Happy reading,,,,
Tara memencet serangkaian password rumah nya dan pintu terbuka secara otomatis. Is melangkahkan kaki nya, mendapati lampu rumah yang padam.
"Kenapa lampu nya mati, apakah belum bayar listrik?" tanya nya dalam hati.
"Pertanyaan yang bodoh!" kekeh nya.
Tara menaiki satu persatu anak tangga dengan santai. Ia menoleh ke arah belakang, sekejam lampu nya menyala membuat mata Tara sedikit silau.
Ia mengerjapkan mata nya perlahan. Tara melihat papa dan mama nya tengah di ikat di kursi dengan lakban yang bertengger di mulut mereka.
"Papa! Mama!" Tara berlari menghampiri mereka. Ia membuka lakban yang berada di mulut mama nya terlebih dahulu.
"Hah, Ara pergi dari sini. Cepat pergi, mereka iblis nak. Pergilah dari sini!"
"Ma, ada apa denganmu. Mengapa bisa seperti ini?" tanya Tara lirih.
Lusi melihat kanan dan kiri nya, "pergilah cepat, sebelum ia ke sini!"
Belum sempat Tara menjawab, suara tepukan tangan beradu pada kesunyian malam.
"Wah ada drama keluarga disini ya?" suara wanita mendominasi.
Tara menoleh, "s-siapa kamu?" tanya Tara.
Wanita itu menunjukkan raut keterkejutan, tapi Tara yakin itu hanya ekspresi yang dibuat-buat.
"Lusi kenapa tidak memberitahu nya bahwa aku adalah bibi nya!"
"Bibi?" beo Tara.
"Dasar iblis, aku tidak sudi mempunyai saudara sepertimu!" teriak Lusi lantang.
"Apa yang kau mau dari keluarga kami hah!" Xavier angkat bicara.
Wanita bernama Linda yang merupakan bibi Tara berjalan anggun ke arah sofa dan duduk dengan penuh wibawa.
"Kau menjalani kehidupan yang sangat baik, itu mengangguku tahu!" jawabnya sok lembut.
"Lepaskan orang tuaku sekarang!" titah Tara.
"Hei siapa kau berani memerintahku!" sarkas nya.
"Apa mau mu sekarang?" tanya Tara sinis.
Tara tak tahu ada apa dengan wanita itu, apa hubungannya dengan keluarga Tara. Tara tak mengetahui ini semua. Yang jelas Tara mengetahui bahwa wanita yang ada di hadapannya sekarang sangat lah berbahaya.
Wanita itu mengeluarkan pistol dari balik blazer yang ia kenakan.
"Kematian kalian!" ucap nya diakhir dengan jeritan Tara.
Linda menembak kaki Tara. Tara duduk tersungkur ke lantai dilumuri darah yang keluar dari kaki nya.
"ARA!" teriak kedua orang tua Tara bersamaan.
"Brengsek, lepaskan aku Linda!" emosi Xavier sudah memuncak melihat putrinya jatuh bersimbah darah.
Tara tidak menjerit, jeritannya seolah tertahan di tenggorokan. Ia tidak ingin wanita itu menganggap nya lemah. Karena bukan saat nya ia menjadi lemah. Tapi ia berani bersumpah, rasa nya sangat sakit sekali.
"Kau boleh membunuhku Linda, asal kau lepaskan putriku!"
"Pilihnya siapa duluan yang akan menemui tuhan, aku akan menunggunya!" wanita itu kembali duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
Tara mendekat ke arah Xavier dan Lusi.
"Ara, pergilah dari sini. Disini berbahaya nak, kamu tidak tahu bahwa yang menembakmu itu iblis!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAR
Teen Fiction"Gue itu butuh elo! Seperti jantung yang butuh detaknya!" - Althan Benedict Lirand ......... Primadona SMA Nusa Bakti,,, Orang terganteng,,, Terkaya,, Terjahil,, Ter,,,,, Errrr Ketemu dengan si beruang betina adalah masalah bagi nya. N...