Part ini agak lebay kayaknya...😂
.
.
.
."Ino...."
Sai masih berlari berusaha menggapai tangan Ino. Inilah yang ia takutkan. Ino mengetahui semuanya.
Dan pasti kini persahabatan mereka berada diujung tanduk . Karena dulu, Ino sempat mengatakan bahwa tidak boleh ada cinta diantara mereka, jika itu sampai terjadi, Ino sendiri yang akan memutuskan persahabatan mereka.
Ia masih ingin dekat dengan Ino, walaupun ia selalu sakit hati saat Ino harus bersama orang lain. Dulu ia percaya bahwa suatu saat nanti cintanya pada Ino akan terbalaskan oleh gadis itu sendiri tanpa ia beritahu.
Tapi sepertinya, ia harus memupus rasa percaya dirinya itu.
Hap....
Sai berhasil meraih tangan Ino dan sigap menariknya ke hadapannya.
"Ino,,, dengarkan aku..."
Ino sudah menangis. Ia terus menggeleng seraya berusaha melepaskan cekalan dilengannya.
"Lepaskan.."
"Dengarkan aku...aku minta maaf"
"Lepaskan... "
"Tidak. Dengarkan aku dulu"
Ino akhirnya terdiam namun tetap menangis. Ia memeluk tubuh Sai.
"Kenapa...hiks..kenapa kau mencintaiku?..."
"Maaf,....maafkan aku" Sai membalas pelukan Ino.
"Hiks...aku sudah bilang. Tidak boleh ada cinta diantara kita atau...hiks... Aku yang akan memutuskan persahabatan kita....hiks...."
Sai mengusap pelan rambut Ino seraya mengecupnya seperti kebiasaannya dulu sebelum Ino memiliki kekasih.
"Maaf, aku juga tidak tau harus bagaimana. Hatiku tidak bisa dibohongi. Dari dulu aku sudah sangat mencintaimu"
"Aku kira...kau juga mencintaiku. Tapi ternyata... Kau malah berpacaran dengan orang lain. Aku bisa menerima itu karena aku percaya suatu saat cintaku pasti akan terbalaskan..."lanjutnya pelan.
Ino masih menangis.
"Tapi sekarang. Apapun yang akan kau putuskan, aku akan menerimanya. Tapi aku mohon....jangan putuskan persahabatan kita"
"Tapi kau sudah mengingkari janjimu"
"Aku tidak pernah berjanji. Kau yang mengatakan itu sendiri"
"Sai... Kenapa kau harus jatuh cinta padaku?" Sai diam tak menjawab.
Ino menjauhkan tubuhnya.
"Maaf Sai..."
"Tidak Ino... Aku yang harusnya minta maaf. "
Ino berjalan mundur.
"Maaf..."
"Ino...."
"Aku... Persahabatan kita... Aku harus memutuskannya"
Sai terdiam kaku. Ia sungguh tidak ingin ini terjadi. Ia bisa menerima rasa sakit hatinya selama ini tapi tidak dengan berpisah.
"Ino... Aku tidak akan mengganggu hubunganmu. Kau... Kau bisa melupakan semua ini"
"Tidak bisa Sai..."
"Kau bisa melupakan bahwa aku mencintaimu. Aku mohon... Jangan putuskan persahabatan kita, Ino."
Ino terdiam sejenak. " Baiklah, tapi kau harus berjanji."
"Apapun. Aku akan melakukannya "
"Kau harus menghapus perasaanmu padaku"
Degh...
"A...apa?"
"Kau harus menghilangkan cintamu padaku, Sai"
Lelaki pucat itu terkekeh canggung. "Kau... Ino, aku bisa melakukan apapun tapi tidak dengan itu. Tidak dengan harus melupakan cintaku"
"Kalo begitu, kita akhiri saja persahabatan kita sampai sini"
Sai kembali terdiam mematung. Kenapa harus sesulit ini. Tidak mengertilah Ino dengan perasaannya. Kenapa ia merasa Ino sangat egois. Padahal ia sudah rela mengorbankan perasaannya, Tapi Ino sama sekali tidak mempercayainya.
"Baiklah Ino... Aku tidak akan bisa melupakan cintaku. Jika kau ingin persahabatan kita berakhir. Maka itu akan terjadi, karena bagaimanapun, Perasaan cinta ku padamu tidak akan bisa hilang"
"Aku akan selalu mencintaimu, Ino..."
.
.
.
.
."Huuh...."
Shikamaru membanting tubuhnya disofa tepat Sebelah Sasuke.
"Dari tadi, kau sama sekali tak bergerak dari dudukmu itu?"
Sasuke tidak menoleh. " Aku tadi sempat keluar."
"Oh..."
"Bagaimana pestanya.?"
"Sangat mengejutkan"
Sasuke menolah seraya mengernyit heran.
" Mengejutkan?"
"Ya, jika kau hadir. Sudah pasti kau akan jadi orang pertama yang sangat bahagia"
"Apa maksudmu?"
"Tidak ada..." Jawab Shikamaru acuh.
"Hey... Kau membuatku penasaran. Apa yang terjadi sehingga kau berpikir bahwa aku akan jadi orang pertama yang akan bahagia"
Shikamaru mengedikkan bahunya.
Sasuke menatap kesal lalu kembali pada laptop dipangkuannya. Percuma mencerca Shikamaru supaya dia bercerita padanya. Cukup dengan pura - pura tidak tertarik dan dia sendiri yang akan mengatakan semuanya. Sebenarnya semua pekerjaannya telah ia bereskan. Hanya saja, ia ingin memeriksa semua persiapan meeting nya nanti agar tidak ada kesalahan apapun .
" Gaara, dia akan menikah dengan seorang yang bernama Tayuya."
Sontak, pergerakan jari Sasuke terhenti begitu mendengar ucapan Shikamaru.
"Gaara,?"
"Ya, Dia tadi mengenalkan seseorang pada kami. Dan dia bilang orang itu adalah calon istrinya. Kau tau kan? Maksud ucapanku ini?"
"Jadi, jangan mundur lagi. Orang yang kau anggap lawan ternyata bukan siapa siapa. Jangan sampai kau mengikuti dirimu yang ingin mundur. Ini belum berakhir. Tapi baru dimulai..."
Shikamaru menepuk pelan bahu Sasuke yang masih terdiam tak berkutik. " Berusahalah..."
Setelah Shikamaru pergi, tanpa bisa ditahan senyum diwajah Sasuke merekah seketika.
"Jika Gaara akan menikah dengan orang lain, itu berarti Sakura...."
"Terimakasih Tuhan.... Aku masih bisa mendekati Sakura dan kembali memperjuangkannya."
Sasuke sigap berlari kedalam kamarnya dengan senyum yang tak lepas diwajahnya. Ia ingin segera tidur, melaksanakan meeting besok lalu kembali merencanakan cara agar dekat dengan Sakura nanti.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
squad
Teen FictionIni kisah perjalanan para lelaki untuk mendapatkan cinta para gadis yang mereka sukai. Sasuke x sakura Naruto x Hinata Shikamaru x Temari Sai x ino ******* Pinjem karakternya....