*********
Happy Reading 😍**********
Keesokan malam nya di rumah orang tua Gibran..
"Shasha, Mama rindu banget." Ucap Sarah lalu memeluk menantu nya itu.
"Sama Bimo gak kangen Tan? " Tanya Bimo.
"Eh ada Bimo, kangen dong, sedikit, secuil. " Jawab Sarah sambil tertawa.
"Iya tante tadi Gibran ajak aku jadi aku dateng deh sahabatt."
"Secuil kaya otak si Bimo." Celetuk Gibran.
"Eh sahabat om, sini duduk sahabat." Ucap Farid sambil menepuk-nepuk sofa di sebelah nya, Bimo pun langsung mendekati Gibran dan berbisik.
"Waduh Bran, bokap lu beneran anggep gua sahabatnya."
"Terus kenapa? " Tanya Gibran.
"Gapapa, asikk, oke sahabat." Teriak Bimo dengan riang, lalu duduk di pangkuan Farid seperti anak kecil yang duduk di pangkuan kakeknya.
"Bimo, kasian bapak gua." Teriak Gibran kesal.
"Ada-ada aja kelakuan si Bimo ini." Ucap Sarah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Masa kecil nya belum bahagia kali Ma. " Ucap Shasha sambil terkekeh.
"Eh yaudah, makan yuk." Saat mau berjalan ke meja makan bel rumah berbunyi..
Ting tong..
Semua pun menoleh melihat siapa yang datang.
"Claudia? " Panggil Bimo.
"Eh ada Claudia,sini masuk." Ucap Sarah dengan lembut, Claudia pun mengangguk patuh sambil tersenyum ia masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa.
"udah pulang dari Norwegia? " Tanya Sarah.
"Udah Tan."
"Halo Gibran."
"Halo Claudia." Bukan Gibran yang menjawab tapi Bimo. Gibran hanya duduk di sebelah Shasha sambil memegangi tangan istri nya itu, sesekali ia mencium tangan Shasha.
"Gimana kabar kamu Bran? " Tanya Claudia lembut.
"Aku baik." Jawab Bimo, Claudia pun langsung melihat Bimo dengan sinis membuat Bimo terdiam.
"Gibran, jawab dong, di tanya tuh." Ucap Sarah dengan lembut.
"Ini istri kamu? " Tanya Claudia heran.
"Enggak, aku belum nikah." Jawab Bimo.
"Bimo! Diam. " Bentak Claudia membuat semua orang terkejut mendengar bentakan wanita itu, Bimo dan Gibran pun hanya menahan tawa mereka karena kejahilan Bimo.
"Bagus Mo, tingkatkan, biar gak betah,terus pergi nih cewe aneh." Batin Gibran senang.
"Eum, Maaf." Ucap Claudia merasa tak enak.
"Halo, aku Claudia." Ucap Claudia sambil mengajak Shasha berjabat tangan.
"Shasha." Ucap Shasha.
"Mas,lepas tangan aku, gak enak, aku mau salaman dulu." Bisik Shasha saat ingin menerima jabatan tangan Claudia tapi tangannya masih di pegang Gibran.
"Belom lebaran gak usah salam-salam." Ucap Gibran santai.
"Tapi kan kenalan Mas." Ucap Shasha tak mau kalah, mendengar perdebatan itu dengan cepat Bimo yang berjabat tangan dengan Claudia, tangan Bimo pun langsung di tepis oleh Claudia.
"Paan sih Bimo." Ucap Claudia ketus lalu kembali duduk di Sofa .
"Daripada nganggur di lalerin tangannya."
"Hahaa, lu kira tangan dia bangkai." Ucap Gibran yang bersandar di bahu Shasha sambil tertawa. Membuat Farid dan Bimo tertawa ngakak, kecuali Shasha dan Sarah, mereka gak enak dengan Claudia, jadi mereka tahan ketawanya.
"Mana tau ini setan." Celetuk Bimo,
"Setan kok bisa jadi manusia? " Tanya Gibran memancing keadaan.
"Setannya oprasi plastik, yakan Clau, kamu oplas kan." Ucapan Bimo berhasil membuat wajah Claudia memerah mendengar penghinaan untuk nya.
"Ketawa aja terus, bentar lagi mampus kalian." Batin Claudia. Claudia pun langsung mengeluarkan handphone nya dari dalam tas nya dan langsung memutar rekaman suara.
Isi rekaman suara..
3 bulan yang lalu.."Pak, ini gimana?, kok malah jadi kaya gini,, aku gak mau nikah sama bapak." Ucap Shasha berteriak.
"Jangan keras-keras ngomong nya, kamu juga ngapain dateng kesini." Ucap Gibran kesal.
"Aku tungguin bapak di kantor tapi bapak gak dateng-dateng, bapak tau gak? Kalau ada klien yang mau kerja sama di perusahaan bapak, dia butuh tanda tangan bapak di surat perjanjian,nih surat nya, dan surat ini harus di balikin sore ini juga." Ucap Shasha ketus.
"Astaga, Shasha, denger ya, itu perusahaan saya udah maju dari kapan-kapan! kalau memang ada orang yang mau kerja sama di perusahaan saya, saya mau orang itu bukan pemaksa apalagi gak sabaran!, biarin aja kalo dia batalin kerja sama nya, yang rugi juga perusahaan dia bukan saya, lagian kamu bisa minta tanda tangan Bimo dia kan manager, gak harus saya, kamu ini apa-apaan sih." Ucap Gibran dengan nada kesal.
"Bapak Gibran yang terhormat,,bapak juga kenapa gak kasih tau aku? udah kaya gini aku yang di salahin, padahal pak Bimo yang suruh aku kesini,dia bilang aku kerumah bapak aja, daripada aku di pecat karena gak ngasih dokumen ini buat bapak tanda tangan."
"Ah udah, saya gak mau denger itu sekarang, kepala saya udah mau makin pecah gara-gara kamu." Ucap Gibran gusar lalu duduk di pinggir kolam.
"Kok jadi aku, harusnya aku yang nanya, gimana ini?." Shasha pun ikut duduk di sebelah Gibran.
"Saya gak mau mama sedih, yaudah nikah aja,kalau di jelasin juga mama gak akan mau dengar." Ucap Gibran sambil melihat kolam .
"Bapak bercanda?, ngga, saya gak mau nikah." Ucap Shasha kesal.
"Kamu takut saya nyakitin kamu?, KDRT sama kamu?, saya gak akan kaya gitu, saya sadar mama saya perempuan gak mungkin saya kasar ke perempuan lain." Ucap Gibran dengan nada serius, membuat Shasha sedih, jika ia menolak pernikahan ini, maka ia akan menyakiti hati Sarah dan Farid dan membuat mereka sedih.
"Kalau gak kita buat perjanjian, kita nikah selama 3 bulan, jika dalam waktu 3 bulan kita memang gak tahan, gak ada kecocokan, dan kita pengen pisah, silahkan."
"Yaudah." Ucap Shasha pasrah. .
"Mama sama papa jangan sampai tahu hal ini, kasian mereka nanti kecewa." Ucap Gibran.
**********
Setelah selesai Claudia pun langsung mematikan rekaman itu.
Deggg!
*********
Nah loh auto terdiam😂..
BACK TO PART 28..
coba aja banyak orang kaya Shasha ama Gibran kan ya, gak gengsi-gengsi, atau takut untuk utarain perasaannya, pasti populasi jomblo berkurang😜(AKU BAHAS PART 28 BUKAN 29😃)Note!
Di ketik 16 Juni 2020.
Publish 16 Juni 2020.Maapin kalo ada typo yak.
Tunggu part selanjutnya oke😉
Makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shasha(end)
Fanfiction#01 in Shasha (13/6/2020) #01 in happyorsad (23/6/2020) #01 in stres {31/7/2020) #01 in kebahagiaan (1/8/2022) Warning📢⚠ Di dalam cerita ini mungkin akan ada banyak hal yang akan kalian rasakan, di antaranya sedih, senang, ngakak? Atau mungkin y...