pt 44 | Challenge (도전)

745 119 6
                                    

'Sebelum perpisahan itu tiba, ada banyak hal yang ingin aku lakukan denganmu. Setidaknya ada banyak hal yang akan membuatku tersenyum saat mengingatmu meski kamu tidak di sampingku.'

***

23 Maret 2019
Rooftop Hannam The Hills
23:00 KST

Pria berbadan tambun itu sesekali membenarkan kacamatanya, kedua tangannya masih terpangku sempurna diatas meja beralaskan kain putih dengan beberapa buah-buahan yang tersedia.

Ia masih asik menatapi ketujuh pria yang masing-masing didampingi oleh para wanita cantik. Ada sesuatu yang mengusik hatinya malam ini, seperti perasaan haru dan sedikit terenyuh. Setelah memulangkan seluruh staff dan tim management, ia memanggil ke-14 orang untuk tetap disini, duduk bersamanya.

"Bagaimana? Apa kalian menikmati hari ini?" Tanyanya membuka percakapan.

Si Leader mengangguk, "Kami sangat senang PD-nim."

"Kalian senang karena ini yang terakhir?"

Yoongi menyikut lengan Namjoon yang kini terkejut dengan respon yang diberikan Bang Shihyuk.

"Ah, tidak PD-nim! Maksudku-"

"Hahaha, aku hanya becanda." Tukasnya, "Aku juga senang hari ini. Apalagi saat meninjau hasil pemotretan, itu bagus. Terima kasih karena sudah berjuang hingga akhir."

"Aku tidak mengerti, kenapa kalian terus saja mengulang kata 'akhir' hari ini? Sungguh, itu membuatku sedikit merasa aneh."

Kalimat itu tercetus begitu saja dari mulut Vaya, membuat semua orang yang mendengar jadi menoleh kearahnya. Tapi diam-diam kalimat itu juga dibenarkan oleh keenam wanita lainnya.

Shihyuk terkekeh seorang diri, "Memang ini adalah akhir. Ini adalah hari terakhir untuk pemotretan Jacket Album 'kan?"

"Tapi tetap saja. Kalian masih akan melakukan pemotretan-pemotretan lain dimasa yang akan datang. Aku hanya merasa kalian membuat suasana hari ini seolah akhir dari segalanya."

Namjoon tersenyum sembari menyikut lengan Yoongi, lalu berbisik "Hyung, gadismu itu analistis sekali ya?"

"Aku juga heran, kenapa dia selalu saja over thinking." Decih Yoongi, "Hei Vaya! maksud Bang PD itu, ini adalah akhir pemotretan kami bersama kalian. Apa karena satu kata seperti itu kau memikirkannya kearah yang lain, huh?"

Vaya memutar bola mata kesal karena perkataan Yoongi barusan, "Aku 'kan hanya bertanya. Tidak perlu meresponku seperti itu." Ketusnya.

Yoongi hanya mampu menurunkan bahunya, malas. Benar-benar menjengkelkan jika harus bertengkar dengan Vaya lagi. Cukup saat pulang bersama saja ia beradu mulut tiada henti didalam mobil. Tidak akan lagi, Yoongi kapok.

"Eih Yoongi-ya, sudah...sudah. Aku mengumpulkan kalian disini bukan untuk melihatmu dan Vaya bertengkar." Tegur Shihyuk, "Aku mengumpulkan kalian disini karena ada yang harus aku beritahu."

Hoseok menarik bangkunya lebih mendekat kearah meja, siap untuk antusias dalam perbincangan malam ini. Entahlah, bagi Hoseok mendengarkan CEOnya itu lebih menyenangkan dibanding mendengarkan Namjoon bicara.

"Apa itu PD-nim?"

"Ah begini." Pria paruh baya itu mengusap dagu bawahnya, "Sebetulnya aku ingin memberitahu hal ini besok. Tapi, salah satu brand majalah dari Jepang mengundangku sebagai tamu kehormatan dan aku tidak bisa menolaknya. Jadi aku putuskan untuk memberitahu ini sekarang, terlebih ini adalah hari terakhir kalian melakukan pemotretan. Aku bahkan menyuruh tim management untuk membuat sebuah perayaan agar lebih berkesan didalam memori hidup kalian."

1 Season in SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang