4 - Hari yang sial (1)

6.1K 486 27
                                    


Happy reading,,,,,

POV Althan

" Pagi pa, ma," sapaku saat melihat papa dan mama sudah berkumpul di meja makan, aku pun langsung duduk di samping mamaku.

" Pagi sayang, " jawab papa dan mamaku bersamaan.

" Nay, mana ma?" tanya ku kepada mama. Sejak kepulangan mama dan papa kemarin aku memang tidak melihat adik tersayangku itu.

" Nay ga bisa ikut, adikmu itu ada ujian, ga bisa ditinggal!" papaku pun menjawab segala pertanyaanku.

" Oh gitu, Al kira masih ngambek sama Al."

Adikku itu memang lagi merajuk denganku karena kamarnya aku berantakin sewaktu bulan lalu aku ke Jerman. Dia yang sangat phobia berantakan pun langsung mengamuk padaku, sampai-sampai saat mama ke Indonesia bulan lalu ia tidak ingin ikut (jahil banget emang si Althan pengin dikarungin tuh sama author:v).

Aku pun melanjutkan sarapanku bersama keluargaku. Hanya dentingan sendok dan garpu yang mengisi keheningan susana sarapan kami. Setelah selesai sarapan,aku pun langsung pamit untuk ke sekolah. Aku tidak mau telat di hari pertama ku sekolah setelah hibernasi ku yang panjang

Mengenai skors yang aku alami mama dan papa tidak tahu mengenai itu karena aku menyembunyikannya, jika mama dan papa tahu bisa-bisa uang jajanku akan dikurangi aku jadi tidak bisa seneng-seneng lagi.

" Pa, ma Althan ke sekolah dulu."

" Iya udah hati-hati ya Al,nanti kalau pulang langsung pulang ya jangan keluyuran lagi!" ucap mama menasehatiku.

" Jangan ngebut bawa mobilnya Al!" papa pun kasih kode padaku seaka ia tau kelakuanku diluar rumah.

" Hehehe.... Iya pa Althan berangkat dulu dahh,"

Aku pun segera berangkat membelah kota dengan mobilku yang berkecepatan di atas rata-rata dan well membuat pengendara lain mengumpat.

****

Sesampainya Althan di sekolah , dua anak bebek Althan yang tak lain adalah Rey dan Willy langsung menghampiri Althan.

" Weee.... tumben lo cepat datang ke sekolah Al? kesambet apaan lo?kucing garong?" gurau Rey yag menepuk-nepuk bahu Althan.

" Kalian ini yaa,, gue datang lambat salah, datang cepat salah, lama-lama gue kasih jackpot semvak mang udin lo berdua ya."

Althan dan Rey pun memulai perang adu mulutnya yang akan selesai jika monyet sudah menetaskan telur nya dan gajah yang sudah berhasil dalam diet nya. Jika saja Willy tidak melerai mereka maka mereka tidak akan berhenti.

" Udah-udah gue pagi-pagi liat muhaa kalian bawaannya mulesss mulu serasa mau berakk kan gue ahh . Dah ah gue mau nyapa nweng nadin dulu ahh byee," ucap Willy melerai perdebatan kecil diantara Althan dan Rey.

" Dasar buchyn banget lo ya," teriak Althan kepada Willy yang mulai menjauh

" BODO AMAT!!" balas Willy dari kejauhan yang masih terdengar jelas. Mereka pun terkekeh mendengar ucapan sahabat mereka itu.

" Eh Al, gue denger-denger ya ada murid baru disekolah kita kemarin, cewek bro," Rey pun memulai acara gosip nya dengan Althan

Siapa bilang cuma cewek yang bisa gosip. Gosip itu multigender tidak pandang bulu. Termasuk makhluk yang bernama laki-laki itu. Ya gak sih?

" Seriusan, cantik gak?"

" Kata anak-anak sih cantik heheh blasteran Indo-Rusia pasti lo mudah kan nemuinnya " ucap Rey dengan cengiran khas nya itu.

" Yeee gue kira lo liat sendiri," Althan pun menjitak kepala sahabatnya yang merupakan produk gagal itu.

" Hayukkk ahh ke kelas Rey, nanti istirahat temenin gue basket ya."

" Aye aye captain," mereka pun kembali ke kelas karena jam pelajaran pertama akan segera di mulai.

****

Di kelas,,,

" Ra, kamu udah kerjakan tugas fisika yang kemarin ga?" Bella berjalan menuju tempat duduk Tara dan Aldo dan menanyai tugas fisika yang bu Sofi kasih kemarin dan akan dikumpul sehabis istirahat.

" Udah tapi ada yang ga gue ngerti, " kata Tara menunjukkan salah satu nomer yang tidak dimengerti nya.

Bella melirik Aldo sekilas dan kasih kode kepada Tara untuk bertanya pada Aldo, karena Bella tau bahwa jika urusan pelajaran Fisika maka Aldo lah sang master.

Aldo yang merasa peka pun hanya mengelah nafas dengan kasar dan segera menarik buku Fisika yang dipegang oleh Tara.

" Jadi, protokol kyoto menawarkan tiga mekanisme fleksibel untuk membantu negara industri dalam menekan laju emisi karbon...."
Aldo menjelaskannya dengan sangat rinci hingga Bella san Tara mengerti dengan materi tersebut.

" Thanks Aldo." Tara mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Aldo.

" Makasih banyak ya Aldo, kalau ga ada kamu pasti aku sama Tara ga bakal paham-paham nih materi," Bella juga turut berterima kasih kepada Aldo

" Sama-sama girls. " Aldo tersenyum samar mendengar perkataan mereka.

" Ya udah sebagai tanda terima kasih gimana kalau Tara yang traktir kita hari ini," Bella menunjukkan puppy eyes andalannya yang membuat Tara ingin menenggelamkannya disamudra pasifik saat ini juga.

" Boleh, yukk," Tara pun menyetujui permintaan sahabatnya itu dan pergi ke kantin bersama-sama.

Mereka terus saja mengobrol terutama Bella yang hanya ditanggapi dengan deheman serta senyuman tipis oleh Aldo dan juga Tara.

Seperti berbicara dengan tembok berjalan saja, batin Bella.

" Eh tunggu-tunggu, tali sepatu aku le...." Bella segera menunduk ingin mengikat tali sepatu nya tapi sebelum menyelesaikan kalimatnya sudah terdengar suara orang terjatuh.

BRUKKKK

" TARAA..."

****

Hayoo gantung ciee kira-kira Tara kenapa yaa ?

Tunggu kelanjutannya yaa

Jangan lupa vote dan comment nya ya biar aku semakin semangat nulisnya....

Salam cinta,,,,

Linaayaa_

ALTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang