16

922 108 3
                                    


Hai.... Ada yang masih nungguin cerita ini gak???

Maaf ya kalo aku up nya selalu lama.

So.... Happy reading... Maaf kalo banyak typo dan kesalahan lainnya.

.
.
.
.
.

Ino terlihat berjalan santai seraya membawa nampan berisi jagung bakar.

Setelah mengobrol banyak dengan semua orang terutama Tayuya dan Gaara, ia langsung pergi untuk memberikan jagung bakar pada Sai dan Sasuke.

Ia tadi sempat bertanya pada Shikamaru. Kenapa Sai dan Sasuke tidak datang. Awalnya ia kesal. Tapi, setelah mendengar alasannya. Ia jadi bisa memaklumi ketidak hadiran Sasuke dan Sai.

Tadi ia sempat sangat terkejut melihat pengakuan Gaara dan Tayuya. Ia tidak menyangka lelaki itu ternyata sudah melangkah jauh. Ia jadi sedikit iri.

Hinata dan Naruto sudah jelas bertunangan. Gaara,,, lelaki itu tanpa diduga sudah mempunyai calon istri. Sakura dan Temari tidak perlu ditanya.

Lalu dirinya, sekarang saja ia tidak ada kontak dengan Kekasihnya sendiri. Utakata itu memang baik. Dia manis, itulah Yang ada dipikiran Ino sampai ia bisa menyukai lelaki itu.

Bahkan sebenarnya, Dulu Ino lah yang menyatakan cinta pada Utakata lebih dulu. Ia tidak menyangka bahwa Utakata ternyata menerima cintanya. Dan mereka berhubungan sampai sekarang.

Ino menghentikan langkahnya saat melihat Sai dan Sasuke yang tengah mengobrol berdua.
ia mulai bisa mendengar omongan keduanya.

"Bagaimana dengan Ino?"

Ino mengernyit. Kenapa kedua lelaki itu menyebut namanya?

Sai terlihat terdiam. Dan Sasuke terdengar tersenyum mengejek.

"Kami hanya sahabat."

"Jangan membohongiku. Aku juga bisa baca tatapan seseorang. Tatapanmu pada Ino tadi sama seperti tatapanku pada Sakura"

"Jadi, kita sama?"

Sai tertawa canggung. "Tidak... Aku... Maksudku. Kami hanya bersahabat. Dan itu murni"

"Aku tidak bodoh. Kau mencintainya.
Kau mencintai Ino sahabatmu dan sekarang... Kau berusaha mengelak."

"Benarkan?"

Beberapa menit terdiam, Sai akhirnya mengangguk seraya tersenyum.

Ino terdiam mematung melihat kepala Sai yang menganguk tanda membenarkan ucapan Sasuke.

"Sepertinya sulit membohongi mu. Kau benar, aku mencintainya. Aku mencintai Ino"

brak...

Nampan yang ia bawa terjatuh hingga menimbulkan suara dan sontak, Sai serta Sasuke melirik kearahnya.

Ino masih terdiam. Tidak mempercayai apa yang diucapkan Sai tadi.

"Ino...''lirih Sai.

Ino menggeleng pelan lalu berlari begitu saja. Dengan cepat Sai ikut berlari mengejar Ino. Meninggalkan Sasuke sendiri.

.
.
.
.
.
.

"Bagaimana dengan tawaranku ?"

Temari terlonjak kaget saat mendengar ucapan seseorang tepat di belakang telinganya. Ia berbalik lalu berdecak pinggang.

"Apa kau ada masalah denganku?"

Shikamaru nampak menggeleng.

"Kau mengagetkanku, bodoh. "

"Aku tidak bermaksud..."

"Tidak bermaksud bagaimana? Jelas jelas tadi kau sengaja berbicara dibelakang telingaku dan mengagetkanku" Temari berujar dengan nada tinggi.

Semua orang sudah masuk kedalam villa. Jadi tidak akan ada masalah jika ia berteriak disini.

"Hey... Kenapa kau jadi marah? Apa kau marah karena melihat Gaara yang mendahului mu?"

Temari memutar bola mata malas."tidak nyambung" gumamnya pelan.

"Jadi bagaimana? Kau pasti belum menemukan seseorang, kan?"

"Hey... Ini baru hari pertama. Tentu saja aku belum menemukan seseorang."

"Kau tidak akan menemukan siapapun" ujar Shikamaru percaya diri.

"Kita lihat saja. Dalam dua hari, aku pasti mendapatkan seorang pria baik dan mau menjadi pasanganku"

Shikamaru tertawa meremehkan.

Temari melirik malas."Hentikan tawamu itu. Kau akan menyesal nanti."

"Aku sudah bilang, kau tidak akan mendapatkan seseorang. Kau akan datang padaku dan memintaku agar menjadi pacarmu langsung nanti"

Kali ini Temari yang terlihat tertawa meremehkan.

"Percaya diri sekali,kau. Haa... Sudahlah, tidak ada gunanya berbicara dengan mu"

Temari melengos pergi dari hadapan Shikamaru.

Sebenarnya ia saat ini tengah bingung. Ia harus segera mencari seseorang. Waktunya sangat tidak banyak. Jangan sampai ia nanti terlambat dan harus memohon pada pria nanas tadi.

.
.
.
.
.
.

Sementara itu, Hinata dan Naruto nampak duduk di meja makan. Mereka baru saja selesai mandi dan sekarang tengah mengobrol bersama.

"Hinata, apa aku perlu memajukan tanggal pernikahan kita?"

"Kenapa?"

"Gaara akan lebih dulu menikah dari pada kita"

"Itu bagus, kan. ? "

"Tapi aku tidak mau dia mendahuluiku"

Hinata tersenyum. "Kau seperti anak kecil saja, Naruto-kun. Biarkan saja Gaara menikah lebih dulu. Itukan memang rencana awal mereka. Kita juga sudah mempunyai rencana sendiri naruto-kun"

"Tapi aku tidak sempat pikir. Kenapa dia menyembunyikan semua ini dari kita"

Hinata mengedikan bahunya.

"Aku juga tidak tahu. Yang penting, sekarang kita berdoa untuk kebahagiaan mereka berdua."

Naruto mengangguk.

"Tapi Naruto... Aku tadi seperti melihat Sakura yang hanya diam saja"

"Hmmm.... Aku juga. Mungkin dia masih sakit,"

"Bisa jadi. Ah... Sebaiknya aku membawakan teh hangat untuk Sakura. Kau tidurlah lebih dulu Naruto Kun. Aku juga akan menunggu Ino nanti"

"Tidak apa. Aku akan menemanimu sebelum kau tidur nanti"

Hinata tersenyum malu.

"Terima kasih Naruto Kun"

.
.
.
.
.
.

squadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang