Pt 78 | D-Day (디데이)

227 30 14
                                    

"Time is the coin of your life. It is the only coin you have, and only you can determine how it will be spent. Be careful lest you let other people spend it for you". - Carl Sandburg

***

Dorm Army,
Hannam The Hills,
09.00 am KST.

Hana tengah menangisi video-video yang diputar dalam laptop berwarna merah jambu milik Anna. Video itu menampilkan seorang pria dengan aksi tarian luar biasa. Sesekali dia melakukan popping, dan sesekali pula dia melakukan gerakan temporer. Begitu apik nan rapih.

"Woah, dia benar-benar memiliki bakat," tutur Ratana yang ternyata ada dalam kerumunan.

"Kuakui tariannya mulus dan cantik," sahut Mei-yin ikut berkomentar.

Hana memang tak sendiri menonton itu, dia didampingi dengan enam teman lainnya, termasuk Vaya; orang yang meminta mereka berkumpul dan memeriksa isi flashdisk pemberian Yoongi semalam. Ternyata, flashdisk itu berisi sekumpulan video Giseok ketika berlatih menari dan bernyanyi.

Kini video berganti dengan petikan gitar yang dimainkan oleh pria yang sama, namun kali ini ia ikut bernyanyi. Suaranya tidak terlalu berat tidak pula terlalu keras; lembut dan sangat seirama dengan petikannya.

"Aku suka suaranya," komentar Hyemi sementara yang lain masih terpaku dengan isi video itu.

"Yoongi Oppa bilang, dia akan menemui Bang Pd-nim," kata Vaya tiba-tiba.

Semua orang yang mendengar itu lantas menoleh. "Apa? Maksud eonni, apa itu artinya Giseok akan pindah ke BigHit?" tanya Hana penuh harap.

Vaya menggeleng, "aku tidak tahu. Yoongi Oppa hanya mengatakan aku menyelamatkan orang yang tepat."

"Itu artinya Giseok masih punya kesempatan!" sahut Juliana antusias, "aku juga bisa tunjukan video ini ke Namjoon Oppa. Dia mungkin akan membantu Yoongi Oppa buat bicara sama Bang PD."

Anna menyelidik, ralat, bukan hanya Anna tapi sekarang semua orang menatap Juliana dengan berjuta pertanyaan.

"Yah, kau ada hubungan apa dengan Namjoon Oppa?"

"Eh?!"

"Eih," Ratana mulai menyenggol bahu Juliana untuk melancarkan aksi menggoda seperti biasa, "Eonni  'kan tahu ini misi rahasia. Tapi kenapa bicara seolah kau dekat sekali dengan Namjoon Oppa? Uh? Kenapa coba?"

"A-apa?"

"Eonni jujur saja, kenapa kamu belakangan ini terus melempel dengan Namjoon Oppa? Bahkan kalian merahasiakan project hidden song BTS dan ARMY. Kalian pasti menyembunyikan sesuatu kan dari kami?"

"A-apaa? Ti-tidak. Kami tidak menyembunyikan apa-apa. Serius."

Alis Ratana mulai naik turun disusul dengan salah tingkahnya Juliana, "hei, jangan begini padaku."

Semua orang menahan gelak tawa dan terus menggoda membuat suasana kian hangat diantara mereka bertujuh.

"Sudah, sudah. Kalian jangan mengganggu Juliana terus," Anna menginterupsi agar Ratana menyudahi aksinya, "Vaya lantas apa yang harus kami lakukan selanjutnya? Katamu ada rencana bagus."

Memang benar, selepas bangun tidur tadi, Vaya langsung meminjam laptop Anna dan meminta semua orang berkumpul karena katanya ingin menyampaikan sesuatu yang penting.

"Emm, hari ini kita semua 'kan tidak dilibatkan dalam proses pembuatan musik video. Sebelum aku memberitahu rencananya, aku harus tahu jadwal kalian masing-masing. Selain aku, Hana dan Anna Eonni apa kalian juga libur?" Vaya mulai berkata serius.

1 Season in SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang