Maaf banget ya...yang nungguin cerita ini... Aku kelupaan update sampe hampir satu bulan🤣
.
.
.
.Ino berdecak kesal. Sudah lama ia berusaha menghubungi sahabatnya tapi sama sekali tidak bisa. Sai tidak bisa dihubungi. Ino sangat merindukan Sai . Ia ingin bertemu dengan lelaki itu dan mengatakan sesuatu.
Lebih tepatnya, mengatakan perasaannya pada Sai. Ya, ia memang baru menyadarinya. Ia baru sadar kalau ternyata perasaannya pada Sai ternyata sama seperti apa yang Sai rasakan padanya. Ino mencintai Sai. Bukan sebagai sahabat. Tapi sebagai seorang lelaki.
Ia sempat merutuki kebodohannya. Ia kekeh dengan dirinya yang mengatakan mencintai Utakata dan menganggap Sai sebagai sahabatnya saja. Padahal yang sebenarnya adalah, ia mencintai Sai dan hanya menyukai Utakata, hanya sebatas rasa suka.
Sekali lagi, Ino mencoba menghubungi nomor ponsel Sai. Dan akhirnya terjawab. Sai mengangkat teleponnya. Dengan senyum sumringah, Ino langsung mendekatkan ponselnya pada telinga.
"Sai, kau kemana saja? Aku merindukanmu Sai" ujar Ini menggebu.
"Ino, maaf aku ibunya Sai "
Senyum Ino luntur. Digantikan dengan raut sedih.
"Ibu...?"
"Iya, kau merindukan Sai? Maaf ino, kami tidak memberitahumu dimana keberadaan kami. Ayah dan ibu awalnya ingin memberitahumu. Tapi Sai melarang kami. Dia bilang kami tidak boleh menganggu mu. Dia tidak mau merepotkan mu"
Nafas ini tercekat. Kenapa Sai sampai berbicara itu pada orangtuanya. Ia sama sekali tidak akan merasa repot jika mereka memberitahu keberadaan mereka.
Ia semakin merasa bahwa Sai semakin menjauhinya dan itu membuat hatinya sakit.
"Ino...?"
"Iya ibu"
"Kau sering menelepon Sai?"
"Iya. Tapi dia tidak pernah mengangkat teleponku.em... bagaimana kabar ayah"
Terdengar suara kekehan disana. "Ayah baik sayang. Dia jauh lebih baik sekarang. Apalagi satu minggu lalu Sai memberi kami kejutan yang luar biasa. Yang membuat ayah semakin bersemangat untuk sembuh."
"Oh...ya? Kejutan apa?"
"Nanti Sai akan memberitahu sendiri. Besok pernikahan temannya. Dan dia akan memberi kejutan untuk kalian nanti"
"Benarkah? Aku jadi penasaran"
"Kau juga pasti akan ikut terkejut dan bahagia. Percayalah. "
"Baiklah ibu,"
"Ino, ayah sai memanggilku. Aku harus menutup teleponnya. Oh...ibu lupa. sebenarnya Sai ganti ponsel. Ponsel ini sempat hilang jadi maaf karena kau tidak bisa menghubungi Sai kemarin kemarin"
"Tidak papah ibu kalau begitu aku matikan teleponnya. Sampai jumpa ibu"
Ino terdiam. Ia merasa penasaran dengan kejutan yang dimaksud ibu Sai. Ia merasa sedikit khawatir. Entahlah, tapi disisi lain ia juga sangat bahagia. Akhirnya nanti ia bisa bertemu lagi dengan sahabatnya . Ia jadi tidak sabar menunggu besok.
.
.
.
.
.Tuk...tuk...tuk...
"Ayah..."
"Masuk Temari"
Temari membuka pintu besar kamar orangtuanya.
"Ada apa? "
"Aku ingin bicara dengan ayah"
Ayah Temari mengangguk. Langsung saja Temari berjalan kearah sang ayah.
"Dimana ibu?"
"Dia sedang dikamar mandi"
"Ayah... Sebenarnya aku ingin bertanya sesuatu padamu"
"Ayah tau. Kau pasti ingin menanyakan hubunganku dengan ayahnya Shikamaru kan?"
Temari mengangguk. Tentu saja, ia harus tau kenapa ayahnya sangat menentang keras hubungannya dengan shikamaru saat lelaki itu mengatakan siapa keluarganya. Tidak taukah ayahnya bahwa ia mulai mencintai lelaki menyebalkan itu?
"Ayah tidak akan memberitahu"
"Ayolah ayah. Aku dan Shikamaru saling mencintai. Sebelumnya ayah sempat terlihat bahagia saat melihatku bersama shikamaru. Tapi, setelah dia mengatakan siapa keluarganya, wajah ayah langsung terlihat marah. Aku harus tau alasannya ayah. Ayah tidak bisa seenaknya padaku" Temari mulai sedikit tersulut.
"Ayah tetap tidak akan merestui kalian. Cari lelaki lain atau, kau akan tetap ayah dijodohkan dengan lelaki pilihan ayah."
Temari menggeleng keras.
"Tidak ayah. Ayah tau sendiri aku tidak pernah bisa mencintai lelaki manapun dan sekarang aku hanya bisa mencintai Shikamaru."
"Ayah tetap akan menentang"
"Tapi kenapa?"
Ayahnya tidak menjawab. Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Temari dan ayahnya.
"Ada apa ini" tanya ibu Temari.
"Ibu, bilang pada ayah aku tidak mau mencari lelaki lain"
Sang ibu menghela nafas. Ia mendekat pada suaminya.
"Kenapa kau tidak mencoba memaafkan nya?"
"Tidak bisa. Aku tidak bisa memaafkannya"
"Tapi kau harus mencoba. Putri kita dan putranya saling mencintai. Kalian harus saling memaafkan"
"Tidak bisa"
Temari hanya diam memperhatikan ayah dan ibunya. Ia beruntung karena sang ibu mendukungnya. Walaupun ayah keras kepalanya tetap kekeh.
"Memangnya ayah dan ayah Shikamaru kenapa? " Temari menyela.
"Dari dulu mereka memang begini Temari"
"Tapi kenapa Bu?"
"Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Kau pergilah tidur besok pernikahan adikmu. Masalah Shikamaru, biar ibu berusaha membujuk ayahmu"
Temari akhirnya tersenyum.
"Baiklah, selamat malam Aya, ibu"
"Selamat malam, nak"
Temari keluar dengan pertanyaan yang masih belum terjawab kan.
Ayahnya sangat keras kepala. Apa salahnya mencoba saling memaafkan dengan ayah Shikamaru..
.
.
.Aduh.... Makin gaje aja nih.... Maaf ya, next bakal ada kejutan buat Penggemar saiino.
Apa itu????
Nanti kalian baca aja ya....
Maaf kalo banyak typo dan penulisannya jelek.
Dan....jangan lupa tinggalkan jejak....see you next part......
KAMU SEDANG MEMBACA
squad
Teen FictionIni kisah perjalanan para lelaki untuk mendapatkan cinta para gadis yang mereka sukai. Sasuke x sakura Naruto x Hinata Shikamaru x Temari Sai x ino ******* Pinjem karakternya....