.
.
.Liburan akhirnya selesai. Walaupun tidak sesuai harapan. Kini, Naruto, Shikamaru, Sasuke, Sakura, Ino dan Temari sudah kembali ke Jepang.
Mereka sepakat akan membantu memecahkan masalah Naruto bersama. Ya, Naruto menjelaskan pada semua sahabatnya. Ia sangat bersyukur karena sahabatnya mau membantu dirinya.
Setelah kejadian itu, Naruto sama sekali belum mendapat kabar dari Hinata. Ia sangat khawatir. Karena itu, setelah pulang, ia langsung bergegas menuju rumah Hinata.
Disana sangat sepi. Naruto berjalan menuju pagar, lalu bertanya pada penjaga rumah.
"Maaf, apa Hinata ada dirumah?"
"Maaf tuan, nyonya Hinata bersama tuan besar sedang pergi kekantor. Katanya nyonya Hinata mulai ingin belajar bisnis."
Naruto mengangguk. Ia tau, Hinata pasti ingin menghindarinya. Ia harus segera menemukan bukti supaya Hinata kembali bersamanya. Ia tidak bisa jauh dari Hinata. Ia sangat merindukan tunangannya itu.
Naruto segera menghubungi semua temannya. Ia harus bergerak cepat sebelum wanita yang menjebaknya lebih dulu melakukan hal lain.
.
.
.
.
.Malam telah tiba. Temari sudah bersiap hendak pergi menuju rumah Naruto. Naruto meminta semua orang berkumpul malam hari dirumahnya. Untuk membicarakan mengenai masalah sahabatnya itu.
Temari sangat malas untuk membawa mobil sendiri. Sedang kan supir kini tengah mengantar Gaara pergi bersama Tayuya. Ia memutuskan ingin naik bus saja.
Naruto memutuskan untuk tidak memberitahukan masalahnya pada Gaara. Ia tidak ingin membuat Gaara khawatir mengingat lelaki itu tengah disibukan dengan acara pernikahannya.
Temari berjalan menuju pagar rumah. Dia terlonjak kaget saat melihat Shikamaru yang sudah berdiri bersandar dimobil yang terparkir tepat didepan pagar.
"Kanapa kau ada disini?"
Shikamaru mengernyit.
"Aku ingin menjemput kekasihku"
Temari mengangguk.
"Ouh...kalau begitu, selamat menunggu" ujarnya tersenyum paksa, pura pura tidak menganggap Shikamaru.
Saat ia berjalan melewati Shikamaru, tangannya dicekal oleh lelaki itu.
"Hey... Kau bilang ingin menunggu kekasihmu"
"Aku tidak tau kapan kekasihku datang. Jadi, sebaiknya aku pergi denganmu saja" Shikamaru tersenyum menggoda.
"Tapi aku tidak mau. Tunggu saja kekasihmu itu"
Tanpa diduga, Shikamaru menarik tangan Temari mendekat. Sehingga jaraknya dan Temari sangatlah dekat. Temari menaruh tangannya didada Shikamaru agar tubuhnya tidak terlalu rapat dengan lelaki itu.
"Apa apaan kau?"
Baru Temari akan bergerak menjauh, Shikamaru malah mengalungkan tangannya dipinggang Temari dan memeluknya erat.
"Hey...?" Protes Temari.
"Apa? Aku hanya memeluk kekasihku. Apa itu salah?"
Temari menggeram marah.
"Kekasih apa? Aku bukan kekasihmu bodoh"
"Kau kekasihku Temari."
"Bukan..."
"Apa kau lupa? Atau pura pura lupa?"
"Aku tidak lupa. Hanya saja aku tidak ingin mengingatnya. Aku tidak ingin mengingat bahwa kau...kau..."
"Aku...?"
"Ck...lupakan. cepat lepaskan aku."
Temari berontak. Bukannya melepaskan, Shikamaru malah semakin mengeratkan pelukannya.
Shikamaru meraih tengkuk Temari lalu mendekatkan wajahnya pada Temari yang sontak membuat gadis itu terdiam kaku.Jaraknya dan Shikamaru kurang dari 5cm. Jika saja sahabat Temari ada disini, mereka mungkin akan menertawakan dirinya yang hanya diam tak berkutik.
Temari dikenal dengan kegalakannya. Tidak ada yang berani mendekatinya karena Temari tidak akan segan memukul mereka. Sedangkan sekarang? Ia seperti pasrah dihadapan Shikamaru. Entah mengapa, Temari tidak bisa berkutik saat ini.
Shikamaru tersenyum menang.
Perlahan, ia mulai mendekatkan wajahnya. Hendak mencium Temari. Namun, belum sempat Shikamaru memenuhi keinginannya itu, Temari lebih dulu sadar dan refleks, ia menampar wajah Shikamaru.Plak...
Shikamaru segera melepas pelukannya dan memegang pipinya yang memerah. Temari sungguh wanita yang kuat. Ditampar seperti itu saja membuat Shikamaru terdiam nyeri.
Sudut bibir lelaki itu berdarah. Tamparan Temari sangat kuat.
Temari terkejut dengan apa yang ia lakukan. Ia ingin menolong Shikamaru tapi, segera ia urungkan.
"Itu karena kau berani ingin menciumku"
"Sssttt... Kau sangat ganas" ujar Shikamaru seraya memegang pipinya.
Temari mencuri pandang pada Shikamaru yang masih meringis. Ia segera menggeleng saat sisi lain hatinya ingin mengobati luka Shikamaru.
"Ayo, cepat. Kita harus segera pergi" Temari berjalan memutari mobil Shikamaru dan duduk dikursi penumpang sebelah Shikamaru.
Shikamaru sempat tersenyum. Apa ini bisa disebut pengorbanan? Ia mengorbankan pipinya untuk bisa membuat Temari mau pergi bersamanya.
.
.
.
.
.Gaje........ Buanngeetttzzzz.....
Aku bingung mau nulis apa lagi. Segini dulu cukup ya?
Menurut kalian gimana sih? Penulisan cerita ini? Apa gak jelas? Atau apa gitu? Banyak kekurangan pasti. Tapi aku harap kalian maklumi kekurangannya.
Makasih ya.... Buat semua yang masih setia.
Cerita ini insyaallah bakal tetep lanjut kalo author nya panjang umur. 😂😂😂
Minta comment and vote nya ya!!!!
******
Ngak papa kan ya setiap akhir chapter aku ada ngajakin kalian siapa tau ada yang mau ikut bisnis Ori***** bareng aku. Kalo mau tanya tanya dulu juga boleh dan bisnis ini ngak perlu banyak modal ya... Cuma 49.900 !!!
KAMU SEDANG MEMBACA
squad
Teen FictionIni kisah perjalanan para lelaki untuk mendapatkan cinta para gadis yang mereka sukai. Sasuke x sakura Naruto x Hinata Shikamaru x Temari Sai x ino ******* Pinjem karakternya....