesai 1 babak dikasih waktu istirahat 10 menit juga. Tapi kalau di akhir babak skor masih sama, bakal dikasih 2 babak tambahan."
Chaeryeong ber-oh ria sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Unnie pinter juga ya ternyata."
"Ga ah, kebetulan aja kali karena gue pemain basket."
Ryujin sok merendah gaes, padahal aslinya mah emang pinter. Tapi ya itu, bobroknya di luar nalar.
"Heis jangan merendah lah, orang aku sering denger kalau sebenernya kalian tuh pinter pake banget. Tapi semua itu ketutup sama kenakalan kalian yang bikin orang cuma bisa geleng-gelengin kepala liatnya."
"Hoax itu mah."
Saat mereka sedang asyik mengobrol, tiba-tiba saja hujan turun dengan sangat derasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girls
FanfictionBercerita tentang anak-anak yang nakalnya di luar ambang batas, namun juga sangat genius. MOHON DIBACA! Ini cerita ( gxg ) jadi jangan tanya" tentang gender lagi. Ga suka ? Ga usah dibaca bossque! Cukup di SKIP!