[Spiritual-Romance]
"Jadi, mau nggak, Ra?"
"Enggak! 'Kan masih kecil."
"Oh, berarti kalo udah gede, mau nerima?"
"Mau, tapi ... dia harus bisa ajarin aku MTK dulu, sampe nilaiku dapet 100 semua."
Orang-orang yang mendengar jawabanku tertawa.
Tiba-ti...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu, tuh, ya … kok mau aja sih disuruh pegangan tangan kayak gitu? Ya emang, cuma salaman selama beberapa detik, tapi 'kan--"
"--Tapi?"
"Bukan mahram! Kamu tuh harusnya jangan nurut, kalo disuruh akting begitu! Masa kamu lebih mentingin peranmu, dibandingkan imanmu?!"
Arsen malah tersenyum geli, menyadari sesuatu. Bukannya ia terlalu percaya diri. Hanya saja, kepekaannya memang di atas rata-rata. Lagi pula, ia sudah sadar sejak lama.
Jadi, apa mungkin ia akan salah menerka?
Sedetik kemudian, Arsen bersuara kembali. Membuat gadis cerewet yang mulanya sedang mengomel-ngomel dengan berisiknya itu, lantas terdiam membeku.
Karena ia baru saja bertanya, "Kamu cemburu?"
📌📚💯📚📌
"Astagfirullah, ya Allah!"
Aku berjalan setengah berlari, sambil sesekali menoleh ke belakang. Lalu ayunan langkahku terhenti, bersamaan dengan semakin memburunya embusan napasku.
Setelah puas beristirahat sejenak sambil menenangkan diri, aku melempar pandang ke segala arah.
Nihil.
"Huft …."
Aku melanjutkan perjalananku yang sempat tertunda. Kini dengan langkah demi langkah yang kuayun dengan lebih tenang. Degupan jantungku yang tadinya terasa menggedor-gedor dada, pun, sudah kembali normal.
Aku merogoh tas selempang yang kupakai, mengambil ponsel dan segera menelepon seseorang untuk secepatnya menjemputku. Karena kalau tidak, "orang itu" pasti akan kembali lagi.
"Ya Allah, tolonglah hamba-Mu ini!"
Namun, tiba-tiba sebuah amplop putih terjatuh ke atas rok gamis yang kukenakan, membuat netraku yang semula terpejam seketika terbelalak.
Ketika kulihat tak ada orang yang bisa dicurigai di sekitarku, ketakutanku justru semakin menjadi. Apalagi, saat indra penglihatanku membaca sederet kalimat pada permukaan amplop putih tadi.
-Here's a small letter for you, my sweetest girl-
A--apa maksudnya?!
Sekonyong-konyong, sepasang tangan menutup kedua mataku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.