"Yaudah ikut gua." Shasha pun mengangguk. Dan pergi bersama Bimo menyusul Gibran ke rumah sakit.
*************
Dirumah sakit..
"Sha, jangan lari-lari nanti jatuh." Ucap Bimo saat melihat Shasha berlari di Koridor rumah sakit sambil menangis.
"Bim, Farel Bim, hiks."
"Iya, gua tau, sabar, dia baik-baik aja kok, yakin ama gua." Shasha pun mengangguk, lalu masuk ke ruang rawat Farel. Shasha melihat Farel yang sedang terbaring lemah, tak hanya itu Shasha juga melihat Gibran yang setia duduk di sebelah Farel.
Degg!
Detak jantung Shasha dan Gibran berpacu lebih cepat ketika mimik mata mereka bertemu. Tapi detak jantung itu langsung berhenti ketika Shasha mengingat kelakuan buruk Gibran di masa lalu."Farel bangun Nak." Panggil Shasha sambil menangis lalu ia mencium pipi Farel.
Degggg!
"Sha, Farel ini anak ---? " Tanya Gibran dengan tatapan penyesalan.
"Anak aku. " Potong Shasha dengan tegas.
"Anak kita? " Tanya Gibran tak percaya. Shasha hanya diam.
"Bundaa.."
"Farel, kamu udah sadar? Farel kenapa? Maafin Bunda,harusnya kemarin Bunda ngelarang kamu jualan, maafin Bunda." Isak Shasha sambil memeluk Farel, ia sangat menyesal terlebih lagi ketika melihat tangan Farel di infus.
"Tadi dokter udah periksa, Farel gak papa, cuman demam, dan dia harus banyak makan makanan bergizi, dia cuman kecapean, sering kena air hujan karena jualin kue kamu, kurang makan makanan yang sehat, dan kurang istirahat, makanya di infus supaya ada tenaga."
Ujar Gibran menjelaskan semuanya. shasha mendengar, tapi dia hanya diam. Shasha sadar ini semua karena Shasha sering ngijinin Farel makan makanan bekas,pergi jualan hujan-hujanan. Sedih rasanya liat Farel jadi kaya gini akibat Shasha yang sama sekali gak bisa ngebahagiain Farel.
"Bunda, Farel gak papa, maafin Farel ya karena Farel gak pulang dan gak beliin makanan buat Bunda, Bunda pasti laper nungguin Farel."
"Hiks, Bunda gapapa Nak, Farel gimana? Udah enakan? Mau minum?" Tanya Shasha.
"Farel mau minum." Jawab Farel, dengan cepat Shasha menghapus air matanya dan mengambil air yang tersedia di atas meja sebelah Farel.
"Ini, pelan-pelan minumnya ya." Farel pun mengangguk lalu meminum air itu.
"Bunda, Farel boleh minta sesuatu? "
"Boleh Nak,Farel mau apa? "
"Farel pengen bakso Bunda, boleh? " shasha pun tersenyum sambil mengangguk.
"Bunda ada uang? "
"Ada. Bunda beli dulu ya. " Farel pun mengangguk, dengan cepat Shasha keluar dari ruangan inap Farel meninggalkan sang Putra, mantan suami, dan Bimo di ruangan itu.
"Farel? " Panggil Gibran dengan lembut.
"Iya Om."
"Farel semalam bilang sama Om kalau nama ayah Farel mirip sama nama Om Gibran kan?" Farel hanya mengangguk lemah.
"Farel tau nama ayah panjang Farel?" Tanya Gibran berhati-hati.
"Tau Om, nama ayahnya Farel itu Gibran Aldrich. " Jawaban Farel membuat Gibran terkejut, tak hanya Gibran. Bimo yang sedang minum air pun terkejut dan terbatuk-batuk.
Damnnn!
"Om boleh tau nama panjang Farel? " Tanya Gibran dengan mata berkaca-kaca.
"Farel Abqary Aldrich." Jawab Farel. Gibran pun langsung menangis, lalu memeluk Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shasha(end)
Fanfiction#01 in Shasha (13/6/2020) #01 in happyorsad (23/6/2020) #01 in stres {31/7/2020) #01 in kebahagiaan (1/8/2022) Warning📢⚠ Di dalam cerita ini mungkin akan ada banyak hal yang akan kalian rasakan, di antaranya sedih, senang, ngakak? Atau mungkin y...