29

826 117 8
                                    

Sementara itu, diapartement Naruto, semua tengah menyimak rencana Naruto. Semua berdecak kagum melihat rencana yang menurut mereka sangat teliti. Naruto Memang pintar mengenai urusan seperti ini. Ia sengaja tidak menyuruh orang lain dan malah ingin menyuruh para sahabatnya untuk membantunya.

"Temari, Shikamaru. Kalian yang berperan penting dalam rencana pertama. Dan kalau rencana pertemanan gagal, Sasuke dan Sakura akan menjalankan rencana kedua."

Temari berdecak malas. " Naruto, mengapa aku harus dengan lelaki ini. Aku bisa sendiri" ujar Temari seraya menunjuk Shikamaru yang tengah duduk disisinya.

"Terlalu berbahaya, sayang."

Naruto, Sasuke dan Sakura tersenyum melihat mereka berdua. Ya, Naruto sudah tahu bahwa saat ini Temari dan Shikamaru sudah resmi menjadi sepasang kekasih awalnya Naruto tertawa kencang begitu diberitahu. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa Shikamaru ternyata bisa membuat Temari menjadi pacarnya. Sungguh luar biasa.

"Tidak Temari. Shikamaru benar. Terlalu berbahaya jika kau bergerak sendiri"

Temari memutar bola mata malas.

"Ini sudah malam. Apa kalian akan menginap Dirumah ku saja?"

"Aku akan menginap saja. Aku malas menyetir sekarang." Ujar Shikamaru.

"Sudah kuduga kau pasti akan menginap. Tuan pemalas."

"Aku juga akan menginap. Sakura, kau akan menginap juga kan?"

Sakura diam tak menjawab. Pandangannya luruh pada meja dihadapannya.

"Sakura..."

Semua menatap sakura aneh. Tidak biasanya Sakura terdiam seperti ini. Pasti ada sesuatu yang terjadi pada sahabat mereka itu.

Sementara itu, Sasuke juga terdiam memandangi Sakura. Ia jadi merasa bersalah. Apa sekarang Sakura seperti ini karena dirinya tadi?

"Sakura..."

"Y...ya"

"Kau kenapa? Dari tadi kau terlihat tidak fokus"

"Ti...tidak. aku tidak apa" Ujar Sakura bergantian menatap satu persatu sahabatnya. Tatapannya terhenti saat ia melihat Sasuke yang tengah menatapnya dengan tatapan yang... Entahlah, ia tidak tau apa arti tatapan itu.

Tapi, raut wajah Sasuke terlihat menyesal. Sepertinya, Sasuke sedikit menyesal sudah memberitahu perasaannya pada-nya tadi.

"Sakura, kau akan menginap disini?"

"Aku... Terserah padamu saja. "

Temari mengangguk. "Aku akan menginap. Kalau begitu, aku akan masuk kamar lebih dulu. Aku sudah mengangguk"

"Iya..."

Temari beranjak namun, tangannya di akal Shikamaru.

"Kenapa kau buru buru sekali?"

"Aku ingin segera tidur"

"Kita bisa bicara sebentar dibalkon. "

"Aku tidak mau. Aku sudah mengangguk" Temari menyentak tangan Shikamaru.

"Naruto, dimana kamarku?"

"Terserah padamu. Kau bebas ingin tidur dimana saja"

Temari mengangguk lalu berjalan pergi disusul Shikamaru yang mengendap endap dibelakangnya.

Temari membuka pintu kamar. Ia masuk kedalam dan saat hendak menutup pintu, Shikamaru dengan sigap masuk dan mengunci pintu kamar.

"Hey... Kau-..."

"Tenang Temari. Aku hanya ingin tidur bersama mu"

Temari membulatkan matanya.

"Apa apaan kau. Aku tidak mau. Sebaiknya kau pergi dari sini"

"Tidak. Aku ingin tidur bersamamu."

"Tapi aku tidak mau"

"Ayolah Temari, aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin tidur dengan memelukmu"

"Kenapa kau semakin seenaknya padaku? Aku bilang aku tidak mau. Jadi sebaiknya kau pergi dari sini"

Shikamaru menggeleng. Ia malah berjalan menuju kasur tanpa menghiraukan kemarahan Temari.

"Hey...." Temari mengeram marah.

Temari memandang pintu dihadapannya. Pintu dikunci dan lelaki nanas itu memegang kuncinya.

"Kalau kau ingin tidur disini silahkan. Biar aku yang cari kamar lain"  nada suara Temari sedikit lebih tenang.
"Mana kuncinya?"

"Ck... Temari, aku sudah bilang ingin tidur denganmu. Bukan ingin tidur disini. Harus berapa kali aku meyakinkanmu aku tidak akan berbuat macam macam. Hanya ingin memelukmu saja. "

Lama berdebat, Temari akhirnya mengalah. Ia berjalan menuju sisi ranjang lain dan menidurkan dirinya. Tak lupa, ia memakai selimut sebatas pundaknya.

Temari bisa merasakan ranjang disebelahnya bergerak. Tak lama, tangan seseorang menelusup memeluk pinggangnya dari belakang. Temari tau itu sudah pasti lengan Shikamaru.

Tapi, ini menjadi masalah karena detik itu juga, jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Temari berusaha menenangkan dirinya. Ia menghembuskan nafas berkali kali berusaha menormalkan kembali detak jantungnya yang menggila.

Ia merasa aneh sendiri dengan apa yang terjadi padanya.

"Aku mencintaimu Temari" bisik Shikamaru.

Temari semakin menegang. Jantungnya yang belum pulih semakin berdetak kencangbegitu mendengar ucapan Shikamaru.

Ada apa ini, ada apa dengan diriku? Batin Temari.

.
.
.
.
.

Jangan lupa tinggalkan jejak.

****

Ngak papa kan ya setiap akhir chapter aku ada ngajakin kalian siapa tau ada yang mau ikut bisnis Ori***** bareng aku. Kalo mau tanya tanya dulu juga boleh dan bisnis ini ngak ngerugiin kita dan gak perlu banyak modal lhoo!!!..

Jangan lupa juga follow Ig aku @syalala3099 🤗

squadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang