pt 28 | Encounter (교전)

1K 142 15
                                    

'Dia yang tampak tak ada, tapi diam-diam mengiringi langkahmu tanpa tanya.'

***

17 Maret 2018
Hannam The Hills
08:00 KST

Vaya kini termenung seorang diri, kejadian tadi malam masih sangat melekat diingatannya. Ia mengeluarkan selembar tiket bus dari saku sweaternya.

"Perkiraanku memang jarang sekali meleset. Sebenarnya apa yang terjadi?"

#FlashbackOn

Vaya meregangkan seluruh tubuhnya, jam sudah menunjukan pukul 2 pagi dan belum satu menit pun ia memejamkan mata. Memang sepulang dari butik tadi ia langsung berkutik dengan tugas kuliah yang sudah dosennya kirimkan lewat e-mail.

Vaya memang begitu, tidak pernah menunda waktu kalau sudah berurusan dengan tugas kuliah. Padahal Anna, Juli dan Mei-yin sudah bilang ingin membantu jika dikerjakan keesokkan harinya. Tapi Vaya bersikukuh untuk menyelesaikannya seorang diri. Akibatnya, kini seluruh tubuh terutama lehernya terasa sangat nyeri.

"Ahh, aku butuh es batu dan aku sedikit haus." lirihnya lalu bangkit dan berjalan keluar kamar untuk menuju dapur.

Belum sampai ditempat tujuan, Vaya mendengar suara air mengalir dan ada sedikit isakan tangis seorang perempuan yang mengiringinya. Tiba-tiba saja bulu kuduknya terasa berdiri. Ia melangkah mundur tapi rasa penasaran mengalahkan ketakutannya. Lagipula disini cukup ramai, kalau ia menjerit pasti banyak orang yang akan menghampirinya. Kalaupun ia dicekik arwah penasaran sekalipun, Vaya yakin banyak yang akan membantunya.

"Hufft.. oke Vaya.. tenang." ucapnya seorang diri, tak jauh dari jangkauannya ia melihat ada gagang kemoceng. Dengan pelan dan hati-hati ia mengambil kemoceng itu, "Jika aku pukul hantunya dengan ini, kira-kira kena tidak ya? Ah, terserahlah. Ini hanya untuk berjaga-jaga."

Dengan langkah pelan hampir tidak terdengar, Vaya mengendap menuju sumber suara. Matanya terus mengamati tanpa ia pejamkan. Saat sudah sampai diambang pintu dapur, langkah Vaya terhenti. Tidak ada teriakan atau pukulan yang dilayangkan oleh tangannya pada si 'hantu' karena dari belakang saja Vaya sudah tahu siapa yang menyebabkan bulu kuduknya berdiri.

Ternyata itu adalah Hyemi yang sedang mencuci piring.

"Dia sedang apa sih? Kenapa menangis dengan cara seperti itu? Terlihat menyedihkan." Vaya bergumam.

Ia terus mengamati setiap gerak-gerik Hyemi dari kejauhan, sesekali Hyemi terlihat mengelap meja makan yang sebelumnya sudah sangat bersih, bahkan Hyemi mengeluarkan piring dari rak untuk ia cuci kembali. Beberapa kali Hyemi menepuk dadanya pelan karena merasa sesak, ia bahkan menutup mulut agar suara tangisnya tidak terdengar.

"Sesuatu pasti telah terjadi." gumam Vaya lagi lalu berjalan berlawanan arah untuk menuju kamarnya kembali.

Vaya membiarkan Hyemi yang terus terisak dengan aktifitas gilanya. Sebenarnya Vaya tahu kenapa Hyemi melakukan hal itu, hanya saja Vaya tidak tahu penyebabnya apa.
Sudah beberapa hari terakhir ini Vaya mencari tahu dari internet tentang Hyemi, tapi ia meragukan ke validannya terkecuali satu hal yaitu tentang meninggalnya seorang siswi di SMA LILA, Lee Minjoo.

Vaya mendapatkan informasi itu dari akun sosial media milik Lee Haeun, sahabat Hyemi yang mengunggah foto mereka bertiga dengan caption kehilangan Minjoo. Dari situ, Vaya sudah tahu bahwa hidup Hyemi sedikit berbeda dengan kebanyakaan orang. Itu sebabnya ia meminta Hyemi untuk terbuka karena mungkin saja Vaya bisa membantu banyak kali ini.

'Bruk'

Tempat sampah didepan kamar Hyemi dan Ratana itu mengeluarkan semua isinya karena kaki Vaya tidak sengaja menendang kotak itu.

1 Season in SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang