24

813 137 0
                                    


"Temari...."

"Ayolah.... Aku hanya ingin mendekatkan kalian saja. Sebenarnya aku merasa kasihan pada Shikamaru. Karena itulah tadi aku menyuruhmu menemuinya."

"Iya. dan kau tau? Karena ulahmu, sekarang aku harus terikat dengan lelaki paling aku hindari itu."

Sakura meringis mendengar teriakan Temari yang tepat didepan telinganya.

"Maaf, aku kira Shikamaru tidak akan sejauh itu"

Temari hanya terdiam mendengus sebal. Sedari tadi ia rasanya belum puas meneriaki sahabat tidak baiknya itu. Ingin sekali ia menenggelamkan Sakura dilaut. Ia sangat gemas dengan perbuatan Sakura yang katanya tadi hanya 'bermain main'. Bermain apanya. Yang ada ia sekarang malah harus menjadi kekasih lelaki nanas itu.

"Temari... Aku minta maaf. Aku benar benar tidak tau akan jadi seperti itu"

Temari tidak menanggapi.

"Temari..."

"Ayolah Temari... Aku minta maaf"

"Temari..."

"Tema-..."

Bugh.

Temari melempar bantal tepat didepan wajah Sakura.

"Diam. Kau sangat berisik."

Sakura mencibir.

"Aku kan hanya-..."

"Aku bilang diam. "

Sakura menutup rapat bibirnya. Sungguh ia sangat tidak tau akan jadi seperti ini. Ia tadi sengaja tidak memberitahu pesan ayah Temari pada sahabatnya itu dan malah memprovokasi untuk meminta bantuan Shikamaru.

Ia hanya berbaik hati ingin melihat Shikamaru yang bisa dekat dengan Temari. mengingat lelaki itu jauh jauh hari sudah mengincar Temari. Tapi ia sungguh tidak menyangka bahwa lelaki itu berpikir jauh. Hingga bisa membuat kesepakatan dan perjanjian yang tidak mampu membuat Temari berkutik.

Lama saling diam, Sakura akhirnya berani membuka suara, menanyakan hal yang baru saja terlintas dipikirannya.

"Eh...Temari, ngomong ngomong. Kemana adikmu. Apa dia sudah pulang? Aku sama sekali-...."

"Dia sudah pulang." Potongnya cepat.

Sakura hanya bisa mengangguk lalu kembali terdiam. Ia memastikan hatinya. Apa benar ia sudah mulai bisa melupakan Gaara? Secara dari dulu lelaki itulah yang menempati hatinya. Walaupun ia tidak tau sebenarnya Gaara menepati hatinya dibagian apa. Apakah dibagian orang yang ia cintai sebagai benar benar lelaki atau orang yang dicintainya sebagai saudara, adik, atau sahabat.

Brak...

Pintu terbuka lebar, memperlihatkan Hinata dengan wajah yang bercucuran air mata. Hinata berjalan tergesa mengambil koper , membukanya , membuka lemari lalu memasukan pakaiannya kedalam koper.

Sakura dan Temari saling pandang, aneh dengan sikap Hinata.

"Hinata... Kau mau kemana? Dan... Ke apa kau menangis?"

Hinata tidak menjawab. Ia masih terus membenahi kopernya.

"Hinata...."

"HINATA..."

Sakura dan Temari melirik pada pintu yang menampilkan sosok Naruto dengan nafas yang tersenggal.

Naruto mendekati Hinata, mencekal lengan kekasihnya lalu memeluknya erat.

"Dengarkan aku. Dia berbohong."

"Hiks... Aku tidak tau siapa yang berbohong. Kau sendiri mengiyakan nya Naruto-kun"

"Tidak... Aku yakin itu bukan anakku. Percayalah Hinata"

Hinata menggeleng lalu melepaskan pelukannya.

"Aku... Aku ingin pulang. "

"Dengarkan aku dulu Hinata"

"Aku butuh waktu sendiri. Aku terlalu syok hingga aku bingung siapa yang benar dan bohong disini"

"Percayalah padaku Hinata. Aku tidak berbohong"

"Maka buktikanlah."

