29 - Awal yang baru

2.2K 170 3
                                    

Happy reading,,,,

Tara sudah memutuskan untuk mengubah sedikit kehidupannya. Ia akan mengubah hari-hari nya. Dan ia akan menuruti harapan nenek nya.

Ia bersiap di depan cermin megah di kamarnya.

"Perfect," gumamnya setelah memoles lip balm di bibirnya.

Ia segera turun untuk sarapan bersama dengan papa dan mama nya.

"Selamat pagi everyone! I'm coming!" teriak Tara membahana.

"Aduh Ara, jangan teriak-teriak dong! Telinga mama sakit nih!" jawab Lusi melihat anaknya datang.

Tara duduk di samping papa nya, "maaf, itu sebagai bentuk pelampiasan Ara!" Tara hanya cengengesan.

"Mama suka liat kamu bisa kayak dulu lagi,"

"Emang Ara dulu kayak apa?"

"Ya kayak gitu. Lebih ceria. Lebih hidup gitu!"

Tara mendengus, "emang selama ini Tara gak hidup?"

"Ya gak gitu-"

Xavier melerai kedua nya, "sudah-sudah! Kita sarapan dulu!"

Mereka pun sarapan dengan khidmat tanpa ada yang membuka suara. Beberapa menit kemudian Tara selesai dengan sarapannya ia pamit kepada papa dan mamanya.

****

"Selamat pagi," sapa Tara dengan senyum ketika masuk ke dalam mobil Althan.

Jangan heran kenapa Tara dijemput terus dengan Althan sekarang. Pada malam Tara menangis itu,  Althan memberikannya tiga permintaan pada nya.

Permintaan pertama Tara sudah ia minta pada Althan. Ia meminta Althan menjadi supir nya mulai sekarang.

Kapan lagi punya tunangan yang merangkap menjadi supir se-tampan Althan. Kesempatan tidak boleh di sia-siakan bukan?

"Selamat pagi juga," sapa Althan tak kalah manis nya.

Entah mengapa hati Tara selalu berbunga-bunga ketika mendapat perlakuan manis dari Althan. Ia sangat suka jika diperlakukan seperti itu.

Sejak Althan menjadi sandarannya di saat ia lagi butuh, Tara sudah memutuskan untuk menerima pertunangan mereka dengan lapang dada.

Ia berusaha untuk menerima Althan dalam hidupnya. Mungkin saja suatu saat ia akan mencintai laki-laki itu. Atau kah ia sudah mencintai nya?

"Kita berangkat ya Ra?" tanya Althan membuyarkan lamunan Tara. Tara hanya mengangguk sebagai jawabannya.

Althan melirik pada Tara yang sibuk dengan rambutnya, terbesit dalam benaknya untuk menjahili gadis itu.

"Eh Ra, dirambut lo ada kutu tuh!"

"Hah? Mana?" tanya Althan panik.

"Sini deh gue ambilin!" Tara mendekatkan kepalanya pada Althan yang masih fokus menyetir.

"Aww, sakit Althan!" Althan menjitak kepala Tara. Tidak kuat dan tidak pelan tapi mampu membuat Tara mengaduh sakit.

ALTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang