49

579 69 1
                                    





Pernikahan mewah yang digelar di hotel bintang lima sudah berlangsung sejak dua jam yang lalu. Kini, Hinata dan Naruto sudah resmi menjadi pasangan suami istri.

Para tamu undangan sudah mulai berdatangan . Memenuhi aula tempat diadakannya pernikahan.

Hinata dan Naruto masih setia menyambut para tamu yang memberikan ucapan selamat pada mereka.

Sasuke dan Sakura, mereka sudah lebih dulu menyantap hidangan yang ada karena memang merekalah yang datang lebih awal dari yang lain hingga melupakan sarapan.

Shikamaru dan Temari tengah bercakap ria dengan keluarga mereka. 

Sementara Sai dan Ino, mereka tenggara mengobrol bersama di sudut ruangan dengan segelas minuman ditangan mereka.

"Acaranya sangat meriah " ujar Sai

"Heem. Kau tau lah, keluarga hyuga dan Uzumaki itu sama sama keluarga dari kalangan atas"

"Em, ibu dan ayah tidak datang?" Tanya Sai membicarakan topik baru.

Ino tersenyum masam.

"Mereka masih ada diluar negeri. Mereka bilang mereka sangat sibuk dan hanya menitipkan kado untuk Hinata dan Naruto"

Sai tersenyum mengerti. Memang kedua orang tua Ino tidak pernah ada dirumah sejak gadis itu masuk sekolah menengah. Mereka meninggalkan Ino dan menetap diluar negeri dengan urusan pekerjaan.

Sai mengusap rambut Ino. "Tidak usah sedih seperti itu. Masih ada aku dan orang tua ku. Juga sahabat sahabat mu"

"Ya, aku sangat bersyukur karena telah dipertemukan dengan mu, sahabat masa kecilku, ayah dan ibu,  juga dengan sahabat sahabatku. Kalian telah membantuku melupakan ketidak beradaan orang tua ku"

Sai tersenyum. Elusan tangannya berpindah ke pipi Ino.

"Kau sedikit chubby"

"APA???"

"Sssttt.... Jangan berteriak" Ino langsung melempar pandangannya kesegala arah. Untung saja ditempatnya berdiri, tidak terlalu banyak tamu. Jadi, tidak ada yang memperdulikan teriakannya tadi.

"A..apa aku benar benar gemuk?"

"Siapa yang mengatakan kau gemuk?"

"Tadi kau -..."

"Aku hanya mengatakan kau sedikit chubby. Pipimu, bukan badanmu"

Ino menghela nafas lega. Entahlah, ia sedikit sensitif jika ada yang membahas soal badan gemuk. Ia sangat menjaga badannya agar tetap sempurna. Tidak terlalu kurus dan tidak gemuk juga.

"Kau berkata jujur kan?"

Sai mengangguk.

"Tapi aku merasa aneh. Padahal sebelumnya, aku sangat susah makan. "

"Susah makan? Kenapa?"

"Ya, karena aku memikirkanmu"
Ino melotot lalu membungkam mulutnya sendiri. Ia telah mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan.

"Kau memikirkanku?" Tanya Sai menggoda.

"Ti..tidak. aku hanya...aku..."

Sai terkekeh melihat kegugupan Ino.

"Jadi kau selama ini selalu memikirkanku?"

"Sai...jangan menggodaku" ujar Ino dengan pipi yang merona.

"Jawab dulu pertanyaanku"

"Tidak. Aku salah bicara tadi"

"Benarkah?"

squadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang