Up lagi.....Jangan lupa vote nya ya!!!
Maaf kalo banyak salah
****
"Sangat melelahkan..." Ujar sakura lalu menghempaskan dirinya di kasur miliknya.
Lima menit yang lalu, ia baru sampai dirumahnya dan langsung merebahkan dirinya didalam kamar tanpa mengganti gaunnya terlebih dahulu.
Untung saja rumah sudah sepi. Karena kedua orangtuanya jam segini sudah pasti terlelap dalam mimpi.
Sakura memejamkan matanya lalu memijat kedua sisi pelipisnya. Pembicaraan terakhirnya dengan Gaara tadi membuat kepalanya pusing. Ditambah hatinya yang belum siap.
"Apa disini hanya aku yang terlalu berharap?" Gumamnya seraya mengeluarkan desahan lelah.
Sakura lalu bangkit mendudukan dirinya dibibir kasur. Ia terdiam memikirkan kata kata Gaara tadi.
Flashback
Temari dan Ino sudah pulang sejak tadi, menyisakan dirinya dan Gaara yang duduk berdua dimeja yang sama.
Canggung.
Sakura merasa canggung jika ia hanya sendiri berada didekat Gaara. Sementara Gaara sendiri tengah sibuk dengan ponselnya.
Beberapa menit kemudian, Gaara menyimpan ponselnya lalu menatap Sakura.
"Sakura... Aku ingin memberitahumu sesuatu" ujarnya seraya tersenyum bahagia.
Sakura mengernyit, balas tersenyum lalu menganggukan kepalanya.
"Sebentar lagi aku akan menikah dengan Tayuya "
Dan ucapan kali ini membuat senyum diwajah sakura menghilang seketika.
Menikah?Sakura masih terdiam. Sulit mempercayai apa yang ia dengar tadi.
"Menikah?..." Gumamnya.
"Ya, Aku akan menikah dengan Tayuya" ujar Gaara semangat tanpa menyadari perubahan Sakura.
Hati Sakura terasa kebas. Ia mengalihkan tatapannya, berusaha untuk tetap tenang dan tidak memperlihatkan kekecewaannya.
"Kau orang pertama yang aku beritahu setelah kedua orang tuaku."
Gaara berpikir, Sakura akan senang dengan kabar ini. Apalagi gadis itu yang ia beritahu pertama sebelum memberitahu orang lain. Gaara tidak tahu saja bahwa sebenarnya, Sakura merasa sakit hati mendengar penuturan darinya.
Setelah merasa bisa mengontrol diri, Sakura kembali menatap Gaara lalu tersenyum. Senyum yang dipaksakan.
"Selamat. Aku bahagia mendengarnya" ujar Sakura.
"Terima kasih. Rencananya, aku akan memberitahu yang lain saat liburan nanti" Sakura hanya bisa mengangguk.
" Ide yang bagus. "
Gaara tidak tahu saja, bahwa saat ini Sakura mati matian menahan air mata. Jika Gaara melihat wajah Sakura dengan teliti, mungkin ia akan tahu, mata Sakura saat ini terlihat berkaca kaca.
"Sakura... Wajahmu terlihat pucat."
Sakura gelagapan. Ditambah tangan Gaara yang saat ini menggenggam tangannya yang sedari tadi berada diatas meja.
Sakura melepaskan genggaman Gaara. "Em.. ti..tidak. aku hanya...em..sedikit pusing."
"Kau sakit? Kalau begitu, kita pulang saja. Aku akan mengantarmu."
"Tidak.. aku membawa mobil"
"Tidak apa. Aku akan mengantarmu." Ujar Gaara kekeh.
Lelaki itu kemudian berdiri dan memapah Sakura. Terlihat jelas wajah khawatir lelaki itu. Jika saja Gaara tidak memberitahu perihal pernikahannya, mungkin saat ini Sakura akan menganggap bahwa perhatian seperti ini adalah cinta dari Gaara.
Flashback end
"Aku pikir, selama ini Gaara juga memiliki perasaan yang sama padaku. "
Sejak dulu, Sakura memang sudah mencintai Gaara. Kebaikan dan Perhatian yang selalu Gaara tunjukan membuatnya berpikir jauh. Ia kira, itu semua adalah bentuk cinta. Tapi, ternyata pemikirannya itu salah besar.
Hatinya terasa sakit dan sesak. Ditambah kepalanya yang entah mengapa berdenyut nyeri.
Sebenarnya, saat ini Sakura ingin menangis meraung raung. Tapi, keadaan tidak mendukungnya. Bisa bisa, kedua orang tuanya terbangun dan langsung menanyakan ini itu padanya. Dirinya sama sekali tidak ingin orang lain mengetahui masalahnya. Bahkan orang tuanya sendiri.
" Sepertinya aku harus mandi air dingin. Mungkin nanti kepalaku tidak akan sakit lagi"
Setelah itu, Sakura beranjak menuju kamar mandi yang berada didalam kamarnya.
.
.
.
.
Deringan ponsel membuat tidur nyenyak Sakura terganggu. Semalam tanpa bisa ia cegah, dirinya menangis didalam kamar mandi. Dan akibatnya ia sekarang bangun terlambat. Untungnya, kemarin ia sempat memberitahu teman kantornya bahwa mungkin ia akan datang terlambat hari ini.
Sakura melenguh lalu mencari ponselnya dan mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari Temari.
" Sakura... Apa kau masih hidup?"
Sakura mendengus. Apa apaan sahabatnya ini?
"Aku masih hidup Temari"
"Aku pikir kau mati. Semalam, Gaara memberitahuku bahwa kemarin kau mengeluh pusing. Bagaimana keadaanmu sekarang? Ku harap kau sudah sembuh. Karena liburan kita tinggal beberapa jam lagi"
Sakura terdiam . Ia memutar otaknya. Tidak ada salahnya kan? Jika ia memanfaatkan situasi ini untuk membuatnya tidak pergi dan kembali bertemu Gaara.
"Em... Temari... Aku masih sangat pusing. Kepalaku rasanya berputar terus. Ku rasa... Aku tidak akan ikut liburan bersama kalian." Ujar Sakura seraya menyamarkan suaranya seperti suara orang yang lemas.
"Sakura.. kau tidak berbohong kan? "
"Kau ini.. untuk apa aku berbohong... Kepalaku benar benar sakit"
Tidak ada jawaban. Sakura merapalkan doa, semoga Temari percaya padanya dan mengijinkannya untuk tidak ikut berlibur.
"Nanti ku hubungi... Istirahatlah"
Tut...
Sakura terdiam tidak percaya. Apa itu artinya... Temari mengijinkanya untuk tidak ikut bersama Meraka?
"Terimakasih kami-sama. Setidaknya aku tidak akan bertemu Gaara untuk beberapa saat"
.
.
.
.
![](https://img.wattpad.com/cover/218287380-288-k380915.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
squad
Teen FictionIni kisah perjalanan para lelaki untuk mendapatkan cinta para gadis yang mereka sukai. Sasuke x sakura Naruto x Hinata Shikamaru x Temari Sai x ino ******* Pinjem karakternya....