BAB|1

2.3K 61 7
                                    

Aku tidak tahu pasti
kapan dan mengapa cinta itu bisa hadir?

seperti setiap orang yang Sedang bertanya kepada diri mereka sendiri:
kapan detik pertama dari kehidupan bumi ini dimulai?

tapi satu yang hal pasti, bahwa cinta itu hadir karena permohonan dari seseorang yang sangat ingin dicintai...

Apakah kau pernah melihat seseorang mengemis karena ingin dicintai?

pernahkah kau melihat orang mengemis untuk cinta mereka yang miris...dan berakhir teragis?

Dan kini aku sedang bertanya-tanya tentang bagaimana kisah cintaku dimasa depan...

akan kah aku juga termasuk salah satu dari mereka? yang mengemis untuk masalah ingin dicintai...

***

"Aku suka sama kamu," menatap pemuda didepannya dengan Wajah tenang. Gadis bernama Siska itu meraih kedua tangan cowok bernama Serkan Orland, lalu kembali berkata.

"Ya walaupun orangtua kita akan menikah. Tapi gak ada masalah karena kita bukan saudara kandung!" serunya dengan begitu tenang.

Memutar bola matanya malas, cowok bernama Serkan itu menepis tangan Siska calon adik tirinya. Yang entah sejak kapan ada rasa dengannya.

Menatap Siska dingin, tanpa membalas ucapan Siska cowok itu langsung pergi tanpa sepatah kata.

Jika dia berbicara juga tidak akan di dengarkan oleh Siska. Ini bukan pengakuan pertama dari adik tirinya, tapi untuk yang kesepuluh kalinya.

Serkan tidak pernah lupa dengan setiap pengakuan Siska yang memiliki perasaan lebih terhadapnya. Gila memang rasanya disukai oleh adik tirinya. Padahal baru kenal, udah ngajak Serkan pacaran. Ya, kan saat itu Siska tau, kalau posisinya sebentar lagi akan menjadi adik tiri Serkan.

Duduk kembali di kursinya, Serkan menatap papa dan juga ibu tirinya yang sama-sama sedang menikmati kebersamaan mereka.

Hanya diam, dan bersikap tenang. Serkan terus menatap papanya yang terus tersenyum bahagia.

"Kamu bakal nyesel nyia-nyiakan aku kak Serkan." ucap Siska ikut duduk disamping Serkan.

Melirik Siska sekilas, Serkan tidak membalas ucapan Siska dan malah kembali bersikap dingin.

Menggigit bibir bawahnya, perlahan tangan Siska menyentuh paha Serkan mengelusnya lalu menatap Serkan yang sedang menahan untuk tidak marah di hari pernikahan papanya.

"Aku suka ini," kata Siska lalu tersenyum lebar.

Bangkit, dengan kedua tangan terkepal. Serkan menatap Siska dengan tajam, sedetik setelahnya cowok itu memutuskan untuk pergi.

Tapi sebelum pergi, Serkan sempat menendang kursinya hingga terjungkal dan akhirnya jatuh ke lantai. Membuat antensi para tamu teralihkan.

Melihat kepergian Serkan, dengan ekspresi puas, Siska terkekeh pelan.

"Gemesin banget si." gumamnya lalu meraih galas bekas Serkan kemudian meminumnya.

   (^.^)

Usai menatap gedung acara pernikahan papa dengan mama tirinya, dengan manik memerah. Serkan, akhirnya memutuskan untuk pergi. kemana saja asal tidak di tempat ini, rasanya dadanya sangat sesak seakan tidak ada oksigen disekelilingnya.

SERKAN[TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang