Setelah 3 hari di rawat, hari ini Farel di perbolehkan pulang..
"Ayah ikut pulangkan? " Tanya Farel.
"Ikut dong."
"Sha, aku mau ngomong bentar." Shasha pun mengangguk lalu mereka keluar dari ruangan Farel.
"Aku bangkrut. " Ucap Gibran sedih.
"Innalillahi."
"Aku sekarang gak punya apa-apa." Isak Gibran, lalu memeluk Shasha.
"Rumah disita Bank. Aku dan Bimo gak tau harus tinggal dimana." Sambung Gibran masih memeluk Shasha.
"Tinggal dirumah selingkuhan kamu aja Mas."
"Sha, aku gak selingkuh. "
"Trus apa dong namanya suami tega ngusir istri sendiri dan lebih percaya ke orang lain. "
"Astaghfirullah, maaf Mas." Ucap Shasha setelah sadar gak seharusnya dia bicara seperti itu dengan keadaan Gibran yang lagi seperti ini.
"Aku boleh tinggal dirumah kamu? " Tanya Gibran langsung to the point.
"Orang tua kamu? "
"Mereka ke Singapura. Gak tau kapan pulang. " Jawab Gibran ngasal.
"Boleh ya Sha."
"Yaudah, boleh." Ucap Shasha pasrah.
"Kamu tunggu disini ya, aku mau ambil baju, rumah ku besok disita, jadi masih bisa ambil barang." Shasha pun mengangguk patuh.
Gibran dan Bimo pun pulang kerumah masing-masing untuk mengambil beberapa barang pribadi mereka.
Setelah itu, Gibran dan Bimo kembali kerumah sakit menggunakan taksi.
"Sha, kita pulang naik taksi ya"
"Hah? Tapi--"
"Aku yang bayar, kasian Farel kalo jalan kaki, aku ada kok uang sedikit. " Gibran memotong ucapan Shasha. Shasha pun mengangguk sambil tersenyum.
Setelah sampai di rumah Shasha. Gibran dan Bimo pun tertegun melihat rumah yang di tempati oleh Shasha dan Farel itu, sangat kecil, atap banyak yang bolong, hati Gibran dan Bimo pun terenyuh melihat kesabaran dan kegigihan Shasha untuk merawat Farel di rumah sekecil ini.
"Mas, kamu dan Bimo tidur dimana? Gak ada kamar lagi disini. "
"Kami tidur di ruang tamu juga gapapa."
"Alasnya? " Tanya Shasha.
"Kain sarung." Celetuk Bimo.
"Iya, kain sarung."
"Yeyy, rumah rame sekarang, ada Om Bimo, ada Ayah. Farel dan Bunda gak akan kesepian lagi dehhh." Ujar Farel yang berada di gendongan Gibran dengan senang.
"Farel seneng? " Tanya Gibran.
"Seneng, seneng banget." Jawab Farel lalu mencium pipi Gibran.
Cupp.
Gibran juga mencium pipi Farel.
"Farel sama Om Bimo dulu ya?"
"Boleh, ayo Om Bimo kita ke kamar main robot-robotan."
"Oke Bos kecil." Bimo langsung menggendong Farel.
"YaAllah, kamarnya sempit banget, kasur juga bukan kasur itumah, hancur banget ini rumah, andai aja dulu si Gibran gak coba-coba main di belakang, pasti sekarang mereka udah bahagia." Batin Bimo.
"Sha, ini uang simpenan aku, buat kamu." Gibran memberikan beberapa lembar uang seratus ribu kepada Shasha.
"Buat apa Mas? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Shasha(end)
Fiksi Penggemar#01 in Shasha (13/6/2020) #01 in happyorsad (23/6/2020) #01 in stres {31/7/2020) #01 in kebahagiaan (1/8/2022) Warning📢⚠ Di dalam cerita ini mungkin akan ada banyak hal yang akan kalian rasakan, di antaranya sedih, senang, ngakak? Atau mungkin y...