Shasha_5

2.9K 196 40
                                    

*rasa sayang ku yang besar berubah menjadi rasa kecewa*

#Shasha

********

Happy Reading😍

*******

"Ckckck gak sopan, main nutup pintu aja, padahal aku belum pamit,tapi siapa juga dia sampai aku harus pamit, dia cuman seorang gadis anti sosial yang seperti nya banyak mendapatkan luka batin." Ucap Gibran pada dirinya sendiri sambil fokus menyetir mobil.

*******

Sedangkan di apartement, Shasha sedang merebahkan dirinya di kasur sambil menangis.

"Hiks, orang rumah ada cariin aku gak ya? Pasti ngga, papa mama, aku sayang kalian,tapi karena perlakuan kalian ke aku,rasa sayang aku berubah jadi rasa kecewa yang besar,hiks, dari kecil aku selalu sabar, aku selalu mengedepankan rasa sayang aku terhadap kalian daripada rasa kecewa ku karena kalian gak pernah nganggep aku ada, tapi makin kesini kalian semakin tega. Coba aja kalian adil,mau dengerin aku, dan ada sebutir kasih sayang yang kalian kasih ke aku, pasti aku gak akan kecewa kaya gini ke kalian, aku harap kalian bahagia terus tanpa aku si anak bodoh, tolol, goblok dan gak tau diri ini." Racau Shasha sambil terisak, lalu tertidur.

*******
Di kediaman rumah mewah keluarga Aldrich.

"Gibran, baru pulang?." Tanya Sarah yang tak lain adalah nyonya besar keluarga Aldrich yang daritadi setia menunggu sang anak pulang.

"Iya ma, tadi ada meeting jadi telat." Ucap Gibran berbohong lalu duduk di sofa sebelah mama nya.

"Maaf ya ma aku bohongin mama, aku gak mau mama tau tentang gadis aneh itu,yang ada nanti mama mikir macam-macam." Ucap batin Gibran

"Gibran, kamu kapan menikah? Mama udah kepengen punya cucu lho nak." Ucap sarah lembut sambil mengelus rambut sang putra.

"Aku masih muda ma, baru 22 tahun, aku gak mau mikirin itu, aku cuman mau bahagiain mama sama papa,itu dulu, bukan nikah." Jawab Gibran dengan lembut.

"Umur kamu udah cukup matang Gibran,lagipula kamu itu tampan, uang punya, siapa coba yang gak mau sama kamu, mama sama papa itu bahagia kalau kamu nikah, terus kami punya cucu, bisa main sama cucu kami, apalagi sih Gibran yang kami tunggu di umur kami yang udah lansia ini selain menantu, dan cucu." Ucap Sarah di akhiri senyuman manisnya,, membuat Gibran menghela nafas.

"Kita tunggu jodoh nya dateng aja ma." Ucap Gibran pasrah.

"Mama jodohin mau?" Tanya Sarah semangat.

"Ngga ma, makasih,Gibran ke kamar dulu ya,,mau istirahat." Ucap Gibran lesuh lalu beranjak dari sofa.

"Mama kasih waktu seminggu ya Gibran! Kalau kamu belum dapet calonnya, mama jodohin sama anak temen mama,,kalau kamu membantah mama coret dari daftar kartu keluarga." Teriak Sarah saat Gibran naik tangga menuju lantai 2.

"Shitt." Umpat Gibran saat sampai di kamar nya,,lalu Gibran pun merebahkan diri nya dengan cepat di kasur single bad milik nya itu.

"Tau kaya gini mendingan tadi gak usah pulang, mama ada-ada aja permintaan nya, dimana coba nyari jodoh dalem waktu seminggu." Ucap Gibran heran lalu mengacak-acak rambutnya.

********

Keesokan pagi nya.

"Aku ngapain lagi ya, mandi udah, cuci piring, cuci baju udah, bersih-bersih kamar udah,, nonton TV aja deh." Ucap Shasha saat sendirian lalu pergi ke ruang tamu untuk menonton TV.

"Nonton apa ya? Sinetron indosiar aja lah, nanti sore aku harus nonton suara hati istri,,udah lumayan lama juga gak nonton itu." Ucap Shasha lalu mengambil channel indosiar,saat sedang asyik menonton TV tiba-tiba pintu apartement terbuka,Shasha pun menoleh

"Eh om, kirain siapa tadi." Ucap Shasha kaget.

"Hem." Hanya deheman itu yang menjadi balasan Gibran, lalu Gibran pun duduk di sofa sebelah Shasha. Shasha pun tak menghiraukan Gibran, dia lebih memilih untuk mengalihkan fokusnya terhadap sinetron di televisi itu.

"Kamu suka nonton kaya gitu?" Tanya Gibran saat melihat tontonan Shasha.

"Lumayan om, aku juga sekali-kali nontonnya, lebih sering nonton upin ipin." Jawab Shasha tanpa mengalihkan pandangannya.

"Om kok bisa masuk?" Tanya Shasha heran.

"Ya saya punya akses nya lah, ini kan apartement saya." Jawab Gibran sambil menyenderkan kepala nya di sofa.

"Hoy." Panggil Gibran saat Shasha tak merespon jawabannya.

"Hah, iya om kenapa?" Tanya Shasha bingung.

"Kita pergi ayo, ke Mall." Ucap Gibran ketus.

"Sekarang om?,Tapi film nya lagi seru." Ucap Shasha lalu melihat wajah Gibran yang datar membuat Shasha menelan saliva nya dengan cepat.

"Eh iya om, kita pergi sekarang." Ucap Shasha cepat karena takut pria yang di sebelah nya itu marah, tak lupa di akhiri cengiran khasnya.

"Kamu gak ganti baju?." Tanya Gibran heran saat melihat penampilan Shasha yang memakai dress sepaha berwarna Maroon bermotif kucing tak lupa dengan rambut nya yang di ikat asal.

"Ngga om, ini aja udah bagus." Jawab Shasha sambil melihat Gibran.

"Kayanya baru kali ini deh ada cewe yang massa bodo sama penampilan dirinya sendiri,atau aku yang baru nemu?" Tanya batin Gibran heran.

"Yaudah ayo." Ucap Gibran malas.

lalu saat ingin keluar dari apartement. "Sendal kamu mana?" Tanya Gibran ketika melihat Shasha tak memakai alas kaki.

"Di luar om, di depan pintu apartment, soalnya nanti rumahnya kotor kalo pake sendal di dalem rumah." Jawaban Shasha membuat Gibran menepuk jidat nya pelan.

"Ini apartement, bocah cilik, bukan rumah, gak masalah juga kali kalau pakai sendal, sepatu ,alas kaki di dalem ruangan."

"Udah biasa gini om,,jangan bawel deh om."

"Kalo dia bukan cewe udah gua lempar ke jurang." Ucap batin Gibran kesal.

*********

Di dalam mobil.

"Huft, saya lupa bawa dompet, mana hp,kartu kredit gak kebawa juga,kita pulang bentar ya." Ucap Gibran sambil menyetir mobilnya.

"Oke om." Ucap Shasha lalu melihat pemandangan dari balik kaca mobil.

*setelah sampai di rumah Gibran.

"Bentar, saya masuk dulu, kamu tunggu disini ya." Perintah Gibran lalu turun dari mobil.

"Besar banget rumah om itu." Ucap Shasha kagum melihat mewah nya rumah keluarga Aldrich dari dalam mobil.

"Den Gibran, udah pulang kantor ya? Tanya salah seorang asisten rumah tangga yang bernama mbok Dewi saat melihat Gibran masuk rumah dan berlari menuju kamarnya di lantai 2.

"Ngga mbok, ngambil dompet ketinggalan tadi, rumah kok sepi mbok?" Tanya Gibran saat selesai ambil dompet dan turun ke bawah.

"Nyonya pergi arisan, bapak pergi ngumpul sama temen-temen nya den." Ucap mbok dewi lembut.

"Ouh gitu, yaudah mbok, aku pergi dulu ya." Pamit Gibran lalu keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobilnya.

Hening.. Tak ada yang bertanya dan tak ada yang menjawab percakapan,, Gibran fokus menyetir sambil memikirkan ucapan sang ibu tadi malam, sedangkan Shasha hanya menyenderkan kepalanya di kursi penumpang sambil menutup matanya.

"Aduh, mual, jangan sampai muntah, bisa abis aku sama om ini." Ucap batin Shasha.

********

Note!

Tulis: 31 Mei 2020
Publish : 1 juni 2020.

Thank You!😍

Maapin kelakuan Shasha ya 😭

Shasha(end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang