15 - Broken heart

3K 221 3
                                    

Happy reading,,,,


Benar saja dugaan Lusi, pagi ini Tara demam. Suhu badannya mencapai 40° celcius. Tara tak mau di bawa ke rumah sakit, karena ia sangat benci dengan bau rumah sakit.

Untung saja ada dokter Andre, dokter kepercayaan keluarga Adijaya yang bersedia merawat Tara di rumah.

"Ra, dibawah ada teman-teman kamu mau jenguk kamu, mama suruh masuk ya?"

Tara hanya bisa mengangguk lemah, tubuh nya sangat lemas. Untuk minum saja ia memerlukan bantuan mama nya.

Tara tidak hanya demam, ia juga terserang flu berat. Ia memang tidak bisa terkena hujan lama-lama akibatnya bisa sangat parah bagi tubuh nya.

Pintu kamar Tara di ketuk, menampilkan wajah teman-teman Tara. Mereka tak lain adalah Bella,Aldo juga Rey dan Willy serta Nadin yang merupakan teman sekelas Bella dan Tara. Dan kebetulan Nadin adalah pacar Willy.

Bella mendekat ke kasur Tara memegang dahi nya, "kok bisa sampai begini sih Ra?"

"Gue gak apa-apa kok!" Tara menjawab dengan suara lemah yang hampir habis.

Mereka semua duduk di karpet lembut milik Tara sedangkan Tara tetap berada di kasur nya.

Tara bersandar di kasur nya dan terlihat mencari seseorang.

"Lo cari siapa Ra?" tanya Willy.

"Enggak cari siapa-siapa,"

"Gimana keadaan lo," tanya Rey menunjukkan perhatiannya.

"Lebih baik daripada semalam."

Tiba-tiba saja Willy menyambar pertanyaan Rey, "hem gini nih calon-calon fuckboy, mengumbar perhatian. Buruan deh cari pasangan Rey, gue nih gak mau temenan sama fuckboy!"

"Lo sirik banget sih!gue punya pasangan kok!" sengit Rey.

"Sayang nya masih terlalu kecil buat gue pacarin," gumam Rey pelan dan tak terdengar siapa-siapa.

Mereka terus saja ribut mengenai hal-hal kecil. Tara tak ambil pusing sedari tadi ia sudah memasang ipod di telinganya.

Pintu kamar Tara di buka menampilkan Lusi yang sedang membawa nampan berisikan cemilan juga beberapa jus.

"Wah tante gak usah repot-repot tante," sahut Bella mengambil nampan yang dibawa Lusi.

"Gak repot kok Bell, jarang-jarang ada teman nya Tara yang ke sini. Kamu tahu kan Tara gimana orang nya?" mendengar itu Bella lantas terkekeh.

"Oiya tolong ya jangan terlalu ribut. Kata dokter tadi Tara harus bedrest biar cepat sembuh," lanjut nya.

"Siap tante!" sahut mereka semua bersamaan.

****

Hari semakin sore, awan mendung mulai berkumpul dan siap menurunkan rintikan air nya.

Rey dan Willy juga Aldo sudah pulang sedari tadi, meninggalkan Bella yang masih setia menemani sahabat nya itu.

Akan tetapi, Bella sudah di tarik oleh Lusi sekedar mengobrol dan minum teh.

Di kamar Tara, seorang pemuda tengah menatap Tara dengan tatapan sendu.

Di tangannya sudah menggenggam buket bunga yang sengaja ia beli untuk menjenguk Tara.

Ia duduk di pinggiran kasur dan meniup-niup wajah Tara berniat menjahili empu nya.

Hal itu sukses membangunkan Tara.

"Enghh,,,Althan?" sahut Tara dengan suara serak khas bangun tidur.

ALTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang