48 - Kencan kedua

1.6K 157 4
                                    

Happy reading,,,,


"Jadi kompensasi nya adalah....."

****

Tara terus menunggu jawaban dari bibir Althan. Entah kenapa jantungnya berdetak lebih cepat kali ini.

"Kencan kedua kita, gimana?"

"Hah?"

Tara sangat bingung pada Althan, tumben sekali Althan mau mengajaknya jalan-jalan. Seingatnya waktu itu dia yang mengajak Althan untuk kencan dengan alih-alih tante Lisa menyuruhnya.

Tara ingat betul saat itu ia perlu perjuangan yang sangat keras membujuk Althan. Namun kali ini Althan sendiri yang mengajaknya untuk kencan. Apakah Althan tengah kesambet?.

"Iya ayo kita kencan Ra, kamu kan tunangan aku!" ucap Althan penuh ketegasan.

Tara hanya tergugu, ia masih bingung dengan tingkah Althan.

"Hey, kok ngelamun?" Althan mengibaskan tangannya didepan wajah Tara.

"Eh iya?"

"Mau gak?"

"Ah itu, i-iya aku mau!"

Althan memegang tangan Tara. Tara bersumpah sekarang ia tengah berkeringat dingin merasakan kulit mereka bersinggungan.

Althan tersenyum, senyum yang mampu membuat seluruh kaum hawa berlutut di depannya.

"Aku jemput jam 7 ya?"

"O-oke,"

Althan mengacak rambut Tara, "sana gih, Bella dan nunggu tuh di depan!"

"Hah?"

"Bella nunggu itu!" Althan terkekeh melihat wajah polos yang sedang bingung itu. Sangat lucu, batinnya.

"Oke, aku pergi dulu," Tara mulai memundurkan langkahnya.

"Hm,"

"Dah,"

"Dah," sahut Althan.

"Aww," Tara menyenggol salah satu meja di sana.

"Eh hati-hati!" Althan hendak menghampiri Tara namun segera di cegah Tara.

Tara tersenyum kaku, "aku gak apa-apa kok, ya sudah aku pergi dulu ya, dah!"

Tara segera pergi dari sana, ia sangat malu. Ia berharap bumi menelannya sekarang juga.

****
Tara sedang bersiap sekarang. Ia sempat bingung tadi tentang pakaian apa yang akan ia kenakan. Akhirnya setelah melakukan panggilan video melalui skype dengan Nara, Tara memutuskan untuk memakai gaun santai selutut dengan model sabrina.

Tara sangat tak pandai memilih pakaian. Saat ada Nara, kakak nya itu lah yang selalu memilih pakaian. Meskipun Nara tak terlalu memperhatikan fashion tetapi ia sangat mengenal selera adiknya dalam waktu yang cukup dekat.

"Apalagi yang kurang ya?" tanya Tara memandangi pantulan diri nya di cermin.

Ia nampak berfikir sejenak, kemudian mengambil sebuah liontin dari sebuah kotak beludru. Dan memakai nya dileher.

"Hem perfectly!"

Ia mengambil tas nya dan ponselnya. Ternyata sudah banyak panggilan masuk dari Althan.

Ia pun segera keluar dan menemukan Althan yang berdiri dengan tenang di samping mobilnya.

"Emm,,"

Althan menoleh, melihat peri tak bersayap yang tengah berjalan ke arahnya.

"Huh akhirnya sang putri datang!" canda Althan.

ALTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang