Shasha_22

1.9K 112 18
                                    

"Bunuh diri bukan lah akhir dari sgala nya. "

#GibranAldrich

***************

Happy Reading 😍
************

Kini Shasha duduk di pinggir jembatan dekat rumah Munira, di bawah air hujan sambil melihat pemandangan bawah jembatan yaitu sungai yang mengalir dengan deras nya , seakan-akan Shasha sedang mengadu nasib nya yang buruk itu, tatapannya kosong, hati nya hancur. Semua ucapan Munira selalu membuat mental nya hancur.

"Kamu pantes dapetin itu semua! . Karena gak ada yang pengenn kamu hidup!. Mau kamu mati juga gak akan  kami gak akan terpengaruh dan kami semua gak akan pernah perduli!." Ucapan Munira selalu terngiang-ngiang di kepala Shasha. shasha pun menjambak rambutnya frustasi sambil menangis.

"Bener!. Buat apa aku hidup?. Hiks, semua orang bahagia kalo aku udah mati!. Gak ada yang mencintai aku di dunia ini, gak ada satu orang pun." Ucap Shasha sambil menangis terisak di bawah air hujan tak lupa dengan rambutnya yang ia jambak dengan kedua tangannya sendiri.

"Aku gak minta apa-apa, aku cuman mau di cintai. Apa permintaan ku itu sulit Tuhan?. "

"Sekarang udah gak ada guna aku hidup." Ricau Shasha sambil tertawa kecil, ia pun berdiri dan masih melihat air sungai yang mengalir dengan kencang karena hujan masih sangat deras.

"menggiurkan!. " Pikir Shasha. Saat ingin loncat ke bawah ada sebuah tangan kekar yang mencegah aksi Shasha.

"Shasha!. Apa yang mau kamu lakuin?. " Teriak lelaki itu dengan marah.

"Lepas, lepasin." Titah Shasha menangis sambil memberontak.

"Jangan lakuin hal bodoh!. Semua gak akan selesai kalau caranya begini!, jangan buat mereka yang jahat sama kamu itu merasa menang karena kamu berhasil mengakhiri hidup kamu!. Harus nya yang kamu lakuin itu buat mereka menyesal bukan bunuh diri!."

"Mas bilang jangan lakuin hal bodoh?.
Mas yang lakuin hal bodoh!. Mas tega mainin sebuah pernikahan?." Tanya Shasha sambil tertawa menutupi kesedihan nya.

"Aku capek!. Aku hidup di dunia selalu sendirian, aku gak pernah di cintai sama siapapun, hidup aku gak berarti. Hiks, biarin aku mati!. " Teriak Shasha sambil terisak lalu duduk menjambak rambutnya dengan keras.

"Tapi bunuh diri bukan lah akhir dari sgala nya Sha!. Kamu punya Mama Sarah! Dia sayang sama kamu."

"Apa arti sayang Mama kamu itu buat aku pas pernikahan kita udah berakhir hah?. Bisa kamu bayangkan Mama kamu ketika tau bahwa anak nya mempermainkan pernikahan dengan seorang gadis yang pernah hampir di tabrak?, di pinggir jalan? , Mama kamu pasti benci sama aku! Karena ngerasa aku permainkan Mama kamu!. Setelah cerai aku sendirian juga kan. Mungkin hidup ku akan kembali lagi seperti dulu. " Ricau Shasha di bawah air hujan lalu kembali melihat arus sungai yang sangat kencang.. Gibran pun langsung duduk dan membawa Shasha ke pelukannya. Jujur Gibran menangis melihat keadaan Shasha yang sangat tertekan atas perbuatan keluarga kandung nya, belum lagi karena perbuatan Gibran yang melibatkan Shasha ke dalam pernikahan 3 bulan. Namun air mata Gibran tertutupi oleh hantaman air hujan yang sangat deras.

"Biarin aku loncat." Pinta Shasha lemas di dalam pelukan Gibran.

"Enggak akan." Tukas Gibran cepat.

"Lepas!. "

"Sha!. Pakai akal sehat kamu!. Seengganya ingat Aufa!. Dia pasti sedih karena kalau kamu meninggal dengan cara seperti ini." Ucap Gibran berusaha mengembalikan akal sehat Shasha.

"Buat apa inget sama orang yang gak pernah inget sama aku?. " Ricau Shasha, entah apa yang di pikirkan nya, yang jelas saat ini pikiran nya kosong, hati nya hampa, keinginannya sekarang adalah hanya ingin bunuh diri dan enyah dari dunia.

"Aufa itu perduli sama kamu!. Dia sayang sama kamu!. Masalah pernikahan kita, kita liat kedepan, jangan ngeluh kaya gini dong, cari jalan keluar sama-sama kan bisa Sha, bukan kaya gini." Ucap Gibran dengan lembut.

"Sekarang pulang ya." Ajak Gibran Shasha pun hanya diam sambil menangis, terlalu banyak luka yang ia rasakan dari kecil sampai sekarang membuat nya sedikit depresi dan banyak flashback kelakuan jahat Munirah, Antonio dan Andra, yang terputar di kepalanya. Memori yang sudah berusaha keras di lupakan kini teringat semua. Membuat tatapan nya kosong.

"Bran." Panggil Bimo saat sampai di tempat Shasha dan Gibran berada, ia sedih melihat keadaan Shasha di dalam pelukan Gibran tetapi pandangan nya kosong.

"Shasha kenapa?. " Tanya Bimo pelan.

"Dia pengen bunuh diri." Jawab Gibran lalu melihat pakaian Bimo yang basah, Gibran pun menyadari bahwa pakaian nya dan Shasha pun terkena hujan sampai basah kuyup.

"Astagfirullahalazim."

"Sha, kita pulang ya, ini hujan, gak bagus buat kesehatan kamu." Bujuk Gibran lembut, Shasha pun hanya mengangguk lalu berdiri, melihat keadaan Shasha, Gibran pun memopong tubuh mungil istri nya itu, di ikuti Bimo dari belakang. Di dalam mobil tangis Shasha masih belum berhenti walaupun dia tidak terisak, tapi Gibran dan Bimo menyadari bahwa Shasha sedang menangis diam-diam. Semua yang ada di mobil pun hanya diam dengan pikiran masing-masing, sempat terlintas rasa kecewa di dalam diri Gibran karena ia lah yang membujuk Shasha untuk kerumah keluarga nya itu, coba aja Gibran gak maksa Shasha ketemu sama Aufa, ini semua gak akan terjadi.

*************

Note!
Di ketik 13 Juni 2020.
Publish 13 Juni 2020.

Maapin kalau ada typo😂

Makasih❤

Tunggu kelanjutan nya ya. 🖤

Shasha(end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang