Shasha_49|TERBONGKAR|

2.6K 111 14
                                    

"Nongkrong itu apa? " Tanya Farel bingung.

"Alhamdulillah, baik banget Om itu." Farel pun pergi dari kantor itu, Farel  langsung ingin membeli nasi bungkus, serta obat demam untuk Shasha.

**********

Sedangkan di tempat lain..

"Bran, bangun." Ucap Bimo saat masuk ke kamar Gibran.

"Man rabbuka?" Teriak Bimo, membuat Gibran langsung duduk dan melihat Bimo dengan kesal.

"Gak usah ingetin gua ama masalalu." Ucap Gibran kesal.

"Ada apaan lu? Tumben kesini, biasa juga kagak pernah." Tanya Gibran ketus, semenjak Gibran mengusir Shasha, hubungan pertemanan Bimo dan Gibran memang sedikit merenggang, dan dalam 4 tahun ini baru hari ini Bimo datang kerumah Gibran semenjak kejadian pengusiran itu, mereka biasanya hanya bertemu di kantor, bicara seperlunya, jujur Bimo masih kecewa dengan keputusan Gibran.

"Lu bawa paan tuh? " Tanya Gibran lagi saat melihat plastik yang Bimo pegang.

"Oh ini, tadi bocah jualan kue di depan kantor, Bundanya sakit, gua kasian, gua borong aja."

Gibran pun langsung merampas plastik itu, dan mengambil kue dadar gulungnya.

"Anjir basah-basah air hujan pun di makan ama dia, lahap lagi." Bimo pun meringis melihat Gibran memakan kue dadar itu dengan sangat lahap.

"Laper apa doyan Pak? " Sindir Bimo, seketika Gibran pun berhenti mengunyah.

"Lah kok berenti? "

"Bimo, ini kue dadar siapa? Kok rasanya mirip ama kue dadar buatan Shasha dulu? " Tanya Gibran merasa aneh. Dulu waktu masih tinggal bersama, Shasha memang sering memasak beragam jenis kue untuk Gibran, dan sekarang ketika memakan kue Dadar ini, ia langsung teringat oleh kue buatan Shasha bertahun-tahun yang lalu.

"Kue emak tuh bocah lah, mana gua tau rasanya, kebetulan kali." Mendengar jawaban Bimo, Gibran pun langsung mengambil kue Bakwan dan memakannya.

"Ini lagi bakwan nya,sama banget." Ucap Gibran saat mengunyah makanan itu.

"Mungkin rasa aslinya gak sama, itu kue yang lu makan kan udah kena air hujan, mungkin rasanya hampir sama karena dah kena air hujan."

"Lagian kue lagi basah kuyup langsung lu makan, aneh. " Sambung Bimo, Gibran pun mengangguk, lalu merebahkan tubuhnya dengan malas di kasur.

"Bran,kemaren gua ketemu Shasha." Ujar Bimo.

"Cakep."

"Bukan pantun anjir."

"Dia bawa anak Bran." Mendengar ucapan Bimo, Gibran pun langsung mengubah posisi menjadi duduk.

"Serius? Udah nikah lagi berarti dia ama selingkuhannya."

"Goblok, yang selingkuh itu lu, bukan dia, lu usir Shasha pas dia lagi hamil ya Bran? " Tanya Bimo mengintimidasi.

"Enggak, dia belum hamil waktu gua usir."

"Massa?"

"Aku benci pikiran ku." Sambung Bimo.

"Emang lu mikir paan? " Tanya Gibran lalu kembali ke posisi awal, rebahan.

"Gua mikir yang gua liat kemaren itu  beneran Shasha ama anak lu anjir, gua takutnya lu usir Shasha pas dia lagi hamidun anak kandung lu. " Jawab Bimo kesal.

"Shasha bawa semua pakaiannya? " Tanya Bimo. Gibran pun hanya menggeleng.

"Gua larang dia bawa pakaian yang gua beliin buat dia."

Shasha(end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang