BAB|48

228 13 0
                                    

Seorang pria paru baya, dengan setelan mamakai jas berwarna hitam yang membuatnya tampak keren.

dengan senyuman mengembang, dia keluar dari pesawat untuk menemui putranya. Yang mungkin saat ini sudah menunggunya di Bandara Udara Internasional Soekarno–Hatta.

Bara segera mengeluarkan ponsel bermerek baru dari saku celana dan menelpon seseorang.

 "Daddy sudah di bandara." ucapnya saat telpon miliknya sudah terhubung dan segera mematikan secara sepihak tanpa mendengar jawab dari orang yang dia hubungi.

Tak lama dia sampai, tiba-tiba mobil sport hitam berhenti di depannya. dan saat bersamaan, orang dari dalam mobil keluar.

"Welcome Daddy!" sapa Gerland lantas memeluk daddy yang begitu dia rindukan.

Setelah pelukan antara anak dan ayahnya itu sudah selesai, mereka segera masuk ke dalam mobil sport hitam milik Gerland.

 
"how are you boy?" tanya Bara karena dia memiliki insting tajam, kalau putranya ini sedang banyak pikiran sekarang.

"I fine dad, really." jawab Gerland berbohong, tidak mungkin dia mengatakan hubungannya dengan pacarnya sedang ada yang mengaggu.

"Jangan berbohong, Daddy bisa melihat semuanya, Gerland." ucap Bara yang mengetahui putranya sedang berbohong.

"Akan aku ceritakan saat sampai di apertemen," ujar Gerland pasrah, karena dia tak bisa berbohong kepada daddynya.

  "Okey." jawab Bara yang di angguki Gerland, setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara anak dan ayahnya itu. Hingga mereka sampai di sebuah apartemen milik Gerland.

seperti katanya saat berada didalam mobil, Gerland segera menceritakan segalahnya. Tentang dia yang gagal saat ingin membunuh Serkan.

"What? Berani sekali dia mengaggu hubungan mu dengan Khanza." kesal Bara setelah mendengar penjelasan dari putranya, yang mengatakan kalau ada seorang pria yang mencoba mendekati calon menantunya.

"Hmm, aku sudah bencoba menghabisinya tetapi sial aku gagal." kata Gerland, yang mulai kesal saat mengingat pekerjaan anak buahnya yang sangat tidak becus, padahal hanya menghabisi satu orang saja.

"Tenanglah boy, Daddy punya cara agar bocah itu tidak lagi mengaggu pacar mu." kata Bara mencoba menenangkan putranya, karna dia memiliki rencana yang membuat penganggu itu tidak lagi muncul dengan sangat mudah.

 "Serius Daddy, bagaimana caranya?" tanya Gerland yang kini menatap daddynya dengan penuh harapan.

"Lihat saja nanti!" cetus Bara seraya tersenyum miring. karena dia sangat bahagia dengan rencana yang sangat mudah ini.

"Bersiap lah, kita akan makan malam di rumah Rendi hari ini." sambung Bara yang segera berdiri dari sofa, sedangkan Gerlan tersenyum bahagia. Ah sebenarnya tanpa di beri tau juha dia sudah mengtahui rencana apa yang akan di lakukan dadynya itu..

***

Sedangkan di rumah kediaman Gargio, seorang gadis cantik sedang menatap dirinya lewat pantulan cermin, besar di hadapannya.

satu tangannya bergerak menyelipkan jepitan bergambar kucing di rambutnya. yang dimana  membuat gadis itu semakin cantik.

SERKAN[TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang