55 - Permintaan maaf

1.8K 150 9
                                    

Happy reading,,,,

Sesuai perkataannya Kevin mengantar Tara tepat sampai di rumah. Tara turun dari mobil Kevin. Tara melihat mobil kedua orang tua nya.

"Kayaknya mama sama papa sudah pulang!" batin Tara.

Tara kembali melanjutkan langkahnya namun tangannya ditahan oleh Kevin, "Istirahat! Biar gak drop Ra," nasehat Kevin mengelus rambut Tara.

Andai Kevin bukan sahabatnya, sudah dipastikan Tara akan jatuh cinta pada nya. Cowok baik dan pengertian serta lembut itu menutupi kebaikannya dengan sifat playboy nya dari dulu.

Tara sangat mengenal Kevin, dulu cowok itu tak playboy, namun entah kenapa tiba-tiba sifatnya jadi berubah.

"Hem," Tara hanya bergumam saja.

"Masuk gih!" Kevin melepaskan pegangannya dari tangan Tara.

Tara mengangguk, "Makasih Vin," ucapnya tulus.

"Ck, lo kayak sama orang lain aja!" canda Kevin.

Tara pun masuk ke dalam rumahnya. Ia melihat mama nya tengah bersantai di sofa depan TV.

"Eh Ra, habis darimana sayang?"

Tara mendekati mama nya dan duduk di sofa samping mama nya dan melepaskan sepatunya.

"Hah, capek banget!" gumam Tara bersandar dan menutup matanya.

"Ara belum jawab pertanyaan mama nak,"

Tara membuka matanya dan menoleh ke arah mama nya, "Hari ini ulang tahun Kevin ma, Ara ke sana!"

"Kevin ada di Indonesia?" tanya Lusi.

"Iya, dia cari Ara ma, kita lupa kasih alamat kita," ujar Tara lesu.

Lusi mendekatkan diri pada anaknya dan mengusap lembut rambutnya, "Ara kenapa nak? Ada masalah? Kok lesu gitu?" cecar Lusi tak sabaran.

"Ara gak apa-apa cuma capek ma," Ara mencoba tersenyum di depan mama nya.

"Ya sudah, Ara ke kamar sana, mandi. Nanti mama bawain makan malam!" Tara mengangguk lemah, ia segera menenteng  sepatu nya dan berlalu ke kamar.

Tara melempar sembarang arah sepatunya. Ia merebahkan diri di ranjang empuknya.

"Lupakan hari ini Ara, anggap kau tak melihat apapun!" monolog Tara.

****

Althan segera melajukan mobilnya ke rumah Tara. Ia tak seharusnya berbohong pada Tara. Pasti cewek itu sangat kecewa padanya.

Althan harus meminta maaf pada Tara. Ia tahu Tara sangat sedih terlihat sekali dalam pancaran wajahnya ketika melihat Althan dan Syeena bersama. Apalagi ia mengetahui bahwa Althan sudah membohonginya.

"Hah, sial! Kenapa gue harus bohong coba!" Althan mencekram stir itu dengan sangat kuat.

Ia seolah menyalurkan rasa kesalnya pada stir mobil itu.

Tak lama kemudian ia sampai di rumah Tara, ia segera turun dari mobil dan memencet bel rumah.

Berkali-kali ia memencet namun tak ada jawaban, Tara juga tak menjawab panggilan ataupun chat nya.

Namun tak berselang lama, pintu rumah Tara terbuka. Menampilkan seorang paruh baya dengan piyama juga rambut yang tergelung ke atas.

"Loh Althan?"

"Selamat malam tante," Althan menyalimi tangan Lusi.

"Masuk dulu Althan," Lusi mempersilahkan Althan masuk dan menuntunnya untuk duduk. Sedangkan Lusi ke dapur membuatkan minum untuk Althan.

ALTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang