Happy reading,,,,
"Bener kan, Syeena tuh cuma sakit bohongan Al, dia cari perhatian lo!" ujar Rey menggebu setelah Althan keluar dari UKS bersama Tara.
"Kamu salah Rey, dia beneran sakit," ujar Tara lemah.
Rey dan Willy nampak terkejut, "Mana mungkin, tadi dia gak kenapa-kenapa kok tiba-tiba aja langsung gitu," tambah Willy.
"Usus buntu nya kambuh!"
Setelah mengatakan itu Althan pergi dari Rey dan Willy, dia pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya.
"Ah sial! Kenapa gue gak berdaya liat wajah lemah nya!" Althan mengerang frustasi.
"Gak mungkin gue suka sama 2 cewek sekaligus!" lanjutnya.
"Cowok apaan gue kalau itu terjadi!"
Tak lama kemudian Althan keluar setelah selesai membasuh wajahnya.
Ia melihat Tara yang mondar-mandir di depan toilet cowok.
"Kenapa Ra?" tanya Althan bingung.
Tara menengok, "Kamu gak apa-apa?" tanya nya balik.
"Aku gak apa-apa kok," ujarnya berusaha tenang padahal dalam lubuk hatinya sangat tak tenang.
Tara tak yakin dengan pengakuan Althan, pasalnya Tara bisa melihat dengan jelas dari raut wajah cowok itu bahwa ada yang sedang dipikirkannya.
****
Di UKS itu hanya ada Althan yang menjaga Syeena memperhatikan wajah yang dulu amat di cintainya entah kenapa sekarang ia bimbang apakah ia masih mencintai cewek itu apa tidak.
"Ben," panggil Syeena lemah.
Suara Syeena membuyarkan seluruh lamunan Althan. Althan lekas menghampiri Syeena dan membantunya untuk duduk.
"Yang lain kemana?" tanya Syeena dengan suara serak.
Althan mengambil salah satu kursi dan duduk di dekat brankar Syeena.
"Ada di kantin lagi makan!"
"Tara mana?"
"Di kantin juga,"
Beberapa detik mereka terdiam dan tak memulai percakapan. Sampai Syeena kembali mengajaknya bicara.
"Aku kangen masa-masa di mana kamu senang temani aku di UKS dan itu cuma kita berdua,"
Althan menoleh mencari kebohongan pada sepasang manik indah itu.
"Dulu kamu sangat perhatian sama aku, sedikit aja bergerak kamu sudah marah-marah gak jelas," lanjut Syeena sedikit tertawa.
"Ben?"
"Iya,"
"Bisakah kita mulai dari awal lagi?"
Althan terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa. Ia sudah memberikan 14 hari waktu nya untuk Tara, ia tak bisa memberi Syeena juga sebelum tantangan itu selesai.
Pintu UKS itu terbuka menampilkan Tara yang tengah membawa makanan.
"Al, ini aku bawakan makanan. Ada buat Syeena juga," ujar nya lemah.
Althan tahu Tara mendengar semua nya, ia yakin perasaan cewek itu sangat terluka.
"Kalau gitu, aku ke kelas dulu ya,"
"Terima kasih ya Tara," ujar Syeena tersenyum tulus.
Setelah Tara keluar Althan membuntuti nya, ia ingin berbicara pada Tara.
"Eh?" Tara merasakan pergelangan tangannya di tarik oleh seseorang.
Dan orang itu adalah Althan, ia membawa Tara ke tempat yang lebih sepi.
"Ra, ini gak seperti yang kamu bayangkan," ujar Althan tak tenang.
Tara melepas genggaman itu, " Aku tahu Althan, aku ngerti kok,"
Althan bingung kenapa ia harus menjelaskannya pada Tara, tapi sesuatu di lubuk hati nya mendesak agar ia menjelaskannya pada Tara.
"Aku ngerti Althan walau bagaimana pun Syeena adalah cinta pertama mu, akan sulit melupakan cinta pertama. Tapi aku tetap akan berusaha kok sampe aku benar-benar lelah,"
"Jangan ngomong gitu Ra," peringat Althan.
"Syeena juga lagi sakit pasti dia butuh kamu, sana gih," Tara mendorong pelan bahu Althan.
"Ra?" panggil nya.
"Hm?"
"Gak apa-apa,"
Tara tertawa pelan, "Gak jelas!"
Althan pun senang melihat tawa itu, akhir-akhir ini Tara tidak banyak tertawa seperti sebelumnya.
Seperti nya misi itu sangat menganggu nya sehingga ia tak punya waktu untuk tertawa.
****
Tara kembali ke kelas dan duduk tenang di tempatnya. Ia masih memikirkan tenang Althan dan Syeena.Mereka berdua terlihat saling mencintai, apakah dengan adanya keberadaan Tara di tengah-tengah mereka adalah hal salah?. Tapi Tara hanya ingin memperjuangkan cinta nya saja.
Tara sangat bimbang sekarang, ia sampai tak sadar sejak tadi Bella memanggil namanya.
"Ra?"
"Ra?"
"Ara?" Bella menepuk pelan bahu Tara.
"Hah? Iya Bell?" jawab Tara masih terkejut.
Bella tersenyum, "Ada apa Ra? Cerita sama aku,"
Bella tahu ada yang menganggu di dalam kepala cantik sahabatnya itu. Karena tak biasanya Tara melamun dengan khidmat nya seperti itu.
Tara menatap Bella cukup lama. Suasana kelas yang masih sepi karena jam istirahat membuat Tara terbawa suasana.
Ia memeluk Bella dan menangis sesegukkan.
"Hushh cup cup," Bella menepuk punggung Tara untuk membuat Tara tenang.
"Sakit Bell, aku gak nyangka bakal sesakit ini," katanya berderai air mata.
"Kalau kamu jatuh cinta, kamu harus berani dong nanggung akibatnya. Kamu kan kuat, kamu Tara yang kuat percaya itu,"
Bella tak henti-hentinya mengucapkan kata penyemangat agar Tara termotivasi lagi.
Tara mengurai pelukannya dan menghapus air matanya.
"Ayolah Ra, masih ada waktu, Althan cuma bimbang sama perasaan nya. Soalnya dulu dia sangat mempercayakan hatinya pada Syeena, dia juga suka banget sama Syeena, sudah tergila-gila parah dia!"
"Tapi aku yakin 1000% sekarang hati nya cuma buat kamu Ra,"
Tara menatap dalam Bella seolah mencari kebohongan di sana.
"Tapi kalau kamu salah gimana?"
Bella memegang tangan Tara, " Trust me, semua nya akan berjalan lancar Ra, aku sama Althan sudah sahabat dari kecil, aku kenal banget sama Althan. Dia bakal sadar sama perasaannya!"
Tara tersenyum, ia menangguk dan menyemangati diri nya sendiri.
"Iya, aku gak boleh putus asa dulu. Masih ada 8 hari,"
"Iya dong, semangat!"
"Semangat!"
Bella kembali memeluk Tara, menyalurkan sedikit kekuatan agar cewek itu tak mudah menyerah.
****
Jangan lupa vote dan comment serta follow author ya
Terus support ALTAR dan sukai ALTAR
Share ke teman-teman kalian juga ya
SEE YOU NEXT PART
Salam cinta,,,,
Linaayaa_
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAR
Teen Fiction"Gue itu butuh elo! Seperti jantung yang butuh detaknya!" - Althan Benedict Lirand ......... Primadona SMA Nusa Bakti,,, Orang terganteng,,, Terkaya,, Terjahil,, Ter,,,,, Errrr Ketemu dengan si beruang betina adalah masalah bagi nya. N...