Baru kali ini Sakura, Temari dan Naruto melihat tatapan tajam yang keluar dari mata Hinata. Gadis itu terkenal dengan tatapan sendunya. Jadi, semua akan merasa heran jika melihat tatapannya sekarang.

"Baiklah. Aku akan membuktikannya." Ucap Naruto tak kalah tegas.

Sakura mendekat pada dua sejoli itu.

"Se...sebenarnya ada apa dengan kalian?"

"Aku akan pulang sekarang Sakura"

"Kenapa?" Temari ikut mendekat.

"Aku... Biar naruto-kun saja yang menjelaskan. Sekarang aku hanya ingin sendiri dulu"

Hinata hendak beranjak namun tangannya dicekal Temari.

"Ada apa ini Hinata? Kita sahabat. Setidaknya ceritakan apa yang terjadi padamu"

Hinata hanya terdiam. Ia menggeleng pelan lalu melepaskan cekalan Temari.

"Maafkan aku. Aku harus segera pulang."

Hinata keluar dari kamarnya. Mereka bertiga hanya bisa terdiam memandangi kepergian Hinata.

"Ada apa Naruto? Kenapa Hinata menangis seperti tadi?"

"Aku dijebak"

"Apa maksudmu?"

"Aku akan menjelaskannya pada kalian. Dengar, satu hari sebelum bertunangan, aku menemui Sasuke. Kami hanya mengobrol biasa. Setelah larut, aku pulang dan menyetir mobil sendiri. Dijalan, aku menerima telepon dari Shikamaru. Dia memintaku menjemputnya disebuah club. Aku segera menyusulnya. Setelah sampai di sana, ternyata Shikamaru sudah mabuk bersama teman teman yang lain.

Aku ingin segera membawa Shikamaru pulang tapi, Shino menahan ku dan mengajakku minum. Lebih tepatnya memaksaku minum. Aku tidak bisa menolak, awalnya aku tidak ingin terlalu mabuk tapi, semua teman temanku tetap memaksaku.

Aku akhirnya ikut mabuk. Aku terlalu pusing. Samar samar, aku mendengar Neji yang akan membawa Shikamaru. Aku mengangguk. Semua pulang. Aku yang hendak berjalan menuju mobil, tak sengaja jatuh dan menabrak seorang wanita. "

Sakura dan Temari dengan cermat mendengarkan penjelasan Naruto tanpa menyela.

"Aku tidak melihat jelas wajahnya. Tapi aku ingat, dia..dia tiba tiba menciumku. Mungkin dia juga mabuk. Setelah ciuman itu, aku tidak ingat apa apa.

Pagi pagi, aku sudah berada disebuah kamar. Dan yang mengejutkan, aku satu ranjang dengan wanita itu. Dia dalam keadaan telanjang sama sepertiku.

Aku sangat terkejut. Dia juga tiba tiba menangis dan meminta pertanggung jawaban. Aku tentu saja tidak percaya. Aku sangat yakin.

Aku menolak dan pergi begitu saja. Setelah itu,dia sama sekali tidak menghubungiku. Tapi kemarin kemarin, dia mendapatkan nomorku dan mengancam ku. Dia bilang dia hamil anakku. Aku tentu tak percaya.

Dia mengancam ku. Jika aku tidak menikahinya, dia akan memberitahu semuanya pada orang tuaku.

Aku hanya diam. Aku memikirkan cara agar aku bisa mendapat bukti bahwa aku tidak bersalah. Tapi, malah Hinata mengetahuinya.

Aku bingung. Aku akan minta bantuan kalian. Bantu aku mencari tau kebenarannya"

Sakura dan Temari saling berpandangan. Mereka tentu saja mempercayai Naruto. Dia tidak mungkin berbuat seperti itu.

.
.
.



Waduh..... Si Naruto ngomongnya panjang+lebar ya!

Mulai konflik nih....

Semoga suka. Maaf kalo buanyak typo dan kesalahan lainnya.

:):):):)

Btw... Ada yang mau ikut join bisnis Ori***** bareng aku ngak?... Aku baru gabung satu Minggu. bisnis ini gak perlu modal besar dan ngak merugikan diri sendiri menurutku.

Barang kali ada yang mau coba boleh japri ke aku ya...
0882-0015-18440

squadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang