"Aku merindukan mu"
Sasuke mematung mendengar ucapan Sakura. Apa ia sedang bermimpi? Sakura mengatakan bahwa ia merindukan dirinya?
Senyum bahagia perlahan terbit diwajahnya. Tak bisa ia pungkiri bahwa kebahagiaannya sangat besar saat ini. Perlahan, tangannya membalas pelukan Sakura. Ia bahkan memeluk erat tubuh mungil itu.
"Aku juga merindukanmu"
Inikah rasanya cinta yang terbalaskan? Rasanya sangat menyenangkan. Sasuke tak henti hentinya tersenyum tanpa melepaskan pelukan mereka. Akhirnya... Akhirnya perjuangannya selama dua tahun ini berakhir sudah. Ia sudah menuai hasilnya.
Sakura menjauhkan tubuhnya. Bisa Sasuke lihat, gadis dihadapannya itu terlihat salah tingkah dengan pipi yang memerah.
Mereka saling diam. Sasuke masih berasa tak percaya. Sementara Sakura saat ini tengah menahan rasa malunya. Bagaimana bisa ia dengan seenaknya memeluk Sasuke ditempat umum seperti ini. Untung saja disini tidak terlalu ramai.
"Bagaimana kabarmu?" Sasuke akhirnya membuka suaranya.
"Baik. Dan kau...apa penyakitmu sangat parah?" Sakura kembali dengan wajah khawatirnya.
Sasuke menggeleng. " Entahlah, tapi aku sudah menjalani beberapa pengobatan. Aku harap penyakitku dapat sembuh total."
Sakura mengangguk anggukan kepalanya. "Maaf kan aku...itu semua-.."
"Tidak, itu bukan salahmu" Sasuke memotong cepat perkataan sakura.
"Sasuke...kau pernah mengungkapkan perasaanmu waktu itu. Aku...aku juga ingin mengatakan sesuatu" Sakura berujar Lirih
Ia menunduk. Sebenarnya ia tengah berusaha mengesampingkan rasa malunya. Saat ini, yang terpenting adalah ia memberitahukan perasaannya pada Sasuke.
Sementara Sasuke, ia sudah berkeringat dingin. Sakura mengungkit ungkapan cintanya waktu itu. Entah mengapa jantungnya seperti tengah berlari Maraton. Berdebar tak karuan. Jujur saja, ia belum siap mendengar itu. Ia takut Sakura akan menolaknya.
"Aku...aku juga mencintaimu Sasuke"
Sasuke membelakakan matanya. Lelaki itu kembali terkejut. Apa Sakura serius? Gadis itu tidak sedang mengerjainya kan?
"Kau...kau mencintai ku?"
Sakura mengangguk pelan.
"Benarkah? Kau...tidak berbohong kan?"
Sakura lagi lagi mengangguk. Dan saat itu juga, Sasuke langsung memeluk erat kembali tubuh Sakura. Ia mengangkat tubuh Sakura lalu membawanya berputar.
"Sasuke...."pekik Sakura. Lelaki itu lalu menurunkan Sakura. Mereka tertawa bersama sama.
"Aku tidak percaya. Kau benar benar mencintaiku? Terima kasih Tuhan...akhirnya cintaku tidak bertepuk sebelah tangan lagi". Sasuke berujar dengan wajah yang penuh kebahagiaan.
Sakura balas tersenyum. Ia juga tentu merasa bahagia. Walaupun ia sendiri yakin bahwa perasaannya belum terlalu dalam, tapi ia akan pastikan bahwa ia akan berusaha menjalaninya dengan Sasuke. Ia juga yakin Sasuke akan bisa membuatnya semakin mencintai Sasuke dengan sangat nanti.
" Terima kasih Sakura"
Sakura mengangguk. " Kau tau aku baru dekat dengan mu. Maksudku, aku mencintaimu. Tapi aku tidak begitu tahu sampai mana rasa cintaku. Aku-..."
"Aku tau. Kau belum terlalu yakin. Aku akan berusaha Sakura. Aku akan membuatmu benar benar mencintaiku. Aku janji" potong Sasuke.
"Jadi,,, sekarang kita adalah sepasang kekasih?" Lanjutnya yang diangguki Sakura.
Mereka kembali saling berpandangan. Hingga suara seseorang dari dalam membuat mereka tidak lagi saling berpandangan.
" Sepertinya ada sesuatu didalam. "Ujar Sasuke.
"Heem. Tapi setauku tidak ada lagi acara selain pesta malam nanti"
"Sebaiknya kita masuk saja"
.
.
.
.Seorang lelaki terlihat tengah berjongkok dihadapan seorang perempuan. Posisi mereka berada ditengah tengah sehingga semua orang yang tadinya tenaga asik menyantap hidangan mengalihkan tatapan mereka dan langsung mengerubuni sang perempuan dan lelaki yang tengah berjongkok itu.
"Aku tau ini sangat mendadak. Kita juga baru saling mengenal. Tapi percayalah, aku ingin berusaha dekat denganmu dan menjadikanmu milikku. Jadi, Tenten, apa kau mau menikah denganku dan menjadi pendamping hidupku selamanya?"
Semua orang sontak bertepuk tangan dan bersorak agar si perempuan menjawab 'ya'.
Sementara itu, Ino hanya bisa menangis. Ia baru keluar toilet dan langsung disuguhi pemandangan dimana Sai tengah berjongkok melamar Perempuan yang tadi dikenalkan padanya.
Ino kembali menangis. Apa Sai sudah tidak mencintainya lagi? Apa ia terlalu jahat pada Sai sehingga lelaki itu dengan mudah melupakannya dan melamar gadis lain.
Ino menggeleng, ia berlari kearah parkiran. Ia sudah tidak kuat lagi. Ia tidak bisa melihat Sai lagi. Ia sudah terlanjur sakit hati.
Bruk..
Ino terjatuh saat ia merasa menubruk sesuatu.
"Ino? Kau kenapa?"
Ino mendongak. Ternyata orang yang ia tabrak adalah Shikamaru.
"kau menangis?"
Bukannya menjawab, Ino malah semakin kencang menangis.
"Hey...hey... Kau kenapa?"
Shikamaru membantu Ino agar berdiri. Lelaki itu membantu memapah Ino menuju tempat duduk.
"Sebentar, aku akan menghubungi Temari dulu".
Ino masih tak menjawab, ia masih menangis sesegukan. Tak lama Temari datang. Tapi ia tidak sendiri. Ada Sasuke dan Sakura juga.
"Ino..." Ujar Temari dan Sakura yang langsung menghampiri sahabatnya.
"Hiks...Sai sangat...jahat padaku...hiks.. dia bilang...dia mencintaiku, tapi..., tapi ternyata dia melamar gadis lain. Hiks... "
Sakura dan Temari hanya bisa menatap iba. Mereka tau bahwa Ino mencintai Sai. Tapi mereka juga tidak bisa berbuat apa apa.
"Tenanglah Ino. Jangan menangis"
"Hiks...aku ingin pulang..."
.
.
.
.Hai....aku balik lagi. Maaf ya kalo makin gaje dan penulisan jelek plus banyak typo.
Aku minta vomment nya ya... Aku minta maaf banget kalo ada yang komen tapi gak aku bales. Soalnya aku tuh suka bingung mau bales nya apa. Harap mengerti ya... :):):)
Bye........
KAMU SEDANG MEMBACA
squad
Teen FictionIni kisah perjalanan para lelaki untuk mendapatkan cinta para gadis yang mereka sukai. Sasuke x sakura Naruto x Hinata Shikamaru x Temari Sai x ino ******* Pinjem karakternya....