BAB|30

216 13 0
                                    


"Gimana keadaan Serkan?" tanya Rendi saat melihat Khanza hendak pergi ke sekolah.

Tersenyum, kemudian berjalan ke arah papanya. Khanza menjawab,"Cukup baik pa. Sekarang Serkan bisa kembali kesekolah!" ujar Khanza melaporkan keadaan temannya itu kepada papanya. Yang kerab bertanya tentang keadaaan Serkan. Mau bagaimana? katanya, setelah bermain golf bersama Serkan status cowok itu telah berubah menjadi sahabat papanya. Entahlah, yang terpenting papanya tidak membenci Serkan.

Duduk dikursi untuk sarapan bersama, Khanza dia makan sambil terburu-buru. Sepasang matanya tak lepas dari ponsel yang sengaja dia letakan di atas meja. Rendi yang memperhatikan putrinya hanya bisa menggeleng pelan kemudian menegur gadis itu untuk tidak bermain ponsel saat makan.

Mengangguk mengerti, Khanza melanjutkan aksi makannya tanpa bermain ponsel. Tiba saat dia selesai, sambil berpamitan ke papanya gadis itu segera berlari ke arah pintu utama.

disana dia melihat ada Serkan yang sedang menunggunya.

Senyum Khanza melebar setelah melihat Serkan datang dengan motor meticnya.

"Motor siapa?" tanya Khanza lalu menerima helm yang disodorkan Serkan untuknya.

Naik ke atas motor Serkan seraya memakaikan helmnya dikepalanya. Khanza menepuk pundak cowok didepannya itu pelan.

"Paman." Serkan menatap wajah Khanza dari kaca spion.

"Keren!" pekik Khanza kegirangan lantas memeluk pinggang Serkan.

Khanza bukan tipe cewek yang malu-malu kalau digonceng oleh cowok ganteng seperti Serkan. Semakin dia mengenal orang, akan semakin bar-bar pula sikap yang dia tunjukan kepada temannya itu.

"Keadaan kamu gimana?!" tanya Khanza setengah berteriak. Agar Serkan dapat mendengar suaranya, dijalan raya banyak sekali suara kendaraan sehingga suaranya mungkin di bawa oleh angin jika dia  berbicara dengan nada pelan.

"Seperti yang lo liat sekarang!" balas Serkan ikut bersuara tinggi.

menganggukan sekali kepalanya, Khanza berkata.

"Bagus. Teman-teman pasti akan senang melihat kamu sudah sembuh!"

Serkan melirik wajah Khanza dari balik kaca spion. Tanpa sadar, cowok itu tersenyum lebar.

"Hari ini sekolah bakal ngadain bazar!"

"Iya gue tau." balas Serkan.

tak lama mereka berbincang-bincang diatas motor. Akhirnya mereka sampai disekolah. Seperti kata Khanza barusan, sekolahnya sedang ngadain bajar sehingga banyak murid dari sekolah lain yang datang.

melihat suasana ramai sontak membuat Khanza berteriak heboh. Mau bagaimana juga ini adalah bajar pertama setelah pindah ke indonesia. Saat dia sekolah di Amerika setahun yang lalu tidak ada bajar seperti ini disana.

ya maklum namanya juga negara orang. Dan saat ibunya meninggal, Khanza tinggal bersama dengan papanya. Dari kecil orangtua Khanza berpisah, dan gadis itu diasuh oleh ibunya yang berwarga negara asli Amerika.

terlalu senang sampai menarik tangan Serkan untuk ikut bersamanya.

mereka berdua menghampiri tempat dimana kelas mereka membuka usaha.

"Ni kostum untuk kalian berdua!"

Baru juga datang, Serkan dan Khanza langsung diberi tugas.

"Lo merintah gue?" tanya Serkan sinis.

reflek Amar menerjapkan maniknya tidak percaya. Sedetik setelahnya cowok itu berteriak kegirangan melihat Serkan  sudah kembali bersekolah.

"Kenapa gue harus pakai kostum buaya? Apa tampang gue ada mirip-miripnya sama buaya?" tanya Serkan tidak terima.

SERKAN[TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang