9

1.3K 129 5
                                    

Sorry kalo masih banyak typo atau penulisan yang jelek.

.
.
.

Setelah sampai di villa yang sebelumnya telah Temari sewa, mereka semua langsung pergi ke kamar mereka lalu beristirahat sejenak.

Sakura satu kamar dengan Ino, Temari dengan Hinata, dan Gaara dengan Naruto. Villa yang mereka tempati cukup mewah dengan berbagai fasilitas lengkap  didalamnya.

.
.
.

"Ino, kau baik baik saja?"

"Em..? Aku... Baik "

" Tapi dari tadi kau terlihat melamun. Ada Apa? Ceritakan padaku" ujar Sakura.

Ino terdiam sejenak, mendudukan dirinya di bibir kasur lalu menghadap Sakura yang tengah membereskan kopernya.

"Aku bingung. Sai,,, sahabatku menjauhi diriku. "

Sakura mengernyit. " Menjauh bagaimana? Mungkin itu hanya perasaanmu saja"

Ino menggeleng kan kepalanya. "Tidak... Ini bukan hanya perasaanku. Tapi memang benar adanya. Sejak aku pacaran dengan Utakata, dia mulai menjauhiku"

"Sejak kau pacaran ?" Gumam sakura.

Ino mengangguk. Sakura ikut mengangguk saat otaknya menyimpulkan sesuatu.

"Kenapa tidak tanyakan langsung padanya?"

"Entahlah... Kami belum pernah bertemu beberapa hari ini. Tapi kau benar, saat bertemu dengannya nanti, aku akan bertanya langsung"

.
.
.

Hari menjelang sore. Semua nampak berkumpul di halaman villa.

" Aku akan pergi bersepeda" ujar Sakura mendahului.

Bersepeda memang hobinya. Ia akan menghabiskan waktu dengan bersepeda jika hari libur tiba. Untung saja, disana terdapat beberapa sepeda yang disediakan pemilik villa.

Ino melirik pada Gaara. "Gaara, temani aku pergi ke pantai."
Pintanya yang diangguki Gaara. Entahlah, ia yang biasanya hanya ingin pergi bersama Utakata dan Sai sekarang harus mengajak Gaara karena kedua lelaki itu tidak ada disini. Sejak percakapannya dengan Gaara dipesawat, ia jadi merasa Gaara adalah orang yang bisa memberi pengertian dan solusi tentunya setelah Sakura, Hinata dan Temari.

"Pergilah, aku akan ada di villa. Rasanya masih sangat melelahkan" ujar Temari seraya meregangkan kedua tangannya dan kembali masuk kedalam villa.

"Baiklah. Aku dan Hinata akan pergi jalan jalan disekitar villa. Temari, jaga villa dengan baik" ujarnya dengan berteriak diakhir kalimatnya.

"Yaa..." Temari balas berteriak.

Satu persatu mereka mulai pergi meninggalkan Temari sendiri. Temari
berjalan santai menuju kulkas, tak sia-sia ia membayar sedikit mahal bila yang ia sewa ini. Semuanya sudah tersedia disini. Makanan dikulkasnya saja terisi penuh.

Temari mengambil sebuah apel lalu kembali menutup pintu kulkas, sembari berjalan menuju halaman belakang, ia memainkan ponselnya dan sesekali menggigit apel ditangannya.

Setelah tiba di halaman belakang, Temari sempat terkejut melihat pemandangan yang indah disini. Terdapat air terjun kecil dan sebuah pemandian air panas.

Pantas saja saat ia masuk kedalam villa, ia samar samar selalu mendengar suara air yang mengalir. Ternyata disini tempatnya.

"Wow... Aku tidak menyangka villa ini begitu mewah."

Temari menelusuri pandangannya. Ia mengernyit saat melihat bangunan yang sama dengan belakang villanya tepat beberapa meter ditempatnya berdiri.

"Apa disana juga villa ?"
Gumamnya. Namun, ia tidak terlalu peduli dan  kembali memfokuskan dirinya. Ia berjalan mendudukan dirinya dipinggir kolam.

Ponselnya berbunyi, menandakan telepon dari seseorang. Temari langsung mengangkat telepon yang ternyata berasal dari ayahnya.. ah... Ia lupa memberitahu ayahnya bahwa ia pergi liburan. Salah orang tuanya, mengapa selalu pergi tanpa sepengetahuannya.

"Temari..."

"Iya ayah..."

"Gaara tadi mengatakan kau dan dia sedang berlibur dimeldives?"

"Hmmm... Maaf tidak memberitahumu terlebih dahulu."

"Temari... Kenapa kau seperti ini?"

Temari mengernyit "seperti apa? Aku baik baik saja"

Temari mendengar helaan nafas ayahnya. "Temari... Kau pasti tau maksud ayah. Kenapa kau keras kepala dan tidak mau menikah?"

Memutar bola mata malas, Temari lalu kembali mendengarkan penjelasan ayahnya.

"Ayah... Kau tau sendiri, aku masih ingin bekerja"

"Ayah tau. Tapi, saat sudah menikah nanti, kau bisa meminta izin suamimu agar dapat bekerja."

"Aku tidak yakin dengan itu. "

"Kau tidak kasihan pada orangtuamu yang sudah tua ini? Ayah dan ibu mu ingin segera menimang cucu"

"Aku tidak mau sekarang ayah..."

"Kali ini ayah tidak bisa diam. Ayah sudah menemukan pria yang tepat untukmu" suara sang ayah sedikit tegas dari sebelumnya.

"Ayah..."

" Kalian akan menikah dalam waktu satu bulan."

Temari membelakakan matanya. Oh... Ia sungguh tidak ingin menikah dalam waktu dekat. Ia masih ingin sendiri dan menghabiskan sisa masa mudanya dengan bebas.

"Ayah... Kenapa kau tega sekali..."

" Pria itu baik. Ayah pastikan dia akan menyukaimu begitupun sebaliknya."

"Tidak mungkin..." Gumamnya. "Ayah...aku tidak ingin menikah saat ini.  Biarkan aku mencari pasangan hidup sendiri."

" Tidak bisa..."

"Ayah..." Lagi-lagi ucapannya dipotong sang ayah.

"Ayah akan mengajukan tawaran. Jika dalam satu Minggu kau tidak bisa mengenalkan seseorang pada ayah, saat itu juga kau harus menikahi pria yang ayah pilih"

Temari terdiam. Siapa yang akan ia kenalkan nanti? Ia tidak punya banyak teman laki laki yang bisa diajak kerja sama. Ia juga tidak mungkin menyewa seseorang.

Tut...

Panggilan telepon terputus. Oh... Ia baru sebentar menikmati liburannya dan sekarang, ia harus dipusingkan dengan masalah laki laki.

"Butuh bantuan?"

Temari tersentak lalu menatap berang pada seseorang dibelakangnya.

"Kau...? Kenapa kau ada disini? Kau mengikuti kami?"

Pria yang ditanya Temari yang tak lain adalah Shikamaru hanya terkekeh pelan.

" Iya. Jadi... Apa kau sedang butuh bantuan"

"Tidak."

"Aku mendengar semuanya" ujar Shikamaru tenang.

"Kau menguping? Tidak sopan sekali"

"Oke... Jangan berbelit Belit. Aku akan menawarkan kesepakatan. Aku dengar ayahmu akan menikahkan mu jika dalam satu Minggu kau tidak mengenalkan seorang pria pada orang tuamu"

Temari terdiam berusaha untuk tidak memperdulikan orang yang tengah berbicara padanya itu.

"Bagaimana jika aku yang kau kenalkan pada orangtuamu sebagai kekasihmu?"

Dan saat itu juga, kedua mata Temari membulat sempurna.

.
.
.
.
.

Jangan lupa VOMMENT!!!..........

squadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang