"Bodo amat, gua mau meeting, jangan lagi kesini, muak gua ama lu." Gibran yang sudah rapih karena ingin meeting dengan klien pun langsung meninggalkan Claudia sendirian di kamar.
Di dalam mobil.
"Istri gua berusaha mempertahanin rumah tangga dari perempuan jalang itu, tapi gua malah hancurin semua usaha dia, gak berguna banget gua, bodoh, bodoh!." Ricau Gibran kesal saat berada di dalam mobil. Setelah sampai di cafe, Gibran pun langsung masuk untuk meeting.
************
"Yaah hujannya makin deres, kenapa kaya gini, Farel ke cafe itu aja deh berteduh."
"Semoga ada yang beli, supaya bisa buat Bunda uangnya." Ucap Farel saat sudah duduk di depan cafe itu.
Beberapa menit kemudian..
"Eh, si bocah kemaren." Ucap Bimo saat keluar dari cafe lalu melihat Farel duduk sendirian.
"Siapa Bim? " Tanya Gibran yang berada di sebelah Bimo.
"Kue yang lu makan kemaren, itu kue Bunda tuh anak. " Jawab Bimo.
"Eh Om baik hati." Farel pun menoleh melihat Gibran dan Bimo membuat Bimo terdiam, lalu langsung melihat Gibran dan Farel secara bergantian.
"Lu kenapa kaya gitu njir? " Tanya Gibran heran.
"Gua kok rasa lu ada mirip ya ama tuh bocah." Bisik Bimo pelan.
"Kebetulan kali." Gibran pun langsung duduk di sebelah Farel.
"Kamu jualan apa? Orang tua kamu mana? " Tanya Gibran dengan lembut.
"Farel jualan kue Om, Bunda Farel lagi sakit dari kemarin."
"Oh namanya Farel." Batin Gibran.
"Siapa yang buat kue-kue ini? " Tanya Gibran.
"Bunda."
Gibran pun langsung mencicipi kue lapis yang berada di dalam nampan itu.
Degg!
"Bimo." Panggil Gibran, Bimo pun langsung duduk di lantai sebelah Gibran.
"Paan? "
"Lu pernah makan kue lapis buatan Shasha kan? " Bisik Gibran pelan. Bimo pun mengangguk.
"Coba lu makan nih. " Gibran pun memberikan sepotong kue lapis kepada Bimo.
"Bran, mirip, iya kue Shasha kaya gini." Bisik Bimo.
"Dek Farel.Bunda kamu namanya siapa? " Tanya Bimo.
"Nama Bunda--"
"Bimo gak sopan anjir nanya nama emak orang." Potong Gibran cepat.
"Gak usah di dengerin, temen Om memang gak jelas." Ucap Gibran sambil tersenyum. Farel pun hanya mengangguk polos.
"Anjir, gua udah nungguin juga, malah di potong. " Celetuk Bimo.
"Gak sopan Bimo." Bisik Gibran.
"Farel, ayah kamu sakit juga? " Tanya Gibran dengan lembut. Farel pun menggeleng lemah.
"Farel gak tau Om, Ayah kerja gak pulang-pulang. Padahal kasian Bunda dirumah lagi sakit kena air hujan dari atas genteng yang bocor." Farel pun menunduk lalu menangis, hanya saja ia tidak menangis terisak.
"Farel sedih, kasian sama Bunda yang kerja banting tulang buat Farel sampai Bunda sakit." Sambung Farel lalu menghapus air matanya.
"Emang rumah Farel kenapa? " Tanya Bimo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shasha(end)
Fanfiction#01 in Shasha (13/6/2020) #01 in happyorsad (23/6/2020) #01 in stres {31/7/2020) #01 in kebahagiaan (1/8/2022) Warning📢⚠ Di dalam cerita ini mungkin akan ada banyak hal yang akan kalian rasakan, di antaranya sedih, senang, ngakak? Atau mungkin y...