Bypire [Taekook] END

Bypire #18

Selang 1 jam, mereka sudah selesai. Itupun karena Mingyu yang bilang mendadak ada urusan.

“aku antar kau pulang ya.” Ujar Yoongi.

“Tidak perlu, sopirku sudah menunggu.”

Yoongi mengintip ke belakang tubuh Mingyu, di sana memang sudah ada mobil yang sudah terparkir. “ya sudah, hati-hati di jalan Mingyu.”

Mingyu mengangguk pelan, “terima kasih atas pelajarannya.” Ujarnya terkesan kaku.

Yoongi tertawa kecil, “tidak apa-apa aku senang membantu, kalau ada yang tidak kau mengerti lagi tanyakan saja.”

“Ah kalau begitu apa aku boleh meminta nomor teleponmu?”

.

Setelah pamit pada Yoongi, Mingyu segera berjalan ke arah mobil—membuka pintu dengan keras.

“cepat sekali?” tanya Jimin santai.

“kau gila?! Kenapa teleponnya dimatikan?”

Jimin menaikkan pundaknya tak acuh, “siapa tahu kau ingin berduaan dengan Yoongi.”

“Kau tahu, aku hampir gila karena terjebak dalam situasi tadi. Aku tidak tahu apa yang harus kuucapkan, apa yang harus kuperbuat.”

Jimin tidak menjawab, hanya menjalankan mobil dengan santai. “biarpun kau tidak mengatakan apapun, Yoongi pasti sudah senang kau datang.”

Mingyu mengusap wajahnya kasar, “Jimin apa kau masokis? kau sakit hati, kan? Tapi kenapa tetap menyuruhku?”

“Aku hanya ingin menyenangkan hatinya, besok sudah ujian, aku ingin memberinya semangat.”

Mingyu memijat pelipisnya, tidak mengerti pikiran Jimin. Yoongi manusia paling beruntung.

“Nih.” Ujar Mingyu memberikan ponselnya.
Jimin bingung menatap ponsel Mingyu.

“apa?”

“Di dalam ada nomor Yoongi.”

“Tidak perlu, aku sudah punya.”

“Hah? Sejak kapan kalian tukaran nomor?”

“Aku yang diam-diam mengambil ponselnya.”

“Astaga manusia gila,” geleng Mingyu. “ya sudah kalau begitu ini dihapus saja, aku tidak perlu nomor Yoongi.”

“Eh jangan dulu,” Cegah Jimin, “kau sekarang kirim pesan pada Yoongi.”

“Kirim pesan apa?”

“Terima kasih Yoongi untuk hari ini, semangat untuk ujian besok.”

“Pakai titik? Pakai emot?”

“Pakai titik, kau harus terkesan cool.”

Mingyu memutar matanya, “haa.. aku tidak peduli.”

“Oh iya Jimin, jangan lupa kau janji membelikanku wagyu yang banyak.”

.
.