7

1.4K 134 4
                                    

Vote nya jangan lupa!!!....

Maaf kalo banyak typo

.
.
.

Sakura, Ino, Temari, Naruto, Hinata dan Gaara saat ini sudah berada dibandara dengan masing masing koper kecil yang mereka bawa. Pesawat yang mereka naiki akan berangkat lima belas menit lagi. Tanpa membuang waktu, mereka semua langsung berjalan menuju pesawat. Karena semalam Temari sudah menyelesaikan apa apa yang harus diselesaikan.

"Tunggu Temari. Aku baru ingat bahwa aku tidak punya passport." Ujar Sakura tiba tiba saat mereka sudah duduk ditempat masing masing.

Temari mendengus. "Apa ini juga akan kau jadikan alasan untuk pergi dan tidak jadi ikut?"

"Temari... Aku sungguh sungguh."

"Tenang, semua sudah aku selesaikan. Tapi, nanti aku akan minta ganti rugi pada kalian"

"Aku tahu. Kau kan pelit"

"Ya, pelit bisa menjadikanku kaya kau tau"

"Terserah padamu. " Ujar Sakura lalu menyandarkan dirinya dikursi.

Sakura duduk disebelah Temari. Dibelakangnya, Gaara duduk dengan Ino lalu Naruto duduk dengan Hinata.

.
.
.

Ino nampak tak bersemangat. Terlihat jelas dari wajahnya yang sedikit kusut. Biasanya juga gadis itu akan banyak bicara, berbeda dengan saat ini.

"Ino, kau baik baik saja?" Tanya Gaara .

"Aku tidak apa. Hanya saja, aku sedikit malas. Kekasihku tidak bisa ikut karena harus bekerja. Lalu Sahabatku juga tidak ikut karena pergi wawancara"

Gaara terkekeh. "Kau ini ada ada saja. Kenapa harus sedih? Masih ada diriku yang sendiri saat ini"

"Memang, tapi aku tidak mau bersamamu. Sejak kecil aku terbiasa dengan Sai. Dan Saat aku berpacaran, aku terbiasa dengan Utakata."

"Dan melupakan Sai?"

Ino terdiam. "Apa maksudmu. Aku tidak melupakannya"

"Itu menurut pandanganmu. Tapi menurutku, kau sendiri yang menjauhinya. Kau seperti melupakannya saat kau sudah memiliki kekasih"

Ino terdiam. Memikirkan apa yang baru saja Gaara katakan padanya. Apa memang benar, disini, ialah yang bersalah?

"Tapi, Sai tidak pernah berbicara seperti itu"

"Tentu saja. Ia menghargai mu. Karena itu, ia tidak mempermasalahkan jika kau menjauh darinya, maka ia juga akan menjauh darimu. Ia takut menjadi masalah dalam hubungan kalian."

"Aku tidak mengerti''

"Sai berpikir, kau menjauhinya karena tidak ingin Utakata salah paham padamu. Karena itu, Sai ikut menjauhimu karena ia juga takut akan terjadi masalah jika ia masih berada didekatmu. Tidak menutup kemungkinan kan? Jika Sai sering bersamamu, Utakata akan salah paham lalu Kelian bertengkar? Itulah yang Sai pikirkan"

Ino kembali terdiam. "Kenapa kau mengetahui itu?"

"Karena aku seorang lelaki. Hanya lelaki yang bisa memahami lelaki."

Hening...

Gaara melirik pada Ino yang masih terdiam. Lalu ia terkekeh pelan.

"Sudah, tak perlu dipikirkan."

.
.
.

Sementara itu, dibelakang Ino dan Gaara, Naruto dan Hinata tengah bersenda gurau. Nampak jelas kebahagiaan diwajah keduanya.

"Hinata, nanti kita satu kamar kan?"

"Tidak. Kita belum menikah Naruto-kun. Itu tidak baik"

"Ayolah Hinata... Sebentar lagi kita kan akan menikah"

Hinata menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku akan satu kamar dengan Ino dan Sakura."

Naruto mendesah kecewa. "Baiklah. Aku tidak akan bisa melawan perintahmu"

Hinata tersenyum melihat gaya bicara Naruto. Ia kemudian mengusap pelan Surai kuning milik tunangannya itu.

"Kau sangat penurut"

"Tentu saja. "

Hinata menurunkan tangannya.

" apa kau mengenal Sasuke atau Shikamaru?" Tanya Naruto.

Hinata nampak memikirkan nama yang tak asing ditelinganya itu. Ia ingat, itu adalah sahabat Naruto  dan ia pernah melohat keduanya saat acara pertunangannya.

"Sasuke, Shikamaru... Bukan kah mereka teman temanmu?"

Naruto mengangguk.

"Kau tau, Sasuke menyukai Sakura."

'' benarkah? Bagaimana bisa, apa mereka saling mengenal.?"

"Ya, awalnya, Shikamaru yang mengejar ngejar Temari. Tapi Temari selalu menolak nya mentah mentah. Lalu, Sasuke bertemu dengan Sakura. Dan katanya ia jatuh cinta pada nya. Sama dengan Shikamaru, Sasuke juga selalu mengejar ngejar Sakura. Dan mereka bernasib sama. Sama sama ditolak."

"Oh...ya? Kasihan sekali mereka. Padahal menurutku. Mereka cocok dengan Sakura dan Temari. Apalagi kedua sahabat kita itukan sampai saat ini belum memiliki kekasih"

Naruto mengangguk setuju.

"Aku juga sudah mengatakan itu pada Sakura dan Temari. Tapi mereka tidak mendengarkanku"

Hinata mengangguk anggukan kepalanya.

Naruto melanjutkan obrolannya dengan Hinata. Menceritakan kesehariannya bersama teman temannya dulu dan menceritakan berbagai macam hal yang pernah ia lalui.

.
.
.
.
.

squadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang