"Aku baik baik saja, jangan ikut campur. Aku tidak ingin menyeret orang lain kedalam masalahku, karena aku yakin kalau aku mampu menyelesaikan masalahku tanpa bantuan orang lain" - Kim Kwang Hyun
"Aku mohon selamatkan aku, aku sudah muak dengan segala rasa sakit ini. Aku hanya ingin bernyanyi, aku hanya ingin orang lain bisa merasa sembuh ketika mendengar laguku. Tapi untuk mencapai kesana, apa aku harus mendapatkan rasa sakit yang luar biasa seperti ini?" - Eom Gi Seok
***
Ruang Kelas Kosong
Hanlim Multi Art School"Kau tidak bisa mengacuhkanku begini!" Vaya jadi kesal sendiri setelah bermenit-menit mengoceh dan berujung mendapat pengabaian dari Kwanghyun yang kini tengah membaca buku disudut ruangan.
Ia tidak tahu kalau pria itu sedingin dan se-acuh ini, bayangkan saja satu paragraf darinya bisa dibalas satu kata seperti : Ya dan Tidak atau Tidak tahu dan Diam.
Memangnya Vaya sedang bicara pada robot apa?
"Baiklah, tidak ada cara lain!"
Gadis itu menarik lengan Kwanghyun, mendorongnya ke dindin yang ada di dalam perpustakaan. Lantas ia menarik masker yang semula bertengger indah menutup sebagian wajahnya "Lihat aku!" Katanya ketus.
Kwanghyun bergeming, sepertinya ia tidak punya sedikit niat untuk meresponnya
"Woah, kau benar-benar akan menyesal sudah begini!"
Tak lama kemudian, Vaya bergerak dalam sekali hentakan untuk tepat berada didepan wajah Kwanghyun.
"Kau mengenalku kan?" Tanyanya sembari terus menatap
Kwanghyun terdiam sesaat, "Ka-kau!"
Pria itu bangkit dari kursi saking terkejutnya, "Bagaimana bisa.."
Vaya tesenyum menang, "Halo. Namaku Vaya. Siapa namamu?"
"Tu-tunggu. Apa aku tidak salah lihat? Ka-kau ternyata Vaya dari BigHit?" Kwanghyun mencubit-cubit kecil pipinya yang sukses membuat Vaya tertawa "Apa sakit?"
"Yah!"
"Jangan berlebihan, memangnya aku seterkenal itu sampai membuatmu berpikir ini adalah sebuah mimpi?" Vaya meraih bahunya untuk ia bawa kembali pada posisi awal "Ayo duduk dulu. Aku ingin bicara banyak denganmu."
"Tap-tapi, kau memang terkenal."
Kwanghyun yang masih syok itu hanya bisa pasrah diatur-atur oleh Vaya
"Sudahlah jangan bahas itu. Sekarang apa bisa kau mengatakan kata selain Ya dan Tidak? Aku muak sekali mendengarnya!"
Keduanya diam beberapa saat namun tiba-tiba Kawanghyun membalikan badan cepat yang sedikit membuat Vaya terkejut dibuatnya, "Bagaimana bisa kau ada disini?"
"Eoh.. eum.. itu.."
"Dan kenapa juga orang-orang membicarakan kau adalah murid baru?"
"Kau harusnya ada bersama Sunbae-nim. Kenapa disini??!"
"Apa maksud semua ini?!!"
Alih-alih menjawab semua pertanyaan Kwanghyun, Vaya justru lebih senang menatap matanya. Ia menangkap berbagai perasaan yang dipacarkan oleh mata lawan bicaranya ketika banyak bicara seperti itu. Ada yang tersirat dari suara yang tampaknya gentar tapi tetap setia melawan.
"Ternyata kau menyimpan semua itu dibalik matamu."
"Apa?" Kwanghyun menatap nanar
"Tatapanmu saat berteriak padaku tadi. Ada ketakutan, rasa cemas dan keraguan yang besar. Semua itu sangat terbaca olehku."
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Season in Seoul
FanfictionMenjadi pasangan hidup idola mungkin adalah impian yang lumrah dikalangan penggemar. Namun nampaknya hal itu sudah tidak berlaku lagi bagi ARMY (Sebutan penggemar boygrup BTS), bagi mereka mengikuti dan terlibat langsung dalam sebuah project bersama...