Shasha_37

1.4K 77 6
                                    

Saat sedang menunduk sambil menangis, ada sebuah tangan yang memegangi bahu Shasha.

"Sha." Panggil orang itu, Shasha pun langsung mendongakkan kepalanya.

"Eh Adit." Shasha langsung menghapus air matanya.

"Kamu kenapa? "

"Gak papa"

"Cewe slalu gitu, bilang nya gapapa, nanti bilang cowo gak peka." Ucap Adit menggoda Shasha.

"ih apaan, aku gak papa."

"Kamu ngapain pagi-pagi kesini? " Tanya Shasha heran.

"Aku libur kuliah nih, pengen main sama kamu lah. Kamu kenapa nangis?."

"Cerita aja, aku mau kok dengerin semuanya, mana tau aku bisa bantu kamu."

"Ayo cerita dong peri cantik."

"Peri cantik, haha, itu kan panggilan jaman SMP dulu, masih inget kamu? " Tanya Shasha sambil tertawa.

"Iya dong, peri cantik aku." Jawab Aditya sambil mengacak-acak rambut Shasha.

"Sekarang cerita kamu kenapa?" Shasha pun menarik nafasnya lalu menceritakan semua yang terjadi dari awal ia di usir dari rumah nya sampai kejadian tadi pagi. Shasha sadar ia butuh teman cerita, dan semoga Aditya lah orang yang tepat.

"Kamu udah nikah? " Tanya Aditya terkejut saat Shasha selesai menceritakan semuanya.

"Iya."

"Yaampun Sha kenapa jadi gini hidup kamu, kalo tau gini, dulu aku bujuk ortu aku buat ajak kamu pindah ikut sama aku, biar kita bisa sama-sama, jadi kamu gak menderita kaya gini, kamu juga telat banget ceritanya."

"Toh semua udah terjadi Dit."

"Buat apa aku balik kalau ternyata cewe yang bertahun-tahun aku suka sekarang udah nikah. Padahal penyebab utama aku balik ke kota ini kamu Sha, aku pengen ajak kamu kuliah, lulus kuliah rencana-nya aku mau utarain perasaan aku, dan pengen ngelamar kamu, tapi itu semua udah gak mungkin sekarang." Batin Aditya.

"Kamu mau aku bantuin cari tau cewe itu bener sakit atau nggak? " Tawar Aditya sambil tersenyum..

"Bener? Gak repotin? "

"Ngga lah."

"Kita duduk di dalem aja Dit, biar lebih enak, daripada duduk di lantai gini." Adit pun mengangguk lalu ikut masuk ke dalam dan duduk di sofa ruang tamu yang tersedia di rumah mewah Shasha.

"Itu suami kamu? " Tanya Adit saat melihat isi rumah Shasha, matanya pun terkunci di salah satu foto dimana ada Shasha dan Gibran yang berada di taman sedang tertawa.

"Hehe iya."

"Yaudah kita atur aja rencananya, suami kamu suka keluar kan kalo tengah malem karna di telpon ama cewe itu? Dan kamu gak tau rumah sakitnya dimana, nah pertama-tama kita harus tau rumah sakitnya dimana, baru kita bisa dapetin info yang lain. "

"Caranya gimana? " Tanya Shasha bingung.

"Kalau suami kamu nanti pergi, kamu langsung telpon aku, kita ikutin, tapi untuk nanti malem kita cri tau rumah sakitnya dulu."

"Telpon? Aku gak punya HP. " Aditya pun langsung mengeluarkan HP dari saku celananya.

"Nih salah satu HP aku, bisa kamu pegang buat nelpon aku." Aditya pun memberikan HP itu kepada Shasha dan mengajarinya cara menelpon.

"Udah ngerti? " Tanya Aditya setelah selesai mengajari Shasha.

"Udahh."

"Nanti mobil aku stay di deket rumah kamu. Begitu kamu telpon kita langung beraksi. "

"Makasih Dit. " Aditya pun mengangguk sambil tersenyum.

"Aku pulang ya." Pamit Aditya.

"Hati-hati ya."

"Oke. HP nya simpen baik-baik,jangan sampe ketauan suami. " Shasha pun mengangguk.

"Bisa aja sekarang momen yang tepat mancing kamu buat pisah, dan jadiin kamu milik aku, tapi rasanya aku gak tega karena memang kebahagiaan mu ada di suami kamu itu." Batin Aditya, Aditya pun tersenyum dan pergi dari hadapan Shasha.

************

Malam harinya..
Gibran pulang jam 23.50 , ia memasuki kamar melihat Shasha yang sudah tidur, Gibran pun membersihkan badannya lalu ikut menyusul Shasha ke alam mimpi. Beberapa jam kemudian..

Drtttt.
Claudia calling.

"Pasti itu Claudia." Batin Shasha. Shasha sama sekali terjaga dari tidurnya karena pengen cari tau rumah sakit Claudia dirawat dimana.

"Halo." Ucap Gibran dengan suara masih ngantuk saat mengangkat telepon itu.

"Bran, kesini ya, aku pengen Martabak, nanti kamu tidur disini aja."

"Hem, yaya, oke." Gibran langsung beranjak dari kasurnya, mencuci mukanya di toilet dan langsung mengambil kunci mobil lalu turun ke bawah. Saat Shasha sudah mendengar suara mobil ia langsung menelpon Aditya.

"Halo, Dit, suami aku baru aja pergi."

"Oke, langsung turun tunggu di bawah aja ya Sha." Shasha langsung mematikan telepon nya, dan berlari ke bawah, saat sampai di halaman, ia melihat Adit. Ia pun langsung masuk ke dalam mobil nya Aditya.

"Itu mobil suami mu? " Tanya Aditya saat melihat mobil Gibran tak jauh dari mobil nya.

"Iya, huft untung gak ketinggalan jauh mobil nya."

"Dia berenti di tukang Martabak ngapain Sha? " Tanya Aditya bingung, Aditya pun langsung memberhentikan mobilnya di pinggir jalan untuk melihat aksi Gibran.

"Gak tau Dit."

"Kamu pucet banget? Kamu kenapa?" Tanya Aditya khawatir saat melihat wajah Shasha sangat pucat.

"Gak papa Dit, cuman mual dikit, pusing juga. Kecapean kali ya."   Jawab Shasha sambil memijat kepalanya.

"Kamu ada telat haid? "

"Astaghfirullah, iya, aku belum dapet sampe sekarang padahal biasa mah awal bulan."  Jawab Shasha sambil menepuk jidatnya, bisa-bisa nya ia lupa bahwa telat haid. Ini semua pasti karena beberapa masalah yang di hadapi nya belakangan ini.

"Biasanya itu tanda-tanda orang hamil." Ucap Aditya memberitahu Shasha.

"Kamu kok tau? "

"Aku kan kuliah di bagian kedokteran."

Deggg!


**********

Note!

Di ketik 18 Juni 2020.
Publish 18 Juni 2020.

Aku kira udah publish part ini kemarin, eh ternyata masih di draft dan masih sebagian aku ketik nya🤦‍♀️aku sambung skrg deh😂

Maapin kalau ada typo😊

Di tunggu next part nya yaw😊

Makasih🖤

Shasha(end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang