Jangan lupa vote nya ya teman-teman ;)
Happy reading,,,,
Althan telah menunggu Tara sadar hingga tengah malam. Namun Tara belum bangun juga. Setelah bertanya pada dokter, Tara belum siuman karena dosis obat tidur yang diberi dokter cukup banyak.
Althan tengah mengotak-atik ponselnya ketika mendengar lenguhan pelan berasal dari bibir mungil gadis yang tengah berbaring lemah di atas ranjang.
"Ngghhh....."
Mendengar itu Althan langsung mendekat pada Tara.
"Ra?" Althan memegang sebelah tangan Tara.
Tara terisak mengingat kejadian yang menimpanya. Ia menangis sesegukan. Althan membawanya dalam dekapannya dan mengelus lembut rambut Tara.
"A-aku...ta-kut Al,"
"Aku disini Ra, kamu jangan takut ya?"
"D-dia...ma-u...bu-nuh...aku A-althan," ujar Tara terisak.
"Sudah Ra, gak usah dipikirin ya,"
"Di-a....me-men-cekik...le-herku.. hiks,"
Tara tak berhenti nya terisak, ia sangat takut, benar-benar takut.
Althan melepaskan dekapannya pada Tara. Tara masih histeris memikirkan kejadian itu.
Althan menangkup wajah Tara, "hey."
Tara tak sanggup melihat mata Althan, ia sangat takut sekarang.
"Hey look at me!" titah Althan lembut. Hal itu berhasil membuat Tara menatap mata nya.
"Dengar aku, selama ada aku gak akan ada yang berani nyakitin kamu Ra," ujar nya mengelap sisa-sisa air mata.
"Aku janji, aku akan selalu lindungi aku dari bahaya Ra!" janji Althan pada Tara.
"Di-dia...a-akan...mem-bunuhku?" tanya Tara polos diiringi isakan kecil.
"Tidak, tidak akan kubiarkan sedikit pun kau terluka bahkan sehelai rambut pun!" ujar Althan tegas.
Tara kembali memeluk Althan, mencari kenyamanan di sana.
"Aku mencintai mu Althan!" lirihnya dalam hati.
"Ya sudah, sekarang mari kita tidur. Besok harus sekolah kan."
Tara mengangguk. Althan membantu nya untuk tidur, ia menyelimuti Tara dan mengelus rambut nya.
Saat Althan ingin keluar Tara menarik tangannya.
Seolah mengerti apa yang dimaksud Tara Althan tersenyum lembut.
"Aku ada dikamar sebelah, aku sudah meminta izin pada orang tua mu untuk menginap disini,"
"Tidurlah," lanjut Althan kemudian meninggalkan kamar Tara.
****
"Halo,"
"Apasih Al, malam gini bangunin gue!" jawab Rey kesal. Bagaimana tidak ini sudah tengah malam. Namun Althan merusak tidur nya.
"Gue punya kerjaan buat lo,"
"Berani bayar berapa hah?"
Althan tersenyum misterius, "gue bantuin deketin adek gue gimana?"
Althan yakin Rey tengah berjingkrak senang selama ini. Althan tidak bodoh untuk mengetahui bahwa sahabat nya itu suka sama adik cerewet nya yang baru puber itu.
Kadang Althan berfikir kenapa Rey suka dengan adiknya? Althan saja kadang merasa jengah melihat tingkah hyper aktif adiknya itu.
"Oke gue setuju!"
"Lo kerumah Tara sekarang," titah Althan tak terbantah.
Sambungan pun terputus menyisakan Althan yang tengah memikirkan keadaan Tara. Ia tak menyangka Tara yang angkuh itu begitu takut tadi. Ketakutan jelas terpancar dimatanya.
Althan menerima pesan dari Rey, ia segera membukakan pintu agar Rey masuk. Dan ia segera mengajak Rey ke kamarnya.
"Jadi gimana nih?" tanya Rey menjatuhkan diri di ranjang empuk Althan.
"Lo retas keamanan rumah Tara!"
"Lo bangkrut Al?" tanya Rey was-was.
Sebuah bantal mendarat tepat di muka tampan Rey.
"Hari ini, ada yang mengancam Tara. Dia bilang akan membunuh nya. Gue gak ngerti siapa yang lakuin ini, gue mau lo selidiki ini!"
Rey tampak terkejut, ia segera mengeluarkan laptop dari tas yang ia bawa. Jari-jari nya menari di atas keyboard laptop.
Rey itu hacker handal yang bersembunyi di balik tampang badboy nya. Rey bahkan pernah membantu pemerintah untuk memecahkan kode sindikat teroris.
Beberapa saat kemudian, Rey menyodorkan laptop nya pada Althan.
"Lo kenal cewek ini Al?"
Althan mengamati dengan seksama.
"Entahlah, dia pakai masker gue gak begitu yakin,"
"Menurut lo, siapa?"
"Mungkin kah mantan-mantan gue atau fans fanatik gue?" gumam Althan tak jelas.
"Gak mungkin lah Al, kalau itu mantan-mantan lo, gue yakin gak mungkin. Berani banget mereka kalau sampai itu mereka,"
Althan mengangguk paham, dan mengamati lekat Rey.
"Gue harus lebih ekstra melindungi Tara, sekarang ada yang mengincar nyawanya," ujar Althan tegas.
"Gue juga bakal nemenin lo kok Al," jawab Rey menepuk bahu Althan.
"Em, gue nginap disini ya? Gue ngantuk!" sebelum Althan mengamuk, Rey segera menarik selimut dan membungkus dirinya tak memperdulikan Althan yang tengah menahan hasrat untuk mengamuk sekarang.
****
Maaf ya gais pendek part nya :)
Oke jangan lupa vote dan comment nyaTerima kasih sudah mau menyempatkan diri membaca ALTAR
SEE YOU NEXT PART READERS
Salam cinta,,,,
Linaayaa_
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAR
Teen Fiction"Gue itu butuh elo! Seperti jantung yang butuh detaknya!" - Althan Benedict Lirand ......... Primadona SMA Nusa Bakti,,, Orang terganteng,,, Terkaya,, Terjahil,, Ter,,,,, Errrr Ketemu dengan si beruang betina adalah masalah bagi nya. N